Sentul City (BKSL) Terlambat Serah Terimakan Unit Properti ke Konsumen

Kamis, 04 Juli 2019 | 07:12 WIB
Sentul City (BKSL) Terlambat Serah Terimakan Unit Properti ke Konsumen
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sentul City Tbk sedang berupaya merampungkan sejumlah proyek di kawasan central business district (CBD) Sentul City. Pengembang properti itu harus kerja lebih keras lantaran ada proyek yang sudah molor dari jadwal awal serah-terima kepada konsumen.

Semula, Sentul City menjanjikan serah-terima sebuah proyek apartemen pada Desember 2018. Namun, perusahan berkode saham BKSL di Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan, serah-terima baru akan terjadi pada Desember 2019.

Manajemen Sentul City mengaku, faktor ekonomi global dan domestik menjadi tantangan besar bagi bisnis yang dijalankan. "Serta proyek ini memang butuh dana yang besar, baik dari pihak mitra maupun outsourcing," ungkap Alfian Mujani, Head of Corporate Communications PT Sentul City Tbk kepada KONTAN, Rabu (3/7).

Menghadapi keterlambatan tersebut, Sentul City menyatakan tak punya pilihan selain memacu penyelesaian proyek. Namun sambil jalan, perusahaan tersebut berniat mencari investor baru demi mendapatkan suntikan modal. Pilihannya adalah investor yang lebih fleksibel dalam mengenakan beban biaya dan bunga.

Asal tahu, luas area pengembangan kawasan CBD Sentul City mencapai 7,8 hektare (ha). Salah satu proyek di dalamnya adalah superblok Centerra. Proyek lain seperti Mall Aeon, Apartemen Vedura, Apartemen Saffron Noble Residence, Apartemen Opus Park Towers, gedung perkantoran dan kondotel.

Apartemen Opus Park adalah proyek patungan antara Sentul City dengan Sumitomo Corporation dan Haankyu Hanshin Properties dengan harga jual Rp 750 juta-Rp 3,2 miliar per unit. Target penyelesaian kuartal IV 2019. "Opus Park itu juga harusnya sudah selesai," kata Alfian.

Sementara Mall Aeon adalah senjata Sentul City untuk memikat pasar. Mereka mengincar 18 juta pengunjung per tahun dari operasional pusat perbelanjaan itu. Informasi saja, nilai investasinya mencapai US$ 124 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun.

Tahun ini, Sentul City membidik pertumbuhan pendapatan 10%–15%. Mereka mengandalkan penjualan apartemen dan perumahan di Sentul City. Sebagai perbandingan, pendapatan bersih tahun lalu turun 18,52% year on year (yoy) menjadi Rp 1,32 triliun. Penjualan lahan siap bangun, rumah, hunian, ruko dan apartemen menjadi penyumbang terbesar, yakni hingga Rp 1,12 triliun.

Menanti efek Bogor Utara

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pada Juni tahun ini mengungkapkan rencana pemindahan pusat perekonomian Bogor ke wilayah Bogor Utara. Kebijakan bersifat zonasi wilayah tersebut bertujuan memperbaiki tata kota. Sejauh ini, Pemerintah Kota Bogor masih mematangkan rencana tersebut.

Meskipun belum terealisasi, kabar itu menjadi angin segar bagi PT Sentul City Tbk. "Ini artinya akan ada potensi market properti yang cukup besar bagi kami," ujar Alfian .

Asal tahu, Sentul City memiliki proyek CDB seluas 7,8 hektare (ha) di Bogor bagian Utara. Proyek lain yang sedang mereka kembangkan seperti apartemen Opus Park seharga Rp 17 juta per meter persegi (m²). Proyek hunian bertingkat tersebut merupakan kongsi dengan Sumitomo Corporation dan Haankyu Hanshin Properties. Adapun Bogor Utara sudah terkoneksi dengan jalan tol. Selanjutnya, bakal menyusul transportasi kereta ringan alias LRT.

Bagikan

Berita Terbaru

Bertemu Dubes AS, Menkeu Bahas Tarif dan APBN
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:25 WIB

Bertemu Dubes AS, Menkeu Bahas Tarif dan APBN

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengadakan pertemuan kehormatan dengan Duta Besar AS untuk Indonesia H.E. Kamala Shirin Lakhdhir

Profit 34,87% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (19 April 2025)
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:22 WIB

Profit 34,87% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (19 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 34,87% jika menjual hari ini.

Satgas Deregulasi Permudah Ekspor Impor
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:11 WIB

Satgas Deregulasi Permudah Ekspor Impor

Pemerintah mengumumkan untuk membentuk Satgas Deregulasi untuk menyederhanakan beragam regulasi yang dinilai menyulitkan investasi di Tanah Air

Perlu Mitigasi Mengelola Utang Luar Negeri
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:06 WIB

Perlu Mitigasi Mengelola Utang Luar Negeri

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI pada akhir Februari mencapai US$ 427,16 miliar

Buyung Poetra Sembada (HOKI) Ingin Terlibat Program Pangan dari Pemerintah
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:30 WIB

Buyung Poetra Sembada (HOKI) Ingin Terlibat Program Pangan dari Pemerintah

HOKI melihat program swasembada pangan dan MBG akan membawa dampak positif bagi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

Jangan Latah Beli Emas
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:15 WIB

Jangan Latah Beli Emas

Lebih bijak jika membeli emas untuk tujuan menabung antisipasi gejolak global yang kian tidak menentu. 

Kebijakan Ekonomi di Era BANI
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:05 WIB

Kebijakan Ekonomi di Era BANI

Pemerintah tidak perlu malu hentikan program makan bergizi gratis (MBG) demi program ekonomi padat karya.

Bisnis Emiten Baru Medela Potentia Sebagai Distributor Kebutuhan Kesehatan
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:00 WIB

Bisnis Emiten Baru Medela Potentia Sebagai Distributor Kebutuhan Kesehatan

Mengintip profil dan strategi bisnis PT Medela Potentia Tbk (MDLA) sebagai pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:20 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini

Memperkirakan, produksi TBS awal tahun 2025 akan lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:00 WIB

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini

Harga komoditas emas tak terbendung di saat pamor US Treasury dan dolar AS meredup akibat kebijakan tarif Donald Trump

INDEKS BERITA

Terpopuler