Target Realistis

Senin, 29 Desember 2025 | 06:00 WIB
Target Realistis
[ILUSTRASI. Wahyu Tri Rahmawati (KONTAN/Steve GA)]
Wahyu Tri Rahmawati | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bercita-cita mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% di tahun 2029. Tahun depan, target pertumbuhan ekonomi berada di 5,4%. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini di 5,02%.

Apa artinya pertumbuhan ekonomi tinggi? Semakin tinggi produk domestik bruto (PDB), maka suatu negara dianggap semakin kaya. Jadi semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka kita berharap semakin baik juga kesejahteraan penduduk. Tetapi menurut sejarah, pertumbuhan ekonomi tinggi hanya tercapai ketika ada kondisi istimewa.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah mencapai 10,92% pada tahun 1968. Pertumbuhan ditopang oleh ekspor minyak dan keterbukaan investasi. Pada sekitar tahun tersebut, harga minyak memang tinggi-tingginya menjelang krisis minyak. Dari sisi investasi, ada Freeport masuk ke Indonesia pada tahun 1967.

Lonjakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali terjadi pada kuartal keempat 2004, ketika Indonesia pulih dari krisis moneter. Saat itu, pertumbuhan ekonomi mencapai 7,16%.

Pasca-pandemi yang menekan segala aktivitas, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mentok 5,31% pada 2022 dan sebesar 5,73% untuk kuartal ketiga 2022 saja ketika ekonomi mulai bangkit lagi. Artinya, kebangkitan ekonomi Indonesia semakin ke sini semakin sulit melejit.

Kita tidak berharap Indonesia krisis dulu sehingga bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Tapi jika melihat kondisi tahun ini saja, kok rasanya jauh sekali angka tersebut.

Konsumsi masyarakat yang menyumbang hampir separuh ekonomi Indonesia terus tertekan. PHK terus terjadi, masyarakat kelas menengah yang merupakan sumber besar konsumsi juga tertekan tanpa bantuan-bantuan pemerintah yang memang dikhususkan untuk rakyat miskin.

Sementara jumlah rakyat miskin menurut data BPS yang menggunakan metode lama, makin sedikit. Sehingga pengucuran insentif rakyat miskin pun hanya menyentuh lebih sedikit penduduk.

Penyumbang ekonomi terbesar lainnya adalah investasi lewat pembentukan modal tetap bruto. Tanpa kepastian berusaha di Indonesia, maka investasi ini kemungkinan juga akan segitu-segitu aja.

Jika ekspansi dan investasi segitu-segitu aja, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan segitu-segitu aja. Ditambah dengan peningkatan upah yang tinggi, maka kondisi bisnis di Indonesia bisa suram di tahun depan, yang akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya: Risiko Penurunan BI Rate di Tengah Pelemahan Rupiah

Bagikan

Berita Terbaru

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:20 WIB

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF

Industri pembiayaan mengantisipasi tradisi kenaikan kredit macet yang biasanya terjadi pada momen liburan akhir tahun.

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:16 WIB

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak

Volume lalu lintas tercatat mencapai 2.033.534 kendaraan, tumbuh 7,42% dibandingkan kondisi normal yang berada pada angka 1.893.017 kendaraan.

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:13 WIB

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih

Melalui konsolidasi kebijakan, data dan program lintas kementerian, Kemenkop berharap koperasi kembali menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan

Dana Bencana Tak Ganggu Bujet MBG
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:10 WIB

Dana Bencana Tak Ganggu Bujet MBG

Tidak ada relokasi anggaran, termasuk memindahkan anggaran program makan bergizi gratis (MBG) untuk penanggulangan bencana.

UMP Naik, Upah Riil Pekerja Masih Tergerus
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:07 WIB

UMP Naik, Upah Riil Pekerja Masih Tergerus

Kontraksi upah riil menunjukkan fondasi perekonomian di dalam negeri masih rentan, sehingga daya beli buruh masih rendah

Beratnya Penugasan di Masa Jokowi Membayangi Arah Emiten BUMN di Tahun 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beratnya Penugasan di Masa Jokowi Membayangi Arah Emiten BUMN di Tahun 2026

Pasar masih trauma dengan beratnya penugasan emiten BUMN di masa Joko Widodo. Seperti proyek infrastruktur dan penugasan lain. 

ASDP Catat Pemanfaatan Kuota Ferry Masih Longgar
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:02 WIB

ASDP Catat Pemanfaatan Kuota Ferry Masih Longgar

Tingkat pemanfaatan kuota tiket lintasan Jawa–Sumatra dan Jawa–Bali hingga Hari Natal tercatat baru mencapai sekitar 31,83%

Pelita Air Mendatangkan Lagi Airbus A320
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:58 WIB

Pelita Air Mendatangkan Lagi Airbus A320

Kspansi armada ini sejalan dengan misi perusahaan untuk memperluas akses bagi masyarakat dalam menikmati pengalaman terbang yang aman,

APBN jadi Tumpuan yang Efektivitasnya Dipersoalkan
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:54 WIB

APBN jadi Tumpuan yang Efektivitasnya Dipersoalkan

Pengelolaan fiskal masih akan menghadapi ujian berat sehingga efektivitas APBN dalam menopang ekonomi kembali dipertanyakan

Phapros (PEHA) Garap Produk Terapi Khusus Pria Dewasa
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:52 WIB

Phapros (PEHA) Garap Produk Terapi Khusus Pria Dewasa

Berbeda dengan produk lain, PEHA meluncurkan sediaan dalam bentuk oral dissolving film (ODF) atau selaput tipis yang larut di mulut tanpa air.

INDEKS BERITA

Terpopuler