Smartfren Telecom (FREN) dan Group 42 Bangun Data Center

Jumat, 21 Oktober 2022 | 04:30 WIB
Smartfren Telecom (FREN) dan Group 42 Bangun Data Center
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) tengah menjalin kerjasama dengan perusahaan asal Abu Dhabi, Group 42 (G42). Kemitraan tersebut dalam rangka membangun data center. 

Direktur FREN Gisela Yenny Lesmana mengatakan, proses pembangunan data center masih pada tahap pencarian lahan. Smartfren dan para calon investor dalam proyek ini tengah melakukan survei lahan. "Kami sudah melakukan site visit. Perkembangannya cukup optimistis dan positif," kata dia dalam acara yang digelar Samuel Sekuritas secara online, Kamis (20/10).

Sayangnya, Gisela belum dapat menyampaikan detail rencana proyek ini kepada publik. Mengingat, skala proyek ini cukup besar dan melibatkan pihak yang sangat banyak, sehingga ada aspek kerahasiaan.

Baca Juga: Operasi Senyap Grup Sinarmas, Gandeng Investor Strategis Menjadi Pemegang Saham FREN

Berdasarkan rencana yang pernah diungkap sebelumnya, Smartfren dan Group 42 akan membangun data center dengan kapasitas hingga 1.000 megawatt (MW). Group 42 merupakan pemilik data center terbesar di Uni Emirat Arab, yang juga bergerak di bisnis artificial intelligence (AI) dan cloud computing.

Penandatanganan nota kesepahaman kerjasama ini terjadi dalam kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Uni Emirat Arab pada awal November 2021. Dalam kesepakatan tersebut, Smartfren menggandeng mitra lokal, yakni PT Amara Padma Sehati.

Sebelumnya, Direktur Utama FREN Merza Fachys mengatakan, pembangunan data center tersebut akan dilakukan secara bertahap. Untuk fase pertama, perusahaan ini berencana membangun data center dengan kapasitas 100 MW-200 MW. 

Kala itu, mayoritas data center yang akan dibangun adalah data center tier III. Data center ini rencananya akan dikembangkan di sejumlah lokasi, seperti Kota Delta Mas dan di dekat ibu kota negara yang baru. 

Kemarin (20/10) saham FREN meningkat 1,33%. Sepanjang tahun ini saham FREN terlihat melemah 12,64% dan sempat berada di level terendah di Rp 68. Investor asing terlihat masih melakukan aksi beli bersih senilai Rp 1,84 triliun secara year to date

Baca Juga: Emiten Grup Sinar Mas Terpoles Aksi Korporasi, Mana yang Menarik Dikoleksi?

Bagikan

Berita Terbaru

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 19:34 WIB

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Kenaikan imbal hasil SBN menjadi salah satu tanda perubahan sentimen pasar terhadap risiko fiskal dan arah ekonomi domestik.

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

INDEKS BERITA

Terpopuler