Sempat Turun, Harga Batubara Naik Lagi Terdongkrak Kebutuhan Musim Dingin

Rabu, 27 Oktober 2021 | 05:10 WIB
Sempat Turun, Harga Batubara Naik Lagi Terdongkrak Kebutuhan Musim Dingin
[]
Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya China menekan harga batubara tak bertahan lama. Harga batubara untuk pengiriman Desember 2021 di ICE Newcastle kembali naik 7,44% di US$ 210 per ton pada Selasa (26/10). 

Padahal harga batubara dalam sepekan kemarin sempat melemah hingga 23% dan berada di bawah harga US$ 200 per ton. Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai harga batubara yang sempat terkoreksi karena harga yang sudah terlampau tinggi, dan membuat investor besar yang berfokus pada batubara melakukan aksi profit taking.

Akan tetapi, memasuki bulan November dan musim berganti ke musim dingin, kebutuhan akan batubara juga meningkat. Karena itu, Ibrahim menilai, harga batubara sangat wajar jika naik lagi.  

Baca Juga: Hingga September 2021, produksi batubara mencapai 450 juta ton

"Saat ini, negara-negara kekurangan batubara, dan negara banyak eksplorasi, sehingga wajar penurunan harga batubara ini dimanfaatkan oleh spekulan untuk membeli di harga terendah," kata Ibrahim, Selasa (26/10).

Ibrahim melihat, harga batubara masih berpotensi naik, karena kondisi ekonomi global yang terus tumbuh. Angka kasus Covid-19 berkurang dan banyak negara membuka lockdown maka harga batubara kembali naik. "Memasuki musim dingin akan membawa harga batubara kembali naik, terutama di bulan November dan Desember," ujar dia. 

Di akhir tahun ini, Ibrahim perkirakan harga batubara akan mencapai level US$ 270. Akan tetapi, menurut dia, kenaikan ini bisa diperoleh apabila harga gas alam lebih tinggi dari levelnya saat ini. "Kalau harga gas alam turun, batubara akan mereda, karena substitusi batubara adalah gas alam," kata dia.

Tapi jika produksi China dan India normal, Ibrahim menilai harga batubara turun di bawah US$ 90 per ton.

Baca Juga: Intervensi dari China membuat harga batubara sempat turun tajam

Bagikan

Berita Terbaru

Mayoritas PMI ASEAN Melemah di Juni 2025, Indonesia Paling Bontot
| Rabu, 02 Juli 2025 | 16:07 WIB

Mayoritas PMI ASEAN Melemah di Juni 2025, Indonesia Paling Bontot

Kinerja industri manufaktur mayoritas negara-negara ASEAN masih melempem di penghujung semester I-2025.

Korupsi Proyek Mesin EDC Rp 2,1 Triliun, Hingga Akhir 2024 BRI Miliki 776.000 Unit
| Rabu, 02 Juli 2025 | 15:30 WIB

Korupsi Proyek Mesin EDC Rp 2,1 Triliun, Hingga Akhir 2024 BRI Miliki 776.000 Unit

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Budi Prasetyo menuturkan bahwa nilai proyek pengadaan EDC di BRI mencapai Rp 2,1 triliun.

Pemerintah Akan Kembali Revisi Aturan PLTS Atap, Ini Bocorannya
| Rabu, 02 Juli 2025 | 15:11 WIB

Pemerintah Akan Kembali Revisi Aturan PLTS Atap, Ini Bocorannya

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana kembali merevisi aturan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).​

Ramai IPO Hari Ini (2/7), Intip Harga Penawaran Perdana Delapan Calon Emiten
| Rabu, 02 Juli 2025 | 15:03 WIB

Ramai IPO Hari Ini (2/7), Intip Harga Penawaran Perdana Delapan Calon Emiten

Menurut laman resmi e-IPO, delapan calon emiten ini menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2 Juli 2025.

Inflasi Juni Capai 0,19%, Dipicu Harga Beras
| Rabu, 02 Juli 2025 | 09:20 WIB

Inflasi Juni Capai 0,19%, Dipicu Harga Beras

Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 1,87%, naik dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,6%

Aset Negara per Akhir 2024 Rp 13.600 Triliun
| Rabu, 02 Juli 2025 | 09:03 WIB

Aset Negara per Akhir 2024 Rp 13.600 Triliun

Aset negara mencapai Rp 13.692,4 triliun per 31 Desember 2024, naik dibanding 2023 yang sebesar Rp 13.072,8 triliun

Profit 28,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melompat Lagi (2 Juli 2025)
| Rabu, 02 Juli 2025 | 08:30 WIB

Profit 28,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melompat Lagi (2 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (2 Juli 2025) Rp 1.913.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,44% jika menjual hari ini.

Surplus Dagang Naik Pasca Perang Mereda
| Rabu, 02 Juli 2025 | 08:08 WIB

Surplus Dagang Naik Pasca Perang Mereda

Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2025 mencatatkan surplus sebesar US$ 4,3 miliar, jauh lebih besar dari bulan sebelumnya

Defisit Anggaran 2025 Melebar dari Target
| Rabu, 02 Juli 2025 | 07:47 WIB

Defisit Anggaran 2025 Melebar dari Target

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, jika tidak dilakukan efisiensi anggaran, defisit bisa lebih lebar lagi

Sektor Manufaktur Kian Loyo, Laju Ekonomi Masih Lesu
| Rabu, 02 Juli 2025 | 07:35 WIB

Sektor Manufaktur Kian Loyo, Laju Ekonomi Masih Lesu

PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juni merupakan terendah sejak April 2025 dan sejak Agustus 2021 lalu

INDEKS BERITA

Terpopuler