Berita Saham

Semen Indonesia (SMGR) Mencari Alternatif Bahan Bakar Lewat Praktik ESG

Senin, 18 Maret 2024 | 06:00 WIB
Semen Indonesia (SMGR) Mencari Alternatif Bahan Bakar Lewat Praktik ESG

ILUSTRASI. Proses uji coba pengembangan beton menggunakan produk semen hidraulis tipe high early SNI 8912:2020 di fasilitas laboratorium R&D dan batching plant Pulogadung.

Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID. Mencari bahan bakar alternatif lebih ramah lingkungan menjadi salah satu ikhtiar PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Ini menjadi bagian dari program perusahaan dalam memenuhi aspek lingkungan (environment), sosial (social), dan tata kelola perusahaan (governance) atau ESG. 

Johanna Daunan, Vice President of Sustainability Office SIG menjelaskan, aspek ESG sangatlah penting untuk strategi dan operasional bisnis SIG. Pentingnya keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik tidak hanya untuk kebaikan lingkungan dan masyarakat,  juga untuk keberhasilan jangka panjang dan daya tahan bisnis.  

"Dengan memasukkan nilai ESG dalam praktik bisnis dan pengambilan keputusan perusahaan, kami berharap dapat memitigasi risiko, meningkatkan reputasi, dan menciptakan nilai berkelanjutan untuk seluruh stakeholder termasuk investor, pelanggan, pegawai, dan komunitas serta lingkungan hidup," ujar Johanna. 

Salah satu upaya SIG dalam menerapkan ESG adalah pengurangan emisi gas rumah kaca lewat dekarbonisasi. Targetnya emisi GRK dari  cakupan (scope) 1, scope 2, serta mulai perencanaan untuk meminimalisir dampak dari scope 3. 

Oiya, scope 1 ini merupakan emisi dari proses internal, scope 2 merupakan emisi tak langsung dari penggunaan energi tetapi juga dapat berkontribusi terhadap efisiensi biaya produksi semen. Sementara scope 3, emisi dari penggunaan energi yang bersumber dari bahan bakar minyak (BBM) untuk keperluan transportasi di luar SIG.

Johanna bilang, SIG mendukung komitmen pemerintah Indonesia mengurangi emisi karbon secara nasional sesuai dengan yang telah disampaikan di Enhance NDC (ENDC), khususnya terkait target penurunan emisi  untuk sektor industri. 

SIG juga berkomitmen memenuhi target yang tercantum dalam Sustainability Roadmap SIG, termasuk melakukan penurunan emisi karbon sebesar 27% pada tahun 2030 dari baseline 2010. 

Salah satu upaya dekarbonisasi SIG antara lain mencari pengganti untuk bahan bakar batubara.  "Dekarbonisasi menjadi komponen penting dalam strategi berkelanjutan kami, khususnya melalui efisiensi produksi di mana dalam kasus industri semen, energi ramah lingkungan dapat menggantikan sumber energi utama batubara," kata Johanna. 

Batubara punya risiko fluktuasi dan peningkatan harga. Seperti  tahun 2022, harga batubara naik sampai lebih dua kali lipat karena konflik geopolitik Ukraina-Rusia dan turut memperberat beban biaya SIG. 

Di SIG, porsi pengeluaran bahan bakar berkontribusi sekitar 30% terhadap total biaya produksi semen. Pada tahun 2023, SIG telah mencapai tingkat subtitusi termal atau thermal substitution rate (TSR) sebesar 7,3% dari penggunaan bahan bakar alternatif ini.

Ada beberapa langkah pencarian bahan bakar alternatif yang SIG lakukan. Misalnya pengolahan sampah perkotaan dengan metode refuse-derived fuel (RDF). Bukan hanya jadi bahan bakar alternatif, RDF bantu mengatasi sampah perkotaan yang menumpuk, bau, dan mengganggu kesehatan. 

Yang terbaru, SIG bersama dengan Pemerintah Kabupaten Gresik terkait pemanfaatan RDF dari tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Belahanrejo dan TPST Ngipik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.  

Kedua TPST ini telah dilengkapi fasilitas RDF masing-masing berkapasitas pengelolaan sampah sebesar 200 ton per hari dan input mesin 20 ton per hari dengan menghasilkan 3,8 ton per hari RDF dari sampah anorganik dan 9 ton per hari RDF dari sampah organik. Melalui kerja sama ini, nantinya RDF dari dua fasilitas tersebut akan dikirimkan ke SIG Pabrik Tuban menjadi bahan bakar alternatif substitusi batubara.  

Pemanfaatan RDF juga dilakukan oleh anak usaha SIG, yaitu PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) pabrik Cilacap. Kapasitas pengolahan sampah mencapai 150 ton per hari dari total kapasitas 200 ton per hari. Sampah terolah ini mampu menghasilkan produk pengganti bahan bakar batubara hingga 60 ton per hari untuk tungku pembakaran pabrik semen. 

Untuk substitusi termal, SIG menggunakan  Alternative Fuel & Raw Material (AFR), yang berasal dari sekam padi, tongkol jagung (bonggol) dan limbah kulit. Sumbernya diambil dari pemasok dan petani lokal. Sebagai gambaran, setiap 1 ton sekam bisa menggantikan sekitar 0,2 ton batubara. Sedangkan 1 ton limbah kulit bisa menggantikan 1,05 ton batubara. 

Limbah industri juga bisa diolah sebagai alternative fuel. Limbah industri berasal berbagai perusahaan, mulai dari industri migas hingga industri barang konsumer atau Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

Di PT Solusi Bangun Indonesia Narogong misalnya, pabrik sudah memanfaatkan 5% biomassa sekam padi untuk menyubstitusi batubara, serta 12% bahan bakar alternatif lain dari limbah industri dan domestik (RDF).

Sumber EBT lainnya dari tanaman Kaliandra yang merupakan tanaman energi. Tanaman ini memiliki nilai kalor sebesar 3.931 kilokalori per kilogram (kkal/kg) hingga 4.059 kkal/kg. Kaliandra ditanam pada lahan perusahaan dan dikelola bersama petani lokal sekitar wilayah operasi perusahaan. 

Selain RDF dan bahan baku mentah, strategi lain SIG untuk menekan emisi adalah dengan mengonversi BBM. Anak usaha SIG, PT Semen Gresik Pabrik Rembang pada Februari lalu telah berhasil mengonversi 100% penggunaan BBM ke Compressed Natural Gas (CNG). 

Bahan bakar yang lebih ramah lingkungan ini digunakan untuk mengoperasikan finish mill atau penggilingan semen pada tahap akhir proses produksi semen.

CNG atau gas alam terkompresi dinilai lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi lebih rendah dibanding bahan bakar fosil karena mengandung lebih sedikit karbon dan menghasilkan sedikit emisi polutan. Dengan mengonversi BBM ke CNG, emisi karbon CO2 dari hasil pembakaran bisa ditekan dari 74,1 kg CO2/GJ menjadi 56,1 kg CO2/GJ.    

Aspek sosial

Langkah SIG meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan beriringan dengan penyediaan produk semen ramah lingkungan. Perusahaan menyadari, ke depan, permintaan bangunan ramah lingkungan (green building) akan semakin meningkat, diiringi peningkatan permintaan terhadap produk semen dengan emisi CO2 yang lebih rendah serta memanfaatkan energi baru dan terbarukan. Produk semen hijau SIG misalnya ada di produk  PwrPRO,  EzPro, dan SpeedCrete. 

Tak hanya fokus pada aspek lingkungan, SMGR juga aktif menggelar berbagai program tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) untuk memenuhi aspek sosial dalam ESG. Inisiatifnya, antara lain revitalisasi ikan bilih untuk mendukung konservasi di Danau Singkarak. Program ini melalui PT Semen Padang meraih penghargaan PROPER Emas 2023. 

Selain itu, inovasi program CSR SIG lainnya adalah pendirian PT Sinergi Mitra Operasi Rembang (SMOR) yang merupakan perusahaan patungan antara anak usaha SIG, PT Semen Gresik dengan enam BUMDes. Tujuannya, membantu peningkatan pengelolaan potensi desa untuk kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar Pabrik Rembang. Berkat inovasi tersebut, SIG berhasil memperoleh penghargaan TOP Leader on CSR Commitment. 

Pada aspek tata kelola perusahaan (GCG), SIG melakukan inisiatif penerapan Kebijakan Respectful Workplace, di mana perusahaan berkomitmen untuk memberi kesempatan yang sama, mengakui dan menghargai perbedaan, dan memastikan lingkungan kerja bebas diskriminasi, kekerasan, pelecehan, dan saling menghargai. 

Karena berbagai langkah untuk berkontribusi terhadap lingkungan, sosial, dan menjaga tata kelola perusahaan yang baik, SIG juga mendapat status perusahaan ESG Star Listed versi Bursa Efek Indonesia dan Sustainalytics. Skor ESG Semen Indonesia versi Sustainalytics yaitu 22,9 yang menggambarkan risiko ESG medium.    

Fluktuasi harga

Menjalankan ESG bukanlah tanpa tantangan. Menurut Johanna, tantangan yang dihadapi dalam penggunaan bakar alternatif adalah terbatasnya sumber bahan bakar alternatif biomassa serta fluktuasi suplai tergantung pada masa panen. 

Sedangkan untuk pengembangan teknologi pengelolaan sampah menjadi RDF, diperlukan investasi besar, sehingga perlu regulasi untuk percepatan program pengelolaan sampah menjadi RDF.

SIG menyediakan dana sampai Rp 2 triliun untuk inisiatif-inisiatif dekarbonisasi. Dana ini didapatkan dari hasil rights issue pada akhir 2022, dan akan digunakan dalam beberapa tahun ke depan. 

Tantangan juga datang dari banyaknya proses atau tahapan yang perlu dijalankan. Mulai dari persetujuan anggaran belanja (capex) dan uji kelayakan.

Setiap proyek pun memiliki tenggat berbeda-beda. Beberapa proyek sudah mulai berjalan sejak tahun 2023, tetapi ada juga yang belum berjalan karena masih harus melalui berbagai tahapan lebih dulu. 

"Semua proyek tentunya diperhitungkan ROI (return of investment) dan nilai keekonomiannya," kata Johanna. Misalnya, selain efisiensi biaya dari substitusi batubara dengan menggunakan bahan bakar alternatif, bagaimana perusahaan menerima manfaat dari jasa atau layanan pengelolaan limbah dengan fasilitas yang dibangun tersebut 

Proyek IKN

Bersamaan dengan efisiensi dan program ESG yang mendukung bisnis keberlanjutan, SIG optimistis dengan pertumbuhan di tahun 2024. 

Perusahaan becermin dari konsumsi semen nasional memperlihatkan pertumbuhan yang positif di akhir 2023. "Hal ini mengindikasikan industri semen memiliki prospek yang baik pada tahun 2024," kata Johanna. 

Menurut laporan Asosiasi Semen Indonesia (ASI) volume penjualan semen domestik kembali tumbuh pada 2023, sebesar 3,5%% (YoY). 

Pada kuartal III-2023, volume penjualan semen SIG sebanyak 29,2 juta ton atau tumbuh 5,9% year on year. Kenaikan ini didorong oleh permintaan yang naik sebesar 6,6% dibanding kuartal kedua. Terutama penjualan semen ekspor SIG tumbuh 34% year on year.  

Memang, di pasar internasional, industri semen masih dihadapkan dengan tantangan akibat berlangsungnya perang, baik di Timur Tengah maupun Eropa Timur, sehingga dapat memengaruhi permintaan. Selain itu, konflik tersebut juga berpengaruh terhadap ketersediaan dan harga bahan bakar, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan biaya produksi. 

Namun, industri semen dalam negeri didukung oleh kekuatan ekonomi nasional, serta adanya pengembangan properti dan perumahan menyusul backlog pembangunan perumahan yang masih tinggi. 

Di samping itu, proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) akan menjadi motor penggerak pertumbuhan industri semen nasional untuk beberapa tahun ke depan. Proyeksi permintaan semen dari ibu kota baru ini mencapai 21,5 juta ton. 

Hal ini berdampak pada bisnis Perseroan karena SIG dinilai memiliki posisi  strategis untuk memasok bahan bangunan melalui keberadaan fasilitas distribusi yang cukup dekat, yakni di Balikpapan dan Samarinda.

CEO Astronacci International Gema Goeyardi menilai positif upaya SMGR untuk meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan. Ini sejalan dengan target pemerintah terkait transisi energi yang berkontribusi positif pada pengurangan emisi dan gas rumah kaca. 

Menurut dia, SMGR telah menunjukkan perbaikan penjualan dan manajemen pengelolaan biaya yang baik di tengah kenaikan beban bahan bakar. Dalam risetnya, dia merekomendasikan beli saham SMGR dengan target harga Rp 7.000 per saham.

Analis Panin Sekuritas Aqil Triyadi juga melihat potensi positif dari SMGR. Dia merekomendasikan beli saham SMGR dengan target harga Rp 7.100. Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan kinerja SMGR ke depan. 

Antara lain, sebagai market leader, proyek pembangunan strategis nasional. SIG juga diyakini akan menyuplai 80% kebutuhan semen di IKN. 

Selain itu, SIG melakukan diversifikasi bisnis logistik SILOG yang akan menambah pendapatan.  Bisnis SIG juga masih akan diuntungkan oleh insentif PPN DTP di tahun ini. 

Aqil juga menilai, neraca SIG masih solid hingga kuartal III-2023. Hanya saja, dia mengingatkan risiko terkait sektor yang masih mengalami kelebihan pasokan semen atau oversupply.

Selanjutnya: Musibah Banjir Bisa Menyulut Inflasi

Terbaru