KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah cenderung bergerak stagnan pada perdagangan Rabu (24/10). Di pasar spot, nilai tukar mata uang Garuda turun tipis 0,03% menjadi Rp 15.197 per dollar Amerika Serikat (AS). Sedangkan berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah menguat 0,10% ke Rp 15.193 per dollar AS.
Menurut Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, pergerakan rupiah masih dipengaruhi sentimen global. Salah satunya isu dari Eropa terkait politik Italia.
Pemerintah Italia dan Uni Eropa masih belum mencapai kesepakatan terkait defisit anggaran Italia yang masih bermasalah. "Harga minyak yang melemah pasca Arab mengatakan akan menutup kekurangan pasokan juga membuat mata uang global melemah terhadap dollar AS," jelas David, kemarin.
Di sisi lain, Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, kasus pembunuhan wartawan Washington Post mengakibatkan banyak tekanan bagi Arab Saudi. AS dan Uni Eropa kemungkinan mengeluarkan sanksi di bidang ekonomi terhadap Arab Saudi.
Meski begitu, pelaku pasar menilai langkah BI tetap mempertahankan suku bunga tepat. "Mengingat apa yang dilakukan selama ini kurang bermanfaat. Karena yang dibutuhkan pasar bukan kenaikan suku bunga, tetapi stimulus yang berhubungan dengan pajak dan biaya impor," jelas Ibrahim.
Pada dasarnya, para analis melihat nilai tukar rupiah masih ditopang oleh data ekonomi yang bagus. Neraca perdagangan bulan lalu masih surplus. Meski begitu, pasar tetap harus lebih berhati-hati menyikapi penguatan indeks dollar AS.
Menurut proyeksi Ibrahim, nilai tukar rupiah berpotensi kembali melemah pada perdagangan hari ini, dengan kisaran pergerakan di Rp 15.144-Rp 15.228 per dollar AS. Tapi menurut dia, bila rupiah naik menembus Rp 15.200, maka pemerintah akan intervensi.
Sedangkan David memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak stagnan dengan kecenderungan melemah. Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.170-Rp 15.220 per dollar AS.