Stop Bikin Kepanikan

Kamis, 20 Maret 2025 | 03:02 WIB
Stop Bikin Kepanikan
[ILUSTRASI. Havid Febri]
Havid Vebri | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus berada dalam tekanan. Puncaknya pada Selasa (19/3), IHSG ambrol 6,12% hingga memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan atau trading halt.

Ironisnya, IHSG terbakar justru di saat pasar saham Asia kompak menghijau. Sebagai satu-satunya indeks yang mengalami penurunan terdalam di Asia, kalangan ekonom hingga pengamat pasar modal pun bersepakat bahwa faktor domestik menjadi sentimen utama kejatuhan IHSG tersebut.

Kondisi itu terjadi lantaran investor pasar modal kurang yakin terhadap prospek perekonomian nasional. Ada banyak kebijakan pemerintah yang membuat prospek perekonomian menjadi suram di mata para investor saat ini. 

Salah satunya adalah kebijakan efisiensi atau pemangkasan anggaran yang kini tengah digencarkan pemerintah. Alih-alih mendorong pertumbuhan ekonomi, kebijakan itu dinilai akan menurunkan aktivitas perekonomian ke depan. 

Kebijakan lain yang juga menimbulkan kecemasan investor adalah pembentukan Danantara dan Koperasi Merah Putih yang melibatkan perusahaan negara, terutama emiten perbankan pelat merah. 

Kondisi fiskal pemerintah juga rentan. APBN defisit Rp 3,2 triliun per Februari 2025. Melebarnya defisit itu turut dipicu turunnya penerimaan negara 30,19% secara tahunan menjadi Rp 269 triliun. Turunnya penerimaan pajak juga menunjukkan lemahnya aktivitas bisnis. 

Pada akhirnya pemerintah menerbitkan surat utang lebih besar buat menambal defisit. Tak heran, jika rasio utang pemerintah naik 44,77% pada Januari 2025. Tentu saja, kondisi itu membuat Bank Indonesia sulit menurunkan suku bunga, sehingga investor memilih aset yang lebih aman.

Merespon gejolak pasar itu, pemerintah perlu membuat kebijakan yang dapat mengurangi ketidakpastian dan mendorong peningkatan kepercayaan investor.  Di saat bersamaan, upaya memperkuat fundamental perekonomian domestik juga perlu terus dilakukan agar IHSG kembali bergerak menguat (rebound). Untuk itu, stop membuat kebijakan yang bisa menimbulkan kepanikan investor. 

Suka tidak suka, indeks saham kita masih sangat tergantung investor asing. Keluarnya mereka memberi tekanan, dan pasar saham berbalik menguat jika investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) kembali di pasar saham Indonesia. 

Selanjutnya: Mayoritas Reasuransi Sudah Memenuhi Minimal Ekuitas Rp 500 Miliar

Bagikan

Berita Terbaru

CEO INCO Ungkap Strategi dan Nasib Proyek Di Kala Harga Turun dan Naiknya Royalti
| Kamis, 20 Maret 2025 | 05:52 WIB

CEO INCO Ungkap Strategi dan Nasib Proyek Di Kala Harga Turun dan Naiknya Royalti

Rencana ekspansi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tetap berjalan meski harga nikel tertekan dan sejumlah kebijakann di dalam negeri kurang mendukung.

Mengocok Portofolio Saat Kondisi Bursa Saham Dalam Tren Loyo
| Kamis, 20 Maret 2025 | 05:52 WIB

Mengocok Portofolio Saat Kondisi Bursa Saham Dalam Tren Loyo

Di tengah masih bergejolaknya pasar keuangan di dalam negeri, investor disarankan  meracik ulang portofolio investasi.

Tak Cukup Prabowo Bertemu Investor dan Buyback, Perlu Upaya Ekstra Mendongkrak IHSG
| Kamis, 20 Maret 2025 | 05:37 WIB

Tak Cukup Prabowo Bertemu Investor dan Buyback, Perlu Upaya Ekstra Mendongkrak IHSG

Namun, kebijakan ini sulit untuk mendongkrak indeks. Sebab, buyback saham tidak harus dilakukan dalam waktu singkat.

Rupiah Masih  Dalam Tekanan pada Kamis (20/3)
| Kamis, 20 Maret 2025 | 05:35 WIB

Rupiah Masih Dalam Tekanan pada Kamis (20/3)

Pelemahan salah satunya disebabkan sikap hati-hati BI. Pada sesi akhir rapat, BI sepakat mempertahankan suku bunga di level 5,75%. 

Tantangan Daya Beli Sektor Properti Jadi Tantangan Ciputra Development Tbk (CTRA)
| Kamis, 20 Maret 2025 | 05:32 WIB

Tantangan Daya Beli Sektor Properti Jadi Tantangan Ciputra Development Tbk (CTRA)

Marketing sales PT Ciputra Development Tbk (CTRA) diproyeksi mendatar pada tahun ini akibat permintaan yang masih lesu

Peningkatan Yield Obligasi Jadi Peluang
| Kamis, 20 Maret 2025 | 05:28 WIB

Peningkatan Yield Obligasi Jadi Peluang

Yield Surat Utang negara (SUN) 10 tahun Indonesia kembali naik ke atas 7% di tengah ambruknya pasar saham Indonesia. 

Kebijakan Moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed): Hasil FOMC 19 Maret 2025
| Kamis, 20 Maret 2025 | 05:13 WIB

Kebijakan Moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed): Hasil FOMC 19 Maret 2025

Komite memutuskan untuk mempertahankan target rentang suku bunga federal funds pada 4-1/4 hingga 4-1/2 persen.

Investor Asing Masih Kabur, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Kamis (20/3) Dari Analis
| Kamis, 20 Maret 2025 | 05:08 WIB

Investor Asing Masih Kabur, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Kamis (20/3) Dari Analis

Kendati IHSG menguat, investor asing masih membukukan net sell atau jual bersih jumbo Rp 910,33 miliar. 

Target Kepatuhan Formal Wajib Pajak Menurun Jadi 81,92%
| Kamis, 20 Maret 2025 | 04:53 WIB

Target Kepatuhan Formal Wajib Pajak Menurun Jadi 81,92%

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh tahun ini mencapai 16,21 juta.

Ruang Penurunan BI-Rate Ada Meski Terbatas
| Kamis, 20 Maret 2025 | 04:49 WIB

Ruang Penurunan BI-Rate Ada Meski Terbatas

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya (BI Rate) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Maret 2025

INDEKS BERITA

Terpopuler