Spekulasi Bunga Mendorong Harga Emas dan Logam Mulia Lainnya Kembali Menguat

Sabtu, 27 Juli 2019 | 08:24 WIB
Spekulasi Bunga Mendorong Harga Emas dan Logam Mulia Lainnya Kembali Menguat
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam mulia, termasuk harga emas, kembali menguat, Jumat (26/7). Tren penurunan suku bunga acuan yang bakal dilakukan bank sentral di beberapa negara memberi tenaga bagi komoditas safe haven.

Pada Jumat (26/7) sore, harga emas untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange (Comex) tercatat menguat sekitar 0,29% ke level US$ 1.431,70 per ons troi. Sedangkan harga perak naik sekitar 0,36% menjadi US$ 16,47 per ons troi.

Selain harga emas, harga logam mulia jenis paladium naik 0,08% ke level US$ 1.532 per ons troi. Namun, harga platinum tidak mengikuti pergerakan harga komoditas logam mulia yang lain, lantaran cenderung turun 0,24% ke level US$ 864,94 per dollar AS.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, sejauh ini, sikap bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve yang cenderung dovish dan memiliki wacana memangkas suku bunga acuannya bisa memicu pelemahan pada kurs dollar AS.

Wajarnya, pelemahan dollar AS tersebut akan diiringi penguatan harga komoditas.

Outlook dovish ini bukan hanya dari The Fed, tapi juga European Central Bank (ECB) hingga Bank of Japan (BoJ). Bahkan, Bank Indonesia (BI) sudah memangkas suku bunga acuan pekan lalu.

"Karena itu efek terkuat dari tren pelonggaran moneter tersebut pastinya akan terasa pada harga emas, baik emas dunia ataupun milik Aneka Tambang (Antam), dan logam mulia lainnya," jelas Wahyu, Jumat (26/7).

Dia menambahkan, beberapa perbedaan fundamental jangka pendek dan jangka menengah, membuat laju kepergerakan harga keempat metal tersebut agak berbeda.

Harga emas dan paladium cenderung agresif, sedangkan harga perak dan paladium cenderung stagnan.

Namun, tren moneter dovish bisa memicu penguatan atau rebound untuk semua logam mulia.

"Secara fundamental dan teknikal, logam mulia masih akan bullish di jangka panjang," kata Wahyu. Hingga akhir tahun, menurut dia, harga emas bakal menguji level US$ 1.500 per ons troi.

Hanya saja, kenaikan harga emas dalam jangka pendek dinilai terbatas.

Analis Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengatakan, investor masih tetap berhati-hati menjelang rilis data produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal dua tahun ini.

Tapi, jika benar The Fed memangkas suku bunga akhir bukan ini, Puja menilai hal ini akan memberi sentimen positif bagi harga emas.

"Sebagai safe haven, harga emas memang sudah semestinya naik, dilihat dari proyeksi terhadap bank-bank sentral, serta dari memanasnya tensi AS-Iran dan AS-China," ungkap dia.

Puja menganalisa, trader bisa ambil posisi buy selama harga di atas 1.426,16 per ons troi.

President Commissioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menambahkan, bahkan jika The Fed menahan atau menangguhkan penurunan suku bunga acuan AS bulan ini, harga emas tetap bisa naik kembali.

Mengingat, saat ini harga logam mulia, khususnya emas, masih berkonsolidasi di atas level US$ 1.400 per ons troi.

Tapi, harga logam mulia sudah jenuh beli. Sutopo menilai harga emas berpotensi terkoreksi lebih dahulu.

"Tapi dengan potensi buy untuk jangka panjang. Jika kenaikan FFR ditunda, emas akan memantul ke level US$ 1.400 per ons troi, US$ 1.500 per ons troi," jelas Sutopo.

Jika harga logam mulia mengkilap, Wahyu melihat, harga platinum dalam tren konsolidasi rebound. Spekulasi beli komoditas ini sifatnya teknikal.

Sedangkan prospek harga paladium mirip dengan harga emas. Paladium yang kini juga dijuluki the new gold terus bergerak mengalahkan level emas.

Permintaan paladium di pasar cenderung kuat karena merupakan salah satu metal yang bersifat fleksibel, sekaligus katalis penghantar teknologi yang baik, serta cocok menjadi perhiasan.

Bagikan

Berita Terbaru

Laba 26,26% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Buyback Menguat (11 Juli 2025)
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:24 WIB

Laba 26,26% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Buyback Menguat (11 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 11 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.906.000 per gram, tapi harga buyback Rp 1.750.000 per gram.

Trump Terus Bikin Kebijakan Kontroversial, CHF dan EUR Jadi Pelarian Investor Global
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:24 WIB

Trump Terus Bikin Kebijakan Kontroversial, CHF dan EUR Jadi Pelarian Investor Global

Langkah Donald Trump justru lebih merugikan ekonomi AS dan menekan mata uangnya sendiri, ketimbang berdampak negatif terhadap negara lain.​

Target Rasio Penerimaan Pajak Daerah Terancam Luput
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:16 WIB

Target Rasio Penerimaan Pajak Daerah Terancam Luput

Hingga akhir Juni 2025, pendapatan pajak daerah hanya mencapai Rp 107,7 triliun, terkontraksi 8,06% secara tahunan.

Meski Lepas dari Tarif, Tapi Jatuh ke Mulut Defisit
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:11 WIB

Meski Lepas dari Tarif, Tapi Jatuh ke Mulut Defisit

Mengukur potensi defisit neraca perdagangan efek negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS)  

Sejumlah Sektor Ini Masih Digelayuti Tantangan, Kinerja Kuartal II Diprediksi Melemah
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:07 WIB

Sejumlah Sektor Ini Masih Digelayuti Tantangan, Kinerja Kuartal II Diprediksi Melemah

Meski dibayangi sentimen negatif sektoral, sejumlah saham emiten dinilai masih menarik untuk dicermati.

Ekonomi Juga Butuh Stimulus Bunga dari Bank Sentral
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:05 WIB

Ekonomi Juga Butuh Stimulus Bunga dari Bank Sentral

Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal 15-16 Juli pekan depan   

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:38 WIB

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas

Kinerja PT Pamapersada Nusantara serta pelemahan harga batubara global membatasi prospek PT United Tractors Tbk (UNTR).

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:10 WIB

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi

Target harga rata-rata 12 bulan berdasar rekomendasi analis menunjukkan ada upside potential lebih dari 50%.

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:48 WIB

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan

Ketika PT Gaia Artha Dinamic melakukan akumulasi, harga saham PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) justru melorot. 

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:30 WIB

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko

 Memasuki separuh kedua 2025, kinerja aset-aset investasi masih diselimuti oleh volatilitas pasar yang tinggi. 

INDEKS BERITA

Terpopuler