ILUSTRASI. Eco-Enzym Indonesia berkolaborasi dengan Komunitas Urban Farming lokal telah memproduksi sekitar 2500 liter Eco Enzyme berdasarkan formulasi hasil penelitian oleh Dr Rosukon Poompanvong dari Thailand.
Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Asnil Amri
Meski banyak yang mencicipi cuan dari penjualan produk turunan, sebenarnya eco enzyme sendiri tidak dijual. Mereka yang benar-benar mengadopsi konsep ini, pasti tidak akan memperjualbelikannya.
Nina Susilo dari komunitas Eco Enzyme Bogor bilang, Dr Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik di Thailand, yang merupakan penemu formula eco enzyme saja tidak mengambil royalti dari hasil temuannya. "Kami konsisten mengikuti apa yang dilakukan penemunya. Kalau di marketplace ada yang jual, kami tidak tahu," ujarnya.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.