Simak Target Cuan Bank Milik Taipan Tahun Ini

Kamis, 04 April 2019 | 07:01 WIB
Simak Target Cuan Bank Milik Taipan Tahun Ini
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank milik taipan mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2018. Meski begitu, ada pula bank milik taipan yang membukukan penurunan kinerja.

Bank Mayapada sebagai contoh. Laba bersih bank milik pengusaha Dato Tahir ini Rp 437,41 miliar di 2018. Jumlah ini menyusut 35,23% dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 675,4 miliar. Penurunan ini, menurut Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi yang dimuat KONTAN, Senin (4/3) karena peningkatan pencadangan perusahaan yang meningkat.

Ini dilakukan untuk penerapan IFRS 9 atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 di tahun 2020 sebesar lebih dari Rp 500 miliar. "Akibatnya, kami harus menurunkan laba yang diperoleh tahun lalu," kata Haryono.

Meski laba tersedot, bukan berarti Bank Mayapada kekurangan modal. Haryono menyebut, tahun ini, Bank Mayapada akan melakukan aksi korporasi berupa penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) di kuartal III 2019.

Dalam aksi itu, Bank Mayapada mengincar dana hingga Rp 2 triliun di semester pertama tahun ini. Adapun, target tahun ini, secara rata-rata pertumbuhan kinerja bank milik taipan Dato Sri Tahir ini diproyeksi tumbuh satu digit di 2019.

Mirip dengan Mayapada, Bank Mayora juga mengalami penyusutan laba 6,41% menjadi Rp 31,95 miliar dari tahun sebelumnya Rp 34,14 miliar. Penurunan laba utamanya disebabkan dari peningkatan beban operasional perseroan sebesar 5,28% yoy menjadi Rp 240,24 miliar. "Penyebab laba turun akibat adanya peningkatan pembentukan CKPN yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," terang Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij kepada KONTAN, Rabu (3/4).

Dari sisi kredit, Bank Mayora mencatatkan pertumbuhan 2,95% yoy menjadi Rp 4 triliun. Aset tumbuh stagnan menjadi Rp 6,07 triliun. Namun, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross membaik menjadi 2,68% dari 2,98%. Sementara net interest margin (NIM) turun ke 5,24% di 2018 dari tahun sebelumnya 5,39%.

Ia meramal tahun ini pertumbuhan kredit bisa meningkat 12,5% tahun ini dan laba diharapkan naik 26,58% dibandingkan tahun 2018. "Untuk tahun 2019 kami optimis pertumbuhan akan lebih baik, kredit akan diupayakan tumbuh 12%–13%," sambungnya.

Memupuk laba

Adapun Bank Sahabat Sampoerna (BSS) mencatat kinerja positif. Laba setelah pajak tumbuh 116,1% secara year on year (yoy) menjadi Rp 79,02 miliar. Kinerja ini ditopang kredit yang tumbuh 16,04% jadi Rp 7,23 triliun. Efeknya pendapatan bunga naik 11,07% yoy dari Rp 1,03 triliun jadi Rp 1,14 triliun.

Direktur Keuangan BSS Henky Surya Putra mengatakan, secara umum, tahun 2019, BSS berharap kinerja sejalan dengan pertumbuhan industri yakni double digit.

Adapun bank milik Grup Djarum BCA sukses memupuk laba bersih jumbo 2018 Rp 25,55 triliun, naik 12,11% secara yoy dibandingkan perolehan tahun 2017 sebesar Rp 22,79 triliun. Pertumbuhan laba BCA ditopang kredit yang mencapai Rp 537,91 triliun. Tumbuh 15,03% (yoy) dibandingkan.

Dari capaian ini, aset BCA tercatat Rp 808,63 triliun, naik 10,05% (yoy). Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja meramal., kinerja tahun ini akan konservatif karena likuiditas masih mengetat.

Bagikan

Berita Terbaru

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar
| Senin, 24 Februari 2025 | 00:02 WIB

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar

Pameran Trade Expo Indonesia bakal digelar pada 15 Oktober sampai 19 Oktober 2025 di ICE BSD Tangerang.

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO
| Minggu, 23 Februari 2025 | 15:01 WIB

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO

Kabar yang masuk KONTAN, Menteri Investasi dan BKPM Rosan Roslani akan menjadi nakhoda BPI Danantara.

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:12 WIB

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana

Co-Founder sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah menyatakan tidak pernah menggelapkan dana eFishery sepeser pun.

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:00 WIB

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan

Industri otomotif bergerilya tangkap pasar yang besar dari mobil bekas, melalui platform digital mereka tawarakan layanan mobil bekas.

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri
| Minggu, 23 Februari 2025 | 13:00 WIB

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri

Tren memelihara ayam di rumah kian digemari. Proses pemeliharaan yang mudah membuat banyak orang keranjingan melakukannya.

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:32 WIB

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara

Indonesia segera meluncurkan SWF terbaru dengan aset jumbo yakni Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:31 WIB

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan

Pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, kemudahan perizinan, dan skema feed-in tariff agar investasi energi hijau semakin menarik.

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:01 WIB

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025

Direktur dan Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengerek target produksi emas pada tahun 2025 sebanyak 26,67% YoY.

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:00 WIB

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun

Langsung tancap gas di awal tahun, bank gencar menawarkan promo bunga KPR untuk meningkatkan pembiayaan kredit rumah.

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 09:00 WIB

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana

Tahun 2024, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih rating ESG lebih baik. Namun awal tahun ini, PGN terseret kasus dugaan korupsi. 

 
INDEKS BERITA

Terpopuler