Summarecon Agung (SMRA) Mulai Aktif Menggenjot Proyek Baru

Rabu, 16 November 2022 | 04:30 WIB
Summarecon Agung (SMRA) Mulai Aktif Menggenjot Proyek Baru
[]
Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek baru yang digarap PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) bakal jadi sumber pundi-pundi baru. SMRA kini fokus meluncurkan proyek township hingga pusat perbelanjaan, yang diharapkan menjadi sumber pemasukan di tahun depan. 

Pasalnya di tahun ini, SMRA minim meluncurkan produk baru. Alhasil, marketing sales atau pendapatan pra penjualan hingga kuartal III-2022 kurang memuaskan. 

Marketing sales SMRA per akhir September 2022 tercatat naik tipis 1,5% ke Rp 3,49 triliun. Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan marketing sales emiten lain.

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Kantongi Marketing Sales Rp 3,5 Triliun hingga Kuartal III

Analis Sucor Sekuritas Benyamin Mikael dalam laporan risetnya menuliskan, penjualan SMRA kurang bergairah karena produk baru yang batal diluncurkan seluruhnya. Proyek Summarecon Bogor yang rencananya ditawarkan mulai Agustus hingga September hanya berhasil mengamankan sekitar Rp 150 miliar hingga kuartal III-2022. 

Padahal awalnya, SMRA membidik penjualan mencapai Rp 900 miliar pada proyek ini. "Akibatnya kami memperkirakan marketing sales SMRA cuma Rp 5,1 triliun hingga akhir 2022. Nilai ini lebih rendah 3% dari perkiraan awal, yakni Rp 5,5 triliun," ujar Benyamin. 

Saat ini, SMRA mengalihkan fokusnya pada peluncuran township, yaitu Summarecon Crown Gading (SCG) yang dirilis 12 November 2022. Summarecon Crown Gading menjadi proyek township ke-8, yang merupakan joint venture (JV) antara SMRA dan Duta Putra Land di Kelapa Gading, dengan luas 437 hektare (ha).

Emiten properti ini akan meluncurkan dua klaster perumahan dalam SCG, dengan rentang harga jual rata-rata dari Rp 925 juta sampai Rp 5,9 miliar per unit. Dari proyek SCG ini, Summarecon akan untuk mengamankan marketing sales Rp 800 miliar. Ada juga unit potensial lain yang akan diluncurkan pengembang itu.

Baca Juga: Penjualan Perdana Summarecon Crown Gading Berlangsung Sukses, 390 unit Ludes 6 Jam

Pendapatan berulang

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai SMRA berpeluang mendapat pendapatan berulang dari pembukaan pusat perbelanjaan. "SMRA berencana membuka dua pusat perbelanjaan baru, yakni Summarecon Villagio Jakarta Luxury Outlet di Karawang dan Summarecon Mall Bandung, yang diharapkan beroperasi pada kuartal I-2023 dan kuartal IV-2023," kata dia, Selasa (15/11).

Analis JP Morgan Henry Wibowo menulis dalam riset 1 November, prospek SMRA dihantui berbagai oleh tantangan. Sektor properti dibayangi  dengan tren kenaikan bunga, depresiasi rupiah terhadap dolar dan penghapusan insentif pemerintah. "Kami yakin ini akan menghambat penjualan properti. Marketing sales akan sulit di 2023," ujar dia.

Insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) telah berakhir di September lalu. Sedang insentif loan to value (LTV) akan berakhir pada Desember. Henry meyakini tidak ada lagi insentif yang akan muncul di masa otoritas moneter melakukan pengetatan. 

Selain itu, segmen kelas bawah menunda rencana pembelian rumah. Sementar asegmen kelas atas memilih mempertimbangkan aset alternatif dengan profil pengembalian yang lebih baik. 

Henry pun memilih memasang rating underweight bagi SMRA dengan target Rp 510. Kalau Jono dan Benyamin merekomendasikan beli untuk SMRA dengan target harga masing-masing Rp 850 dan Rp 930 per saham.

Baca Juga: Tambah Proyek Baru, Summarecon Agung (SMRA) Hadirkan Summarecon Crown Gading

Bagikan

Berita Terbaru

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:13 WIB

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles

Jika tidak dikelola secara hati-hati, Danantara kelak bisa menjadi sumber risiko besar bagi keuangan negara

INDEKS BERITA

Terpopuler