Sukatani dan Keresahan Publik

Selasa, 25 Februari 2025 | 07:30 WIB
Sukatani dan Keresahan Publik
[ILUSTRASI. TAJUK - Sandy Baskoro]
Sandy Baskoro | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nama Sukatani, grup musik punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, tiba-tiba nyaring terdengar. Begitu video permintaan maaf duo personelnya, gitaris Muhammad Syifa Al Lutfi dan vokalis Novi Citra Indriyati, diposting di akun instagram sukatani.band, publik bereaksi dan viral.

Sukatani meminta maaf kepada Kapolri dan institusi Polri atas lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar. Penggalan lirik lagu itu antara lain: Mau bikin SIM, bayar polisi; Ketilang di jalan, bayar polisi; Touring motor gede, bayar polisi; Angkot mau ngetem, bayar polisi.

Lirik lagu Bayar Bayar Bayar dianggap mencemarkan nama baik polisi. Namun publik menyayangkan, permintaan maaf Sukatani sarat dengan intimidasi dan tekanan. Padahal, setiap warga negara Indonesia punya hak untuk berekspresi dan dilindungi oleh konstitusi. 

Dukungan publik terhadap Sukatani tak terbendung. Maklumlah, lirik lagu Bayar Bayar Bayar mewakili keresahan masyarakat terhadap aparat negara, termasuk kepolisian.

Setelah viral, Polda Jawa Tengah memeriksa enam anggotanya atas dugaan intimidasi terhadap Sukatani. Kita tentu mengapresiasi langkah Polda Jateng mengusut dugaan intimidasi itu. Sebagai pengayom masyarakat, sudah selayaknya Kepolisian memberikan rasa aman, bukan sebaliknya, menyebarkan ketakutan di ruang publik.

Oleh karena itu, Polda Jateng harus memproses anggotanya secara terbuka dan transparan. Langkah ini agar menimbulkan efek jera dan tidak terulang di kemudian hari. 

Aksi panggung Sukatani dengan lirik-lirik bertema sosial, yang menghadirkan kritik tajam nan menggigit, seolah menjadi obat penawar bagi masyarakat di tengah kondisi sosial politik Indonesia yang sedang hangat. Di saat yang sama, perekonomian dan daya beli masyarakat masih tertekan. 

Lembaga-lembaga formal, termasuk parlemen, yang seharusnya jeli mengawasi roda pemerintahan, belum maksimal menjalankan tugasnya. Anak band seperti Sukatani justru melihat kegelisahan masyarakat.

Mereka jujur menuangkannya dalam lirik lagu. Selain Bayar Bayar Bayar, Sukatani melontarkan keresahannya lewat lagu Gelap Gempita, juga mengkritik kekuasaan.

Dari sini, pemerintah perlu melihat fenomena Sukatani dengan berbenah diri. Dalam konteks demokrasi, pengawasan publik adalah cara terbaik untuk mengawal pemerintahan, ketika lembaga pengawas lainnya belum efektif bekerja.

Selanjutnya: Intip Kinerja 14 Saham yang Berada di Bawah Danantara

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Outstanding SRBI Turun 5 Bulan Beruntun Hingga April 2025
| Jumat, 09 Mei 2025 | 19:02 WIB

Outstanding SRBI Turun 5 Bulan Beruntun Hingga April 2025

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) yang dirilis Jumat (9/5), total SRBI mencapai Rp 881,81 triliun per April 2025.

IHSG Bergerak Tipis, Saham-Saham Ini Paling Banyak Net Buy Asing, Jumat (9/5)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 18:18 WIB

IHSG Bergerak Tipis, Saham-Saham Ini Paling Banyak Net Buy Asing, Jumat (9/5)

Investor asing mencatat net sell atau jual bersih Rp 562,68 miliar di seluruh pasar saat IHSG naik tipis 0,07% ke 6.832,80, Jumat (9/5).

Penjualan PTSN ke AS Tersendat, namun Ekspansi Tambah Kapasitas Tetap Berjalan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 17:00 WIB

Penjualan PTSN ke AS Tersendat, namun Ekspansi Tambah Kapasitas Tetap Berjalan

PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) membidik kenaikan penjualan lebih dari 30% tahun ini karena adanya penambahan pelanggan baru di berbagai segmen.

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

INDEKS BERITA

Terpopuler