KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membidik kenaikan pendapatan tahun depan. Sejumlah lini bisnis telah dipersiapkan agar kinerja bisnis bisa berlari lebih kencang.
Dengan demikian, Vice President Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman optimistis tahun depan bisa mengejar pendapatan yang lebih baik. Untuk lini bisnis konstruksi ada target pertambahan pendapatan sekitar 10%.
"Bisnis hotel juga sama, diharapkan akan memberikan kontribusi yang lebih besar. Kami juga berencana merenovasi hotel Melia Bali yang akan dilakukan Oktober 2024," kata Erlin kepada KONTAN, Kamis (28/12).
Adapun untuk lini bisnis kawasan industri, SSIA sangat optimistis mendulang hasil yang lebih baik karena ada proyek anyar Subang Smartpolitan. Nah, progres pembangunan Subang Smartpolitan ini masih sesuai jadwal dan diselaraskan dengan pembangunan jalan tol.
Di kawasan itu, SSIA sudah memulai pembangunan infrastruktur seperti jalan, tipping, water, dan cut and fill. "Rencana kami, kuartal II-2024 salah satu tenant kami di Subang Smartpolitan akan mulai beroperasi," ujar Erlin.
Untuk itu, Erlin menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,3 triliun di tahun 2024. Capex akan digunakan untuk pengembangan proyek Subang Smartpolitan.
“Sebesar Rp 1 triliun capex akan digunakan untuk Subang Land Development dan akuisisi. Untuk segmen hospitality sekitar Rp 250 miliar, dan sisanya untuk Nusa Raya Cipta dan lainnya,” tutur Erlin.
Hingga kuartal III-2023, SSIA mencatatkan pencapaian marketing sales Subang Smartpolitan sebesar Rp 31 miliar atau setara 2 hektare (ha) lahan.
Pendanaan untuk capex tahun 2024 ini berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah refinancing utang ke International Finance Corporation (IFC). Sebagai gantinya, SSIA lalu dapat fasilitas dari bank lokal, yaitu Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Asal tahu saja, pendapatan SSIA hingga bulan September 2023 sebesar Rp 3,02 triliun, naik 22,3% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,46 triliun. Peningkatan ini berasal dari pendapatan sektor perhotelan yang naik 76,7% ke Rp 289,4 miliar.
Pendapatan dari segmen bisnis properti dan konstruksi SSIA masing-masing meningkat sekitar 13,0% ke Rp 47,6 miliar dan Rp 229,4 miliar.
Namun, SSIA mencatatkan kerugian sebesar Rp 23,7 miliar hingga kuartal III 2023, turun 133,5% dari laba bersih sebesar Rp70,8 miliar pada kuartal III 2022.
Perhatikan ESG
Erlin menyampaikan, Subang Smartpolitan menjadi pelopor cerdas dan pembangunan kota yang berkelanjutan. Kawasan ini juga akan memanfaatkan teknologi dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan.
"Subang Smartpolitan sudah menjadi fokus SSIA sejak di diluncurkan pada November 2020 lalu. Saat ini sudah masuk 2 tenant dari Jepang dan Taiwan," kata Erlin.
Ia mengatakan, sejak dirilis 2020 lalu pembangunan Subang Smartpolitan terkendala pandemi Covid-19 yang terus berlanjut hingga tahun 2022. "Namun, di semester II-2022 kami berhasil mendapatkan tenant pertama dari Jepang," ucapnya.
Selain itu, Erlin menyebutkan proyek pembangunan Subang Smartpolitan juga akan menerapkan prinsip Environment, Sustainability, and Governance (ESG).
"(ESG) itu pasti. Kami fokus untuk membuat Subang Smartpolitan sebagai Smart, Green and Sustainable Industrial City," jelasnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2023 ini, SSIA telah mengalokasikan capex sebesar Rp 1 triliun untuk pengembangan Subang Smartpolitan agar bisa selesai tepat waktu.