ILUSTRASI. FILE PHOTO: A man and his daughter ride a bicycle past a branch of the Industrial and Commercial Bank of China Ltd (ICBC) in Beijing June 26, 2013. REUTERS/Jason Lee/File Photo
Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
KONTAN.CO.ID -NEW YORK. Aksi peretasan sistem perbankan kembali terjadi. Kali ini menimpa bank asal China, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC). Kamis lalu (9/10), unit usaha ICBC yang beroperasi di Amerika Serikat, ICBC Financial Services, terkena serangan virus ransomware, yang mengganggu transaksi perdagangan di pasar obligasi AS.
Akibat peretasan tersebut, ICBC harus merogoh kocek jumbo sebesar US$ 9 miliar atau setara Rp 141,25 triliun (US$ 1 = Rp 15.695) untuk menyuntikkan dananya ke ICBC Financial Services. Pasalnya, akibat aksi peretasan, unit ICBC di AS itu harus meminjam dana kepada Bank of New York Mellon sebesar US$ 9 miliar untuk menyelesaikan transaksi perdagangannya.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Hanya Rp 5.000 untuk membaca artikel ini
Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran karena Google akan mengingat metode yang sudah pernah digunakan.