Tahan Kenaikan Tarif Listrik, PLN Genjot Efisiensi Biaya

Senin, 25 Maret 2019 | 12:32 WIB
Tahan Kenaikan Tarif Listrik, PLN Genjot Efisiensi Biaya
[]
Reporter: Anastasia Lilin Y, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun lalu menekan kinerja PT Perusahaan Listrik Negara alias PLN. Meskipun begitu, perusahaan pelat merah tersebut mengaku masih mampu membukukan laba.

Besaran persis capaian kinerja 2018 PLN memang belum terang-benderang. Manajemen perusahaan menjanjikan akan menginformasikan laporan keuangan pada awal bulan depan. Pasalnya sejauh ini, proses audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) belum selesai.

Meskipun mengaku cuan, PLN menyatakan target utama bisnisnya bukan mengejar keuntungan. Melainkan, menahan kenaikan tarif listrik, meningkatkan rasio elektrifikasi, dan membangun pembangkit listrik. "Kalau untung gede, tapi enggak bisa membangun, kan percuma," ujar Sarwono Sudarto, Direktur Keuangan PLN di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (22/3) malam.

Adapun tahun ini pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi bisa mencapai 99,9%. Untuk itu, pemerintah mengejar sambungan jaringan PLN dari sekitar 1.620.512 rumah tangga.

Sementara dalam RUPTL 2019–2028, proyeksi penambahan pelanggan PLN pada tahun 2019–2020 kurang lebih 3,3 juta pelanggan per tahun. Setelah rasio elektrifikasi mencapai 100% pada tahun 2020 nanti, rata-rata penambahan pelanggan PLN pada tahun 2021–2028 sekitar 1,2 juta pelanggan per tahun.

Selain menahan kenaikan tarif, PLN juga berupaya mati-matian menghemat biaya. Misalnya dalam pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Paiton 1–2 di Probolinggo, Jawa Timur. Sejak awal tahun lalu, PT Pembangkitan Jawa Bali alias PJB mulai melakukan strategi coal switching alias mengganti konsumsi batubara.

Asal tahu, PLTU Paiton 1–2 yang berusia 25 tahun itu, awalnya hanya mengonsumsi batubara kalori menengah 5.000 kilokalori/kilogram (kkal) gross as received (GAR). Namun performanya mulai tidak kompetitif sejak kehadiran proyek-proyek listrik baru lain yang mengusung teknologi lebih canggih.

"Proyek-proyek listrik baru bisa beroperasi dengan batubara berkalori rendah yang otomatis harga batubaranya lebih murah," ujar Mustafa Abdillah, General Manager PLTU Paiton unit 1–2 di Kantor PJB UP Paiton, Jumat (22/3).

Debut perdana PJB secara komersial melakukan coal switching adalah sejak akhir tahun lalu. Mereka mulai memadukan batubara kalori menengah (mid range) dengan kalori rendah (low range). Menurut catatan mereka, akhir tahun lalu konsumsi batubara terdiri dari 80% batubara kalori menengah dan 20% batubara kalori rendah.

Kemudian per Februari 2019, komposisinya berubah menjadi 60% batubara kalori menengah dan 40% batubara kalori rendah. Tahun ini, PJB memperkirakan ada potensi penghematan biaya hingga Rp 166 miliar dari coal switching.

Selain coal switching, strategi lain PLN memangkas biaya adalah dengan menerapkan digitalisasi mesin. Melalui alat pemantau remote engineering, monitoring, diagnostic, and optimization (REMDO), perusahaan itu bisa menekan biaya penanganan kerusakan karena semua operasional mesin berjalan secara digital. Saat ini, mereka masih dalam tahap pilot project di PLTU Paiton 1–2.

Sepanjang tahun ini PLN mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 90 triliun. Sumber dana berasal dari penerbitan surat utang global, pinjaman lokal dan kas internal.

Separuh capex untuk membangun pembangkit. Sisanya, untuk pembangunan transmisi dan gardu induk.

Bagikan

Berita Terbaru

Oleh-Oleh Janji Investasi Miliaran Dolar
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:05 WIB

Oleh-Oleh Janji Investasi Miliaran Dolar

Hasil lawatan Presiden Prabowo Subianto menjaring komitmen investasi jumbo dari China dan Inggris senilai US$ 18,5 miliar.

Hingga Oktober 2024, Pembiayaan Multiguna Tumbuh Pesat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:00 WIB

Hingga Oktober 2024, Pembiayaan Multiguna Tumbuh Pesat

Pertumbuhan permintaan pembiayaan multifinance di segmen multiguna masih akan berlanjut hingga tahun depan

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%
| Jumat, 22 November 2024 | 23:44 WIB

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%

Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, telah menyerap 60% capex untuk teknologo informasi (TI) yang dianggarkan mencapai Rp 790 miliar di 2024

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

INDEKS BERITA

Terpopuler