Sinar Mas Siap Produksi 1,8 Juta Masker per Bulan di Indonesia Guna Perangi Corona

Rabu, 25 Maret 2020 | 23:21 WIB
Sinar Mas Siap Produksi 1,8 Juta Masker per Bulan di Indonesia Guna Perangi Corona
[ILUSTRASI. Pekerja memeriksa kualitas kertas di pabrik APP Sinar mas di Kabupaten Siak, Riau, Rabu (25/1). ANTARA FOTO/Rony Muharrman/pd/17]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Sinar Mas berencana memproduksi masker di dalam negeri guna memerangi wabah corona (Covid-19). Masker itu akan diproduksi oleh salah satu entitas Asia Pulp & Paper (APP) Grup Sinar Mas, yakni PT The Univenus yang memiliki pabrik di Cikupa.

"Kami mengkonfirmasi bahwa hingga saat ini Kami masih menunggu mesin  produksi yang dipesan dari China untuk masuk ke Indonesia," terang Gandi Sulistiyanto Managing Director Grup Sinar Mas kepada KONTAN, Rabu (25/3).

Gandi memperkirakan produksi masker tersebut baru dapat dilaksanakan pada minggu ketiga atau keempat April mendatang.
 
Untuk kapasitas awal, mesin hanya mampu berproduksi sebanyak 1,8 juta masker per bulan.

Masker ini, lanjut Gandi, nantinya diutamakan untuk kebutuhan paramedis.

Selanjutnya, Grup Sinar Mas berharap dapat secepatnya mencapai kapasitas maksimal agar hasil produksinya dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi.

Gandi menambahkan, di saat yang bersamaan Sinar Mas juga sedang mengurus seluruh perizinan dalam rangka produksi masker.

Sementara untuk distribusi dan penjualan komersial dari produk masker tersebut, Grup Sinar Mas akan memberikan konfirmasi lebih lanjut.
 
APP Sinar Mas bekerjasama dengan Pemerintah Pusat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah dan institusi berwenang lainnya, terus memantau perkembangan serta situasi terakhir dari penyebaran COVID-19.

"Kami akan mendukung penuh langkah-langkah dan program-program penanganan bencana yang telah ditetapkan oleh Pemerintah,” pungkas Gandi.

Beberapa hari lalu, Selasa (24/3), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia menyerahkan bantuan bagi penanganan wabah virus corona.

Bantuan tersebut berupa alat kesehatan kepada pemerintah yang diterima secara simbolik oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir.

Pada kesempatan itu, Gandi yang turut serta dalam video conference pasca penyerahan bantuan menyatakan bantuan masker merupakan produk Grup Sinar Mas dari pabriknya yang ada di China.

"Masker yang kami bagikan sebagian masih impor. Insya Allah April sudah bisa jadi pabrik di Indonesia," tutur Gandi, kala itu.

Erick Thohir pada kesempatan itu mengatakan, bangsa Indonesia di saat seperti ini tetap menunjukkan gotong royongnya dan ini yang menjadi kekuatan.

Erick tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ketua KADIN, Gandi selaku wakil para pengusaha, dan Yayasan Buddha Tzu Chi.

"Apa yang bapak-bapak kontribusikan dan kerjasamakan seperti test kit, APD, sangatlah diperlukan karena perusahaan BUMN tidak membuatnya. Jadi makin banyak yang membantu, akan semakin baik,” tutur Erick.

Bagikan

Berita Terbaru

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah
| Jumat, 28 November 2025 | 07:30 WIB

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah

Saham emiten BUMN cenderung stagnan, bahkan terkoreksi dalam 1-2 tahun terakhir. Alhasil, saham emiten BUMN tak lagi jadi penopang laju IHSG​.

Ditjen Bea dan Cukai Terancam Dibekukan
| Jumat, 28 November 2025 | 07:17 WIB

Ditjen Bea dan Cukai Terancam Dibekukan

 Nasib Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai terancam lantaran banyaknya persoalan yang terjadi di lembaga tersebut

Makin Optimistis
| Jumat, 28 November 2025 | 07:15 WIB

Makin Optimistis

Roda ekonomi yang makin menggeliat harus dibarengi dengan upaya menjaga harga pangan dan kelancaran pasokan barang.

Sambil Menanti Data Ekonomi dan Libur Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 28 November 2025 | 07:15 WIB

Sambil Menanti Data Ekonomi dan Libur Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar menanti sejumlah data domestik, seperti PMI Manufaktur, inflasi hingga kinerja perdagangan Oktober. ​

Setoran Wajib Pajak Besar Juga Masih Merosot
| Jumat, 28 November 2025 | 07:09 WIB

Setoran Wajib Pajak Besar Juga Masih Merosot

Realisasi penerimaan pajak dari LTO per akhir September baru mencapai 56,3% dari target             

Birokrasi Uang Versus Nyawa
| Jumat, 28 November 2025 | 07:05 WIB

Birokrasi Uang Versus Nyawa

Ukuran dari keberhasilan birokrasi adalah bukan terletak pada sistemnya tapi layanan total ke masyarakat.​

Alat Baru Pemerintah Mendeteksi Potensi Pajak
| Jumat, 28 November 2025 | 07:03 WIB

Alat Baru Pemerintah Mendeteksi Potensi Pajak

Perusahaan sektor keuangan dan yang terkait wajib menyerahkan laporan keuangan                      

Emiten Minol Bersiap Menyambut Nataru 2025, Pilih Saham BEER, WINE, Atau MLBI?
| Jumat, 28 November 2025 | 06:31 WIB

Emiten Minol Bersiap Menyambut Nataru 2025, Pilih Saham BEER, WINE, Atau MLBI?

Emiten minuman beralkohol BEER dan WINE optimistis menghadapi momen Natal dan Tahun Baru 2025 dengan produk anyar dan kolaborasi.

Rupiah Bakal Bergerak Terbatas pada Jumat (28/11)
| Jumat, 28 November 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Bakal Bergerak Terbatas pada Jumat (28/11)

Mengutip data Bloomberg, rupiah di pasar spot terapresiasi 0,17% secara harian ke level Rp 16.635 per dolar AS

INDEKS BERITA

Terpopuler