S&P Pangkas Peringkat Rusia karena Bayar Obligasi Valas dengan Rubel

Sabtu, 09 April 2022 | 21:11 WIB
S&P Pangkas Peringkat Rusia karena Bayar Obligasi Valas dengan Rubel
[ILUSTRASI. Seorang pria melintas di depan papan informasi di kantor Moscow Exchange di Moskow, Rusia, 28 Februari 2020. REUTERS/Maxim Shemetov]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. S&P pada Sabtu menurunkan peringkat utang valuta asing (valas) Rusia menjadi "selective default." Pemangkasan itu sejalan dengan meningkatnya risiko Moskow tidak mampu dan tidak bersedia untuk menghormati komitmennya terhadap kreditur valas.

Rusia yang sedang terkepung sanksi ekonomi akibat aksinya menginvasi Ukraina terancam mengalami default pertamanya dalam periode lebih dari satu abad. Ancaman default semakin membayang setelah Rusia menyiapkan pembayaran obligasi internasional yang jatuh tempo pekan ini, dengan rubel. Padahal, obligasi itu seharusnya dilunasi dengan dolar AS. 

Melalui pernyataan tertulis, S&P mengatakan mereka mengetahui bahwa Rusia telah melakukan pembayaran untuk kupon dan pokok obligasinya  yang berdenominasi dolar AS dan dijual di Eropa (eurobond) dalam rubel pada Senin -.

Baca Juga: Russia Says Coal Earmarked for Europe Can Be Redirected to Other Markets

"Saat ini kami tidak yakin investor akan dapat mengonversi pembayaran dalam rubel tersebut menjadi setara dengan jumlah yang seharusnya dibayar dalam dolar. Atau, bahwa pemerintah akan mengubah pembayaran tersebut dalam masa tenggang 30 hari."

Rusia kemungkinan akan menghadapi serangkaian sanksi baru dalam beberapa minggu mendatang, kata lembaga pemeringkat tersebut. Dan sanksi itu akan "menghambat kemauan serta kemampuan teknis Rusia untuk menghormati syarat dan ketentuan kewajibannya kepada pemegang utang valas."

Menteri keuangan Rusia pada Kamis mengatakan negara itu akan melakukan segala kemungkinan untuk membayar krediturnya, tetapi investor di obligasi internasional Rusia menghadapi jalan yang semakin tidak pasti untuk memulihkan uang mereka jika negara itu gagal bayar. 

Baca Juga: Global Sustainable Bond Issuance Takes Q1 Hit on Ukraine Crisis

S&P memberikan peringkat gagal bayar selektif ketika ia yakin debitur telah gagal bayar secara selektif pada masalah atau kelompok kewajiban tertentu. Namun, kreditur akan terus memenuhi kewajiban pembayarannya pada masalah atau kelompok kewajiban lain secara tepat waktu.

Rusia tidak pernah gagal membayar utang luar negerinya sejak setelah revolusi 1917, tetapi obligasinya kini telah muncul sebagai titik nyala dalam pergolakan ekonominya dengan negara-negara Barat.

Sebelum melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia jauh dari ancaman default. Mengingat, negeri itu memiliki peringkat layak investasi. 

Bagikan

Berita Terbaru

Sentimen Belum Mendukung, Kepemilikan Asing di Saham Big Bank Terus Merosot
| Rabu, 10 September 2025 | 06:44 WIB

Sentimen Belum Mendukung, Kepemilikan Asing di Saham Big Bank Terus Merosot

Tekanan harga yang terus berlangsung membuat valuasi harga saham emiten bank sudah relatif lebih murah.

Rupiah Turun 1% Efek Reshuffle Kabinet, Sampai Kapan?
| Rabu, 10 September 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Turun 1% Efek Reshuffle Kabinet, Sampai Kapan?

Rupiah terkoreksi setelah reshuffle kabinet Presiden Prabowo. Simak penyebab nilai tukar rupiah melemah dan prediksinya

Daya Beli Lesu, Kredit Multiguna Ikut Layu
| Rabu, 10 September 2025 | 06:20 WIB

Daya Beli Lesu, Kredit Multiguna Ikut Layu

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa data sementara outstanding kredit multiguna per Juli 2025 hanya tumbuh 8,8% menjadi Rp 1.316,3 triliun. ​

Manajemen Gudang Garam Bantah Isu PHK Massal yang Muncul Kala Kinerjanya Tertekan
| Rabu, 10 September 2025 | 06:11 WIB

Manajemen Gudang Garam Bantah Isu PHK Massal yang Muncul Kala Kinerjanya Tertekan

Pada semester I-2025, laba bersih Gudang Garam merosot 87,34% year on year (YoY) menjadi Rp 117,16 miliar. 

Banyak BPD Mengalami Penurunan Kualitas Aset Tahun Ini
| Rabu, 10 September 2025 | 06:10 WIB

Banyak BPD Mengalami Penurunan Kualitas Aset Tahun Ini

Sebagian besar BPD mengalami kenaikan rasio non performing loan (NPL). Bahkan, ada beberapa bank dengan NPL di atas 4%.​

Transparansi BI & OJK
| Rabu, 10 September 2025 | 06:10 WIB

Transparansi BI & OJK

Maka itu, sudah semestinya otoritas terkait menjelaskan terbuka ke publik, urgensi adanya perjalanan ke Austria, apa hasilnya?

Reshuffle Sri Mulyani: Ini Prediksi Ekonomi dan Investasi Terbaru
| Rabu, 10 September 2025 | 06:10 WIB

Reshuffle Sri Mulyani: Ini Prediksi Ekonomi dan Investasi Terbaru

Pasca Sri Mulyani lengser dari Menteri Keuangan, pasar obligasi bergejolak. Dapatkan prediksi ekonomi & investasi terbaru untuk SBN

Jaya Konstruksi (JKON) Terdampak Efisiensi Anggaran Pemerintah
| Rabu, 10 September 2025 | 06:05 WIB

Jaya Konstruksi (JKON) Terdampak Efisiensi Anggaran Pemerintah

Mayoritas prolehan kontrak baru JKON masih didominasi oleh proyek pemerintah. Untuk itu, pemangkasan anggaran proyek konstruksi cukup berdampak.

Saham Bank Besar Jadi Tumbal Keraguan Investor
| Rabu, 10 September 2025 | 06:05 WIB

Saham Bank Besar Jadi Tumbal Keraguan Investor

Keraguan investor asing terhadap ekonomi Indonesia tecermin dari pergerakan harga-harga saham di bursa domestik. 

Saham Emiten Konglomerasi Dijual Kala IHSG Terkoreksi, Masih Ada yang Punya Gigi?
| Rabu, 10 September 2025 | 06:04 WIB

Saham Emiten Konglomerasi Dijual Kala IHSG Terkoreksi, Masih Ada yang Punya Gigi?

Saham-saham konglomerasi masih menarik untuk diakumulasi, tetapi tetap perlu menunggu konfirmasi momentum.​

INDEKS BERITA

Terpopuler