Serap 48% Capex, Hasnur Internasional (HAIS) Bakal Kerek Kapasitas Angkut Hingga 15%

Minggu, 19 Oktober 2025 | 15:53 WIB
Serap 48% Capex, Hasnur Internasional (HAIS) Bakal Kerek Kapasitas Angkut Hingga 15%
[ILUSTRASI. Kapal tunda atau tugboat milik PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS).]
Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) terus memperkuat bisnis pelayaran dan logistiknya di tengah tantangan industri energi global. Perusahaan pelayaran yang berfokus pada jasa angkutan laut ini mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 260 miliar pada tahun 2025.

Alokasi dana tersebut digunakan untuk menambah armada baru guna memperkuat operasional, salah satunya dengan membeli kapal tunda dan tongkang yang akan memperbesar kapasitas angkut perusahaan secara signifikan di tahun ini.

Rickie Direktur Keuangan HAIS  mengatakan, hingga Agustus 2025, realisasi penggunaan dana capex telah mencapai 48% dari total anggaran. “Perusahaan menganggarkan capex untuk penambahan armada sekitar Rp 260 miliar untuk membeli 4 set armada tugboat dan barge,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (17/10).

Baca Juga: Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Perkuat Layanan Angkutan Batubara

Dengan penambahan empat set armada baru tersebut, HAIS berharap kapasitas angkut meningkat sekitar 10% hingga 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diharapkan dapat memperkuat posisi HAIS di segmen angkutan batubara, yang hingga saat ini masih menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan. “Saat ini klien terbesar perusahaan kami memang berasal dari sektor tambang batubara” tambahnya.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa manajemen berkomitmen menjaga efisiensi dan optimalisasi operasional armada agar target pendapatan dan laba bersih tahun ini dapat tercapai. Salah satunya dengan melakukan efisiensi dan optimalisasi operasional dari armada yang ada. Harapannya di semester II, khususnya di kuartal terakhir pihaknya bisa mencapai target pertumbuhan yang diharapkan.

Sepanjang semester I-2025, HAIS mencatatkan kinerja keuangan yang tertekan. Perusahaan mencatatkan laba bersih berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 34,96 miliar, atau turun 37,94% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 56,39 miliar.

Capaian ini dipengaruhi oleh kondisi pasar global masih dibayangi oleh tekanan geopolitik dan fluktuasi harga komoditas energi. Sementara dari sisi pendapatan bersih, perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 434,86 miliar turun 8,06% dari sebelumnya Rp 472,98 miliar.

Selama paruh pertama 2025, HAIS tercatat telah mengangkut 5,07 juta metrik ton kargo, yang sebagian besar terdiri dari komoditas batubara dan bahan industri lainnya. Untuk menjaga stabilitas operasi, perusahaan terus melakukan optimalisasi rute pelayaran, memastikan setiap perjalanan berlangsung efisien dan memberikan margin keuntungan yang sehat.

Dari rencana penambahan empat set armada baru, satu set tugboat dan barge telah resmi beroperasi sejak akhir Juli 2025. Sementara tiga set lainnya sedang dalam tahap akhir pembangunan dan dijadwalkan beroperasi penuh pada akhir tahun ini. Dengan demikian, kapasitas angkut tambahan tersebut akan mulai berkontribusi terhadap pendapatan pada kuartal IV 2025.

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler