Suku Bunga Deposito Bank Mulai Turun

Selasa, 08 Oktober 2024 | 05:30 WIB
Suku Bunga Deposito Bank Mulai Turun
[ILUSTRASI. Suku bunga deposito berjangka. ]
Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan mulai merespons penurunan suku bunga acuan demi mengurangi beban bunga dan menaikkan margin. Berdasarkan penelusuran KONTAN, beberapa bank yang telah memangkas bunga deposito di awal bulan ini.

Salah satunya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang memangkas bunga deposito sebesar 25 basis poin (bps) untuk deposito tenor tiga bulan. Bunga dipangkas dari 3,25% menjadi 3% per 1 Oktober. 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menjelaskan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas, situasi pasar, serta suku bunga acuan Bank Indonesia.

Baca Juga: Merespon Penurunan BI Rate, Sejumlah Bank Mulai Turunkan Bunga Depositonya

"Berdasarkan seluruh pertimbangan tersebut, kami menurunkan suku bunga deposito rupiah tenor tiga bulan sebesar 25 bps menjadi 3% untuk seluruh tier simpanan," kata Hera, kemarin. Kata Hera, upaya tersebut untuk menyeimbangkan likuiditas dengan kredit bank.

Suku bunga deposito rupiah BCA saat ini bervariasi. Bunga deposito di bank milik Grup Djarum ini paling tinggi mencapai 3,25% per tahun, sedangkan bunga terendah sebesar 2% per tahun (lihat tabel).

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) juga telah menyesuaikan bunga yang diberikan ke deposan dengan besaran antara 25-50 bps, tergantung nilai dana yang disimpan dan tenor yang dipilih. "Di awal Oktober 2024 ini, bunga deposito di Bank BJB mulai dari 3,5% hingga 5%," kata Yuddy Renaldi, Direktur Utama BJB.

Kendati mulai menurunkan suku bunga, bank yang melego sahamnya di bursa dengan kode BJBR ini tidak khawatir nasabah menarik dana dari bank tersebut. Yuddy optimistis dana pihak ketiga (DPK) BJBR sampai dengan akhir tahun masih akan tumbuh. 

Mengelola ekosistem

Di sisi lain, BJBR menjaga agar DPK tumbuh pada level yang optimal, sehingga tidak meningkatkan biaya dana.  "Strategi dalam mengoptimalkan DPK dengan menjaga loan to deposit ratio (LDR), mengelola ekosistem keuangan, menjaga manajemen aset dan liabilitas," papar Yuddy

PT Bank Mandiri Tbk juga tengah mempertimbangkan potensi menurunkan bunga deposito. Saat ini bunga deposito Bank Mandiri, baik rupiah dan valas masih belum berubah. Bunga deposito masih sebesar 2,5% per tahun untuk rupiah dan 1,75% untuk deposito valas dollar AS. 

"Selain mempertimbangkan tren penurunan bunga, Bank Mandiri juga mengamati perkembangan suku bunga, kondisi likuiditas perbankan dalam penentuan suku bunga yang akan ditawarkan, dan strategi biaya dana," ujar Evi Dempowati, SVP Retail Deposit Product and Solution Bank Mandiri. 

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga tak mau ketinggalan. Direktur SME & Retail Funding BTN Muhammad Iqbal menuturkan, BTN mengikuti perkembangan suku bunga acuan. 

"Saat ini, bunga deposito BTN untuk tenor tiga bulan masih di level 4,4%. Kami memantau perkembangan pasar dan akan menyesuaikan strategi menjaga keseimbangan antara daya saing dan likuiditas," ujar dia.

Hingga akhir tahun ini, BTN menargetkan, nilai deposito ritel naik 8,9% dari tahun lalu. Suku bunga deposito rupiah BTN saat ini bervariasi, dengan bunga paling tinggi di 5% dan terendah di 1% per tahun.

Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo menilai, penurunan bunga akan membuat nasabah mempertimbangkan instrumen investasi lain yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Menurut dia, deposito masih akan menarik bagi nasabah yang mencari keamanan dan stabilitas. 

Namun bagi mereka yang berorientasi pada keuntungan, penurunan bunga deposito bisa memicu peralihan ke instrumen lain seperti obligasi, reksadana atau produk berbasis pasar modal. "Khususnya nasabah dengan profil risiko yang lebih tinggi mungkin akan mencari alternatif dengan potensi keuntungan lebih besar," ujar Arianto.

Baca Juga: Bunga Tabungan Berjangka BCA Tertinggi 1,60%

Arianto menyebut, tren penurunan suku bunga akan memaksa bank mengembangkan inovasi menggenjot DPK. "Bank perlu menawarkan produk lebih fleksibel, seperti deposito berjangka menengah atau panjang dengan bunga yang kompetitif," kata dia.

Sekadar info, perbankan masih tampak mengerek bunga simpanan hingga Agustus 2024. Berdasarkan data Bank Indonesia, suku bunga simpanan pada Juli 2024 pada tenor satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan 12 bulan, masing-masing berada di 4,75%, 5,41%, 5,44% dan 5,87%. 

Pada Agustus 2024, bunga simpanan bank naik menjadi masing-masing sebesar 4,76%, 5,47%, 5,46%, dan 5,93%. Bunga turun hanya pada tenor simpanan 24 bulan atau setahun, yang turun menjadi 4,29%, dibanding dengan bulan Juli sebesar 4,39%.

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Energi Ekspansi di Ladang Panas Bumi, Begini Rekomendasi Analis
| Senin, 29 September 2025 | 09:44 WIB

Emiten Energi Ekspansi di Ladang Panas Bumi, Begini Rekomendasi Analis

Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi atau geothermal yang besar. Simak rekomendasi analis untuk saham geothermal.

Investor Asing Ramai Akuisisi Emiten Mini di BEI, Strategi Bisnis atau Hit and Run?
| Senin, 29 September 2025 | 09:29 WIB

Investor Asing Ramai Akuisisi Emiten Mini di BEI, Strategi Bisnis atau Hit and Run?

Lewat backdoor listing, perusahaan asing bisa menghindari prosedur panjang IPO, mulai dari persyaratan aset, laporan keuangan, hingga restu OJK.

ESG MEDC: Energi Terbarukan Geothermal Grup Medco Semakin Mengepul
| Senin, 29 September 2025 | 08:57 WIB

ESG MEDC: Energi Terbarukan Geothermal Grup Medco Semakin Mengepul

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mulai memprioritaskan pengembangan energi bersih. Salah satunya adalah panas bumi atau geothermal.

Kenaikan Utang Paylater, Cara Capat Menambal Daya Beli
| Senin, 29 September 2025 | 07:53 WIB

Kenaikan Utang Paylater, Cara Capat Menambal Daya Beli

Data upah riil yang tumbuh terbatas dan kenaikan kredit bermasalah, mengindikasi paylater lebih dekat pada upaya “menambal” daya beli.

Faktor Domestik Bikin Rupiah Makin Tercekik
| Senin, 29 September 2025 | 06:45 WIB

Faktor Domestik Bikin Rupiah Makin Tercekik

Modal asing mengalir keluar dari pasar SBN. Ini diiringi kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah dan tekanan pada rupiah.

Rupiah Berpeluang Menguat Meski Tipis pada Senin (29/9)
| Senin, 29 September 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Berpeluang Menguat Meski Tipis pada Senin (29/9)

Penguatan indeks dolar AS yang didukung oleh data ekonomi AS yang kuat, mengurangi ekspektasi pasar soal pemotongan suku bunga The Fed. 

Menanti Aksi Prabowo
| Senin, 29 September 2025 | 06:10 WIB

Menanti Aksi Prabowo

Petaka keracunan massal menunjukkan ada kegagalan sistemik dalam proses penyiapan, pengolahan, maupun distribusi makanan.

Prospek Emiten Properti Menanti Efektivitas Subsidi Properti
| Senin, 29 September 2025 | 06:00 WIB

Prospek Emiten Properti Menanti Efektivitas Subsidi Properti

Emiten properti mendapatkan sejumlah subsidi, tetapi risiko nilai tukar rupiah hingga fiskal membayangi prospek kinerja mereka

Prabowo Bakal Meresmikan 25.000 Rumah Subsidi
| Senin, 29 September 2025 | 05:40 WIB

Prabowo Bakal Meresmikan 25.000 Rumah Subsidi

Rumah subsidi yang diresmikan tersebut berada di 90 titik lokasi yang tersebar di 30 provinsi seluruh Indonesia. 

 Harga Komoditas Mendorong Laju Penjualan Motor
| Senin, 29 September 2025 | 05:39 WIB

Harga Komoditas Mendorong Laju Penjualan Motor

Penurunan bunga pinjaman diharapkan ikut mengerek penjualan sepeda motor yang tertekan pelemahan daya beli

INDEKS BERITA