Susu Impor Masih Menjadi Andalan Industri

Jumat, 16 Mei 2025 | 06:50 WIB
Susu Impor Masih Menjadi Andalan Industri
[ILUSTRASI. Pekerja memerah susu sapi di Peternakan Nusa Dairy Indonesia, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025). Peternakan yang melibatkan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja tersebut dalam seharinya mampu memproduksi 150 liter susu sapi segar yang kemudian didistribusikan ke Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di Kota Cimahi dalam memenuhi kebutuhan susu pada program makan bergizi gratis (MBG). ANTARA FOTO/Abdan Syakura/nym.]
Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mengatakan pasokan susu di Indonesia untuk kebutuhan industri masih didominasi oleh impor.

Ketua Umum GKSI, Dedi Setiadi, mengatakan bahwa pemenuhan permintaan susu 80% disokong impor, sedangkan sisanya 20% berasal dari Susu Segar Dalam Negeri (SSDN).

"Dominasi kebutuhan pasokan susu masih dipenuhi oleh impor yaitu sebesar 80% dari permintaan, sedangkan 20% sisanya dari SSDN yang diproduksi dari mayoritas peternak rakyat yang tergabung ke koperasi susu," ungkap Dedi kepada KONTAN, Kamis (15/5).

Total kebutuhan susu di Indonesia sekitar 4,6 juta ton susu segar per tahun. Namun, produksi susu dalam negeri hanya sekitar 1 juta ton per tahun. Sedangkan sisanya, sebesar 3,6 juga ton dipenuhi dari impor dalam bentuk bubuk.

Baca Juga: Pasokan Susu di Indonesia Masih Didominasi Impor

Dedi menyampaikan seluruh SSDN yang diproduksi oleh peternak dan koperasi susu dalam negeri terserap seluruhnya oleh industri.

Mayoritas SSDN diolah menjadi produk Susu UHT dan Pasteurisasi. Sebagian lainnya diolah menjadi menjadi yoghurt, keju, ice cream dan turunan susu lainnya.

Menurut Dedi, kondisi pasokan SSDN saat ini masih mengalami defisit, yang diperparah oleh wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) yang menjangkit ternak sapi perah sejak 2022 dan belum sepenuhnya pulih.

Produksi SSDN didominasi oleh peternakan rakyat dan koperasi yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah rendahnya produktivitas susu, yang rata-rata hanya menghasilkan 11 liter per ekor per hari, serta skala usaha yang kecil dengan kepemilikan 2–4 ekor per peternak.

"Pasokan susu diharapkan dapat meningkat seiring dengan kebutuhan yang juga bertambah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG)," tambahnya.

Adapun, Dedi menilai tren industri susu di Indonesia kini menunjukkan pertumbuhan yang positif, didorong oleh meningkatnya jumlah penduduk, perubahan gaya hidup, serta daya beli yang semakin baik.

Meski begitu, tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu sekitar 16,9 liter per kapita per tahun.

"Salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara. Sebagai perbandingan, konsumsi susu di Malaysia mencapai 50,9 liter per kapita per tahun," ujarnya.

Sekadar informasi, industri susu di Indonesia merupakan salah satu sektor penting dalam industri pangan, seperti keju, yoghurt, es krim, dan kental manis.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Proyek EBT Digeber Pemerintah, Ada Rencana Revisi Aturan Tarif Listrik dan PLTP
| Jumat, 27 Juni 2025 | 10:57 WIB

Proyek EBT Digeber Pemerintah, Ada Rencana Revisi Aturan Tarif Listrik dan PLTP

Dalam waktu dekat akan ada peresmian pembangkit EBT total 350 MW, sebesar 55 MW di antaranya berlokasi di Sumatra.​

Jaga Stabilitas Harga Saham, Bangun Kosambi (CBDK) Melaksanakan Buyback Saham
| Jumat, 27 Juni 2025 | 10:13 WIB

Jaga Stabilitas Harga Saham, Bangun Kosambi (CBDK) Melaksanakan Buyback Saham

Anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) akan melaksanakan aksi buyback saham selama tiga bulan, mulai 25 Juni 2025-24 September 2025.​

Dorong Kinerja Tahun 2025, Solusi Bangun (SMCB) Genjot Penjualan ke Pasar Ritel
| Jumat, 27 Juni 2025 | 10:08 WIB

Dorong Kinerja Tahun 2025, Solusi Bangun (SMCB) Genjot Penjualan ke Pasar Ritel

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) berupaya mempertahankan kinerja operasional dan keuangannya di tengah kelesuan pasar semen di Indonesia.

Danantara Kucurkan Dana Investasi US$ 120 juta Untuk Pertamina Geothermal (PGEO)
| Jumat, 27 Juni 2025 | 09:58 WIB

Danantara Kucurkan Dana Investasi US$ 120 juta Untuk Pertamina Geothermal (PGEO)

Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir menegaskan, nilai investasi untuk PGEO telah disepakati beberapa waktu lalu.

Medco Energi (MEDC) Akuisisi Hak Partisipasi Repsol di Blok Corridor
| Jumat, 27 Juni 2025 | 09:52 WIB

Medco Energi (MEDC) Akuisisi Hak Partisipasi Repsol di Blok Corridor

 Akuisisi tersebut bernilai US$ 425 juta atau setara Rp 6,89 triliun dengan penyesuaian sesuai praktik yang berlaku.

Merry Riana Education (MERI) Siap Menggenjot Bisnis Pasca IPO
| Jumat, 27 Juni 2025 | 09:44 WIB

Merry Riana Education (MERI) Siap Menggenjot Bisnis Pasca IPO

Manajemen PT Merry Riana Education Tbk (MERI) menargetkan penggunaan dana dari hasil IPO untuk ekspansi usaha.

Tantangan Masih Mengadang Prospek Lorena (LRNA) di Sisa Tahun 2025
| Jumat, 27 Juni 2025 | 09:38 WIB

Tantangan Masih Mengadang Prospek Lorena (LRNA) di Sisa Tahun 2025

PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) tengah berjuang menghadapi berbagai tantangan berat di industri transportasi darat berbasis bus.

Masih Merugi di Kuartal I-2025, Emiten Investasi Bersiap Membenahi Kinerja
| Jumat, 27 Juni 2025 | 09:30 WIB

Masih Merugi di Kuartal I-2025, Emiten Investasi Bersiap Membenahi Kinerja

Di sepanjang tiga bulan pertama tahun 2025, mayoritas emiten portofolio investasi masih mencatat kerugian. 

Membasuh Dahaga Energi Nuklir: Secercah Harapan dari Rusia
| Jumat, 27 Juni 2025 | 08:00 WIB

Membasuh Dahaga Energi Nuklir: Secercah Harapan dari Rusia

Selain Rusia, China juga turut menawarkan transfer teknologi dalampengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Indonesia akan Punya Pabrik Bahan Baku dan Baterai EV Terintegrasi, Ini Bocorannya
| Jumat, 27 Juni 2025 | 07:26 WIB

Indonesia akan Punya Pabrik Bahan Baku dan Baterai EV Terintegrasi, Ini Bocorannya

Proyek Dragon ini  akan menelan investasi sebesar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 97 triliun  dengan asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler