Tekanan Dolar

Selasa, 27 Mei 2025 | 06:12 WIB
Tekanan Dolar
[ILUSTRASI. TAJUK - Thomas Hadiwinata]
Thomas Hadiwinata | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberlakuan tarif resiprokal oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan memiliki dampak yang luas. Pengenaan tarif secara sepihak itu, tidak cuma hanya mempengaruhi ekonomi negara Paman Sam, tetapi juga berdampak ke negara-negara mitra dagangnya.

Karena mudah dirunut sebab akibatnya, efek tarif  ke perdagangan internasional, paling awal diramaikan. Pengenaan tarif jelas akan membuat harga barang yang diimpor AS semakin mahal. 

Di atas kertas yang akan terjadi berikutnya, ekonomi AS akan melambat karena konsumsi masyarakat menurun. Perlambatan pertumbuhan juga diproyeksi terjadi di negara mitra dagang AS. Cuma jalannya saja yang berbeda, yaitu volume yang terpangkas berarti ekspor yang menurun.

Disrupsi dalam perdagangan barang akan bergaung juga ke pasar valuta, dan ranah investasi. 

Imbas ke valuta asing yang paling kasat mata saat ini adalah kecenderungan dolar AS melemah. Indeks dolar, yang kerap menjadi indikator seberapa kuat the greenback, sepanjang tahun ini telah terpangkas sejak 7% pada akhir pekan kemarin.

Memang, sebagian penyebab pelemahan itu adalah kondisi makro ekonomi AS yang tengah lesu akibat perubahan kepemimpinan. Seperti yang dijanjikan di masa kampanyenya, Presiden Trump ingin menghilangkan sejumlah pungutan pajak.

Namun pemberlakuan tarif resiprokal disebut punya dampak lebih besar, karena lebih dari sebagian penurunan indeks dolar AS di tahun ini terjadi setelah liberation day. Demikian Trump menyebut hari pengumuman tarif resiprokal.

Sebagian pengamat pasar menyebut pelemahan dolar AS yang terjadi belakangan ini bukan tren yang lazim terjadi. Gerak dolar AS lebih dilihat sebagai sikap penguasa AS saat ini yang cenderung tidak nyaman dengan posisi dolar AS sebagai valuta yang kuat.

Catatan saja, dolar AS sudah menjadi cadangan devisa dunia sejak tahun 1944, sebagai hasil keputusan konferensi Woods Bretton. Dengan status sebagai valuta reserve, dolar merupakan valuta yang menjadi ukuran nilai aset di pasar global. 

Itu berarti, pemodal yang memiliki income dalam valuta non dolar, harus ikut mempertimbangkan pergerakan dolar AS, saat membeli aset yang diperdagangkan di pasar global. Ambil contoh aset seperti emas atau bitcoin.

Bisa disimpulkan, di saat dolar bergerak cenderung melemah, tak ada lagi aset yang kebal dari penurunan nilai.

Selanjutnya: Komunitas ASEAN Solid Menyikapi Perang Tarif

Bagikan

Berita Terbaru

Saatnya Mengail Cuan dari Dividen Charoen Pokphand
| Rabu, 28 Mei 2025 | 10:35 WIB

Saatnya Mengail Cuan dari Dividen Charoen Pokphand

Tren pertumbuhan laba CPIN diproyeksi bisa berlanjut dalam jangka menengah. Ini selama harga pakan stabil dan daya beli masyarakat tak terganggu

Mayora Indah (MYOR) Memperkuat Pasar Amerika
| Rabu, 28 Mei 2025 | 10:16 WIB

Mayora Indah (MYOR) Memperkuat Pasar Amerika

Adanya trading-arms yang bersedia dan mampu mendukung pemasaran produk MYOR sangat dibutuhkan agar kinerja penjualan pasar ekspor terjaga.

TLKM Menebar Dividen Jumbo dan Merombak Direksi, Begini Rekomendasi Sahamnya
| Rabu, 28 Mei 2025 | 10:10 WIB

TLKM Menebar Dividen Jumbo dan Merombak Direksi, Begini Rekomendasi Sahamnya

Para pemegang saham juga menyepakati, sisa laba bersih TLKM senilai Rp 2,6 triliun atau 11% ditetapkan sebagai laba ditahan.

Segera Jatuh Tempo, Nasib Utang BUMN Karya Semakin Gelap
| Rabu, 28 Mei 2025 | 09:51 WIB

Segera Jatuh Tempo, Nasib Utang BUMN Karya Semakin Gelap

Suspensi WIKA akan berdampak pada rating kredit yang akan ditinjau lagi jika mencapai kesepakatan dalam RUPSU berikutnya

Harga Saham GIAA Belakangan Bergerak Volatil, Didorong Investor Domestik
| Rabu, 28 Mei 2025 | 08:53 WIB

Harga Saham GIAA Belakangan Bergerak Volatil, Didorong Investor Domestik

Sejauh ini belum ada sentimen positif yang bisa dijadikan alasan kenaikan harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Profit 30,46% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol (28 Mei 2025)
| Rabu, 28 Mei 2025 | 08:44 WIB

Profit 30,46% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol (28 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (28 Mei 2025) 1.895.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,46%  jika menjual hari ini.

Langkah Strategis KLBF, Pabrik JV dengan Livzon Groundbreaking Hari Ini, 28 Mei 2025
| Rabu, 28 Mei 2025 | 08:03 WIB

Langkah Strategis KLBF, Pabrik JV dengan Livzon Groundbreaking Hari Ini, 28 Mei 2025

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengambil langkah penting dengan mengamankan pasokan bahan baku sekaligus menyiasati perang dagang.

Kapitalisasi Pasar BRPT Tembus Rp 126 T, Sahamnya Diprediksi Masih bisa Terus Melaju
| Rabu, 28 Mei 2025 | 07:40 WIB

Kapitalisasi Pasar BRPT Tembus Rp 126 T, Sahamnya Diprediksi Masih bisa Terus Melaju

Nilai wajar PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ditaksir antara Rp 590 triliun sampai Rp 600 triliun, atau sekitar Rp 2.200/saham.

Emiten Sawit Haji Isam Menebar Dividen Sebesar Rp 51 Miliar
| Rabu, 28 Mei 2025 | 07:08 WIB

Emiten Sawit Haji Isam Menebar Dividen Sebesar Rp 51 Miliar

Namun, jika diakumulasi sejak awal tahun 2025, harga saham  PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) sudah melesat 30,97%.

Ditopang ANTM, PGEO Hingga IPCC, IDX-MES BUMN 17 Jadi Indeks Paling Moncer di BEI
| Rabu, 28 Mei 2025 | 07:00 WIB

Ditopang ANTM, PGEO Hingga IPCC, IDX-MES BUMN 17 Jadi Indeks Paling Moncer di BEI

Dari 17 saham konstituen IDX-MES BUMN 17, sebanyak 14 saham di antaranya mengalami kenaikan harga dibanding posisi awal 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler