Setelah Tiket Pesawat, Tarif Kargo Udara diharapkan Ikut Turun

Rabu, 03 Juli 2019 | 07:07 WIB
Setelah Tiket Pesawat, Tarif Kargo Udara diharapkan Ikut Turun
[]
Reporter: Amalia Fitri, Harry Muthahhari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melalui proses pembahasan yang cukup panjang dan alot, pemerintah akhirnya memutuskan memberikan diskon tiket pesawat sebesar 50% dari tarif batas atas (TBA). Diskon ini berlaku bagi maskapai udara berbiaya rendah atau low-cost carrier (LCC).

Potongan tarif itu berlaku khusus untuk jadwal penerbangan tertentu, yaitu pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu pukul 10.00-14.00 waktu setempat. Kebijakan itu bisa membawa angin segar bagi bisnis pariwisata dan pendukungnya yang selama ini tertekan oleh mahalnya tiket pesawat. Namun, diskon tarif pesawat dinilai tak berdampak signifikan terhadap industri logistik dan perhotelan.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Budi Paryanto, mengungkapkan, ketentuan diskon 50% tiket penerbangan murah sama sekali tidak berpengaruh terhadap sektor tersebut. "Hanya berlaku pada tiket penumpang, sedangkan untuk tiket barang atau surat muatan udara (SMU), sampai saat ini belum ada perubahan apapun," ungkap dia kepada KONTAN, Selasa (2/7).

Budi menyebutkan, biaya SMU sudah naik lebih dari enam kali sejak Juli 2018 hingga Februari 2019, dengan akumulasi kenaikan sebesar 352% dan terendah 72%. Sepanjang periode itu, Asperindo mencatat dua maskapai penerbangan menaikkan tarif SMU, yakni Garuda Indonesia dan seluruh anak usaha dan afiliasinya, seperti Citilink, Sriwijaya, dan Nam Air, serta Lion Air berikut dengan anak usahanya, Batik Air dan Wing Air.

Berbeda dengan pengaturan tarif tiket penumpang pesawat, Budi menilai, belum ada regulasi yang baik setingkat peraturan pemerintah (PP) untuk mengatur wewenang penentuan tarif kargo. Di sisi lain, masalah tiket pesawat penumpang langsung dirasakan oleh masyarakat sebagai pengguna jasa.

"Sedangkan persoalan kargo, seakan ada gap atau bumper di pihak pengusaha kargo atau ekspedisi dan jasa kurir. Jadi efeknya tak langsung terasa ke pemerintah," kata dia.

Okupansi hotel

Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, menilai diskon tarif 50% secara terbatas belum tentu bisa mendongkrak pertumbuhan okupansi hotel. "Kelihatannya kebijakan itu hanya menyasar pengguna maskapai untuk kebutuhan wisata," ungkap dia.

Maulana menjelaskan, konsumen hotel ada dua, yakni dari wisata dan bisnis. Segmen bisnis masih memiliki porsi terbesar dari okupansi hotel, yakni sekitar 60%.

Nah, diskon tarif penerbangan ini tak berefek pada segmen bisnis karena perjalanannya menuntut fleksibilitas waktu. "Sementara diskon tarif pesawat yang ditawarkan hanya Selasa, Kamis, Sabtu. Itupun pukul 10.00 sampai 14.00," tambah dia.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) Benita Sofia berpendapat diskon 50% harga tiket diperkirakan tidak terlalu berdampak signifikan bagi kinerja perusahaan tersebut. "Terutama untuk hotel yang ada di Bali. Sebab, tamu kami lebih banyak berasal dari luar negeri," kata dia, kemarin.

Benita menyebutkan, komposisi tamu hotel BUVA di Bali adalah 90% turis asing dan 10% pelancong lokal. "Tapi kalau tiket murah, wisatawan lokal bisa datang lebih banyak," kata dia.

Meski efeknya belum terasa, BUVA berharap penurunan tarif tiket pesawat terbang bisa mendorong bisnis hotel. Kini, BUVA memiliki Dialoog Hotel Banyuwangi dan Alila Borobudur.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 30,14% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kian Menguat (22 Mei 2025)
| Kamis, 22 Mei 2025 | 09:24 WIB

Profit 30,14% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kian Menguat (22 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (22 Mei 2025) 1 gram Rp 1.923.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,14% jika menjual hari ini.

Akumulasi Tanpa Henti ADRO Atas Saham ADMR, Rutin Dilakukan Sejak Februari 2025
| Kamis, 22 Mei 2025 | 09:24 WIB

Akumulasi Tanpa Henti ADRO Atas Saham ADMR, Rutin Dilakukan Sejak Februari 2025

Pada Mei 2025 berjalan, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) setidaknya sudah lima kali memborong saham ADMR.

SSSG ACES Melambat di Empat Bulan Pertama 2025, Simak Cara Manajemen Jaga Kinerja
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:28 WIB

SSSG ACES Melambat di Empat Bulan Pertama 2025, Simak Cara Manajemen Jaga Kinerja

Sepanjang 2025 ACES berencana membuka 25 toko - 30 toko baru dengan alokasi belanja modal sebesar Rp 250 miliar - Rp 300 miliar.

ANJT Mengantongi Fasilitas Kredit dari Dua Bank Sebesar Rp 3,6 Triliun
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:20 WIB

ANJT Mengantongi Fasilitas Kredit dari Dua Bank Sebesar Rp 3,6 Triliun

Usai berganti pengendali, emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari perbankan. 

Pemangkasan Suku Bunga Berdampak Jangka Pendek ke Pasar Saham
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:17 WIB

Pemangkasan Suku Bunga Berdampak Jangka Pendek ke Pasar Saham

Saham keuangan, properti hingga otomotif diuntungkan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (Bi rate) 

Genjot Produksi Energi, Emiten Migas Bisa Lebih Ngegas
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:14 WIB

Genjot Produksi Energi, Emiten Migas Bisa Lebih Ngegas

Upaya pemerintah meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) demi swasembada energi membawa angin segar bagi emiten migas

Harga Saham Melambung, BEI Mensuspensi Saham COCO
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:00 WIB

Harga Saham Melambung, BEI Mensuspensi Saham COCO

Suspensi saham COCO juga sebagai bagian dari mekanisme cooling down yang bertujuan melindungi investor.

Koin Alternatif Terangkat Sentimen Pemangkasan Bunga
| Kamis, 22 Mei 2025 | 07:33 WIB

Koin Alternatif Terangkat Sentimen Pemangkasan Bunga

Kinerja aset kripto terangkat seiring ketidakpastian ekonomi global yang mereda dan ekspektasi pemangkasan suku bunga.

Bisnis Astra International Tbk (ASII) Masih Terkendala Permintaan Lesu
| Kamis, 22 Mei 2025 | 07:10 WIB

Bisnis Astra International Tbk (ASII) Masih Terkendala Permintaan Lesu

Diversifikasi bisnis PT Astra International Tbk (ASII) yang cukup tangguh menjadi penahan penurunan kinerja

Penerima Program MBG Baru Sekitar 4 Juta Orang
| Kamis, 22 Mei 2025 | 06:15 WIB

Penerima Program MBG Baru Sekitar 4 Juta Orang

Target penerima program makan bergizi gratis atau MBG untuk tahun ini adalah mencapai 82,9 juta penerima.

INDEKS BERITA

Terpopuler