Strategi Reksadana Infovesta: Mengenang 2021, Menatap 2022

Senin, 10 Januari 2022 | 12:40 WIB
Strategi Reksadana Infovesta: Mengenang 2021, Menatap 2022
[ILUSTRASI. Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - Luar biasa. Begitulah kondisi industri reksadana di Indonesia pada tahun lalu. Penyebaran Covid-19 jelas memukul kinerja, terutama di reksadana berbasis saham. Tapi minat investasi masyarakat justru meningkat tajam, terlihat dari jumlah investor reksadana yang sudah menembus 6.8 juta orang dan dana kelolaan yang di atas Rp 550 triliun.

Tahun lalu industri reksadana sempat turun. Untungnya, perbaikan kinerja signifikan terlihat pada kuartal IV. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi 3,6% sebelum akhirnya tancap gas ditutup naik 10,8% di akhir tahun. Infovesta Government Bond Index (IGBI), yang jadi barometer pertumbuhan obligasi pemerintah, juga sempat negatif 1.72%. Tapi di akhir tahun indeks ini rebound dan akhirnya menguat 4,44%.

Walau IHSG mencetak kinerja mentereng, hal ini tidak diikuti reksadana saham. Kinerja rata-rata reksadana saham justru terjungkal, minus 2,25%. Ini terjadi karena di semester I-2021, ketika gelombang delta menyerang, banyak saham bluechip terkapar. IHSG bertahan berkat sektor teknologi dan bank digital yang harganya naik ratusan persen. Sayangnya hanyak manajer investasi kesulitan masuk ke sektor ini karena pertimbangan fundamental dan likuiditas, Akibatnya kinerja reksadana saham pun keteter.

Seiring meredanya gelombang Covid-19 dan PPKM diperlonggar, kinerja reksadana berangsur membaik. IHSG mampu rebound dan mencetak all time high di 6.723. Namun karena katalis negatif dari percepatan tapering, tekanan kenaikan suku bunga The Fed dan varian omicron, kinerja IHSG dan obligasi tertekan lagi.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Offshore Tersokong Bursa AS

Meski rata-rata reksadana saham terkoreksi 2,5%, ada 45 reksadana dari total 251 produk yang kinerjanya mampu mengalahkan IHSG. Sementara kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap rupiah naik 3,6%. Reksadana pendapatan tetap terbaik membukukan kinerja 9,6% .

Reksadana campuran secara rata-rata mampu bertahan dengan kinerja 2,6%. Ini menunjukkan portofolio obligasi mampu bertahan ketika pandemi. Sedang reksadana yang tidak pernah merugi tahun lalu, dan secara rata-rata memberikan kinerja 3,2%. Reksadana pasar uang terbaik memberi return 5,67%.

Hasil kinerja reksadana di atas memang di luar ekspektasi. Tapi hal yang patut diapresiasi adalah minat investasi masyarakat yang sangat tinggi. Jumlah investor reksadana tumbuh 115% dari 3,1 juta jadi 6,8 juta investor, didominasi generasi muda usia di bawah 30 tahun.

Tumbuhnya industri agen penjual reksadana berbasis aplikasi mendorong hal ini. Harapannya, momentum ini terus berlanjut dan menembus 10 juta investor di 2022.

Dana kelolaan reksadana di akhir 2021 kembali menuju Rp 552 triliun, setelah sempat turun dalam karena redemption signifikan di reksadana terproteksi. Reksadana pasar uang menjadi reksadana paling diminati.

Baca Juga: Borong Jutaan Saham DRMA, Direktur Dharma Polimetal Kantongi Potential Gain 31,68%

Tahun ini, ada harapan industri reksadana kembali menguat seiring pulihnya kegiatan ekonomi, tingginya harga komoditas dan potensi IPO jumbo dari fintech unicorn. Tapi dunia juga masih berperang melawan pandemi Covid-19, sehingga ketidakpastian akan menjadi tantangan utama tahun ini.

Reksadana berbasis obligasi dan saham masih dipandang paling optimal di tahun ini dan tahun depan. Target return reksadana berbasis obligasi diharapkan mencapai 6%, reksadana berbasis saham 10% dan untuk pasar uang sekitar 3,5%.

Diversifikasi tetap penting, karena tidak mungkin investor dapat menebak secara pasti reksadana jenis apa yang akan bersinar. Tidak ada salahnya meminimalkan risiko dengan menyebarkan dana pada jenis reksadana yang berbeda, disesuaikan dengan tujuan finansial masing-masing. Alokasi yang disarankan untuk semester pertama 2022 bagi investor moderat adalah 40% pada reksadana berbasis obligasi, 30% pada saham dan 30% pada pasar uang.n

Bagikan

Berita Terbaru

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena
| Minggu, 11 Mei 2025 | 04:50 WIB

Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena

Kelar garap sepeda motor listrik, Polytron merambah pasar mobil listrik dengan target penjualan yang aduhai.

INDEKS BERITA

Terpopuler