Target Realistis
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bercita-cita mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% di tahun 2029. Tahun depan, target pertumbuhan ekonomi berada di 5,4%. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini di 5,02%.
Apa artinya pertumbuhan ekonomi tinggi? Semakin tinggi produk domestik bruto (PDB), maka suatu negara dianggap semakin kaya. Jadi semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka kita berharap semakin baik juga kesejahteraan penduduk. Tetapi menurut sejarah, pertumbuhan ekonomi tinggi hanya tercapai ketika ada kondisi istimewa.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah mencapai 10,92% pada tahun 1968. Pertumbuhan ditopang oleh ekspor minyak dan keterbukaan investasi. Pada sekitar tahun tersebut, harga minyak memang tinggi-tingginya menjelang krisis minyak. Dari sisi investasi, ada Freeport masuk ke Indonesia pada tahun 1967.
Lonjakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali terjadi pada kuartal keempat 2004, ketika Indonesia pulih dari krisis moneter. Saat itu, pertumbuhan ekonomi mencapai 7,16%.
Pasca-pandemi yang menekan segala aktivitas, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mentok 5,31% pada 2022 dan sebesar 5,73% untuk kuartal ketiga 2022 saja ketika ekonomi mulai bangkit lagi. Artinya, kebangkitan ekonomi Indonesia semakin ke sini semakin sulit melejit.
Kita tidak berharap Indonesia krisis dulu sehingga bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Tapi jika melihat kondisi tahun ini saja, kok rasanya jauh sekali angka tersebut.
Konsumsi masyarakat yang menyumbang hampir separuh ekonomi Indonesia terus tertekan. PHK terus terjadi, masyarakat kelas menengah yang merupakan sumber besar konsumsi juga tertekan tanpa bantuan-bantuan pemerintah yang memang dikhususkan untuk rakyat miskin.
Sementara jumlah rakyat miskin menurut data BPS yang menggunakan metode lama, makin sedikit. Sehingga pengucuran insentif rakyat miskin pun hanya menyentuh lebih sedikit penduduk.
Penyumbang ekonomi terbesar lainnya adalah investasi lewat pembentukan modal tetap bruto. Tanpa kepastian berusaha di Indonesia, maka investasi ini kemungkinan juga akan segitu-segitu aja.
Jika ekspansi dan investasi segitu-segitu aja, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan segitu-segitu aja. Ditambah dengan peningkatan upah yang tinggi, maka kondisi bisnis di Indonesia bisa suram di tahun depan, yang akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
