KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belanja anggaran untuk subsidi energi selama dua bulan pertama di tahun ini melonjak. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi anggaran subsidi energi hingga akhir Februari 2019 sebesar Rp 10,4 triliun atau tumbuh 16,3% year on year (yoy).
Realisasi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan liquid petroleum gas (LPG) melonjak 21,5% yoy. Adapun realisasi anggaran subsidi listrik naik 9,4% yoy.
Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kemkeu Askolani bilang, kenaikan belanja subsidi BBM dan LPG serta listrik di tahun 2019 tidak banyak berubah. "Kenaikan disebabkan realisasi volumenya, yang dilaksanakan Pertamina dan PLN sesuai ketentuan," katanya.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, meningkatnya realisasi anggaran subsidi solar dan LPG 3 kg sejalan dengan peningkatan penyaluran volume ke masyarakat.
"Penjualan solar bersubsidi tahun ini hingga bulan Februari sekitar 2,44 juta kilo liter (KL), sedangkan tahun lalu pada periode yang sama sebesar 2,27 juta KL," tutur Agung kepada KONTAN, Jumat (22/3). Adapun penjualan LPG 3 kg tercatat sebesar 1,07 juta metrik ton meningkat dibandingkan tahun lalu yang sebesar 1,03 juta metrik ton.
Tak hanya itu, kenaikan subsidi ini ditenggarai adanya kenaikan subsidi untuk solar yang berubah menjadi Rp 2.000 per liter pada pertengahan 2018 dari Rp 500 per liter pada awal tahun lalu.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Pieter Abdullah berpendapat, lonjakan realisasi anggaran subsidi setiap tahun adalah hal wajar. Namun, ia mengingatkan, pemerintah harus memberikan argumentasi yang jelas mengenai perhitungan kenaikan subsidi. "Supaya tidak ada tudingan macam-macam," tambahnya.