Berita Bisnis

Tingkatkan Kapasitas Smelter, Timah (TINS) Bidik Laba Bersih Rp 1 Triliun

Rabu, 16 Januari 2019 | 07:00 WIB
Tingkatkan Kapasitas Smelter, Timah (TINS) Bidik Laba Bersih Rp 1 Triliun

Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk menargetkan laba bersih senilai Rp 1 triliun pada tahun ini. Agar proyeksi itu tak meleset, mereka meningkatkan kapasitas smelter dengan target penyelesaian akhir bulan ini.

Berdasarkan catatan KONTAN, sejatinya pada tahun lalu PT Timah juga membidik cuan Rp 1 triliun. Sementara manajemen PT Timah Tbk menyatakan, paling banter realisasi laba bersih tahun lalu sekitar 10% lebih tinggi ketimbang pencapaian tahun 2017. Pada 2017, mereka mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 502,43 miliar.

Manajemen Timah menjelaskan, melesetnya perolehan laba bersih 2018 merupakan efek dari kinerja produksi. Sepanjang tahun lalu, mereka memproduksi 44.380 ton bijih timah. Sementara volume produksi logam dan penjualan ekspor sebanyak 33.425 ton.

Volume produksi bijih timah tersebut melebihi asumsi dalam Rencana Anggaran Kerja Perusahaan (RKAP) 2018. Akibatnya, proses produksi logam PT Timah menjadi terhambat. "Karena ketidaksiapan proses pencucian dan pemurnian bijih timah sesuai dengan persyaratan teknologi smelter yang dimiliki saat ini, minimal kadar Sn 65% ke atas," terang Emil Ermindra, Direktur Keuangan PT Timah Tbk saat dihubungi KONTAN, Senin (14/1).

Agar proses produksi tetap berjalan, PT Timah kemudian mengerek kredit modal kerja. Alhasil, perusahaan berkode saham TINS di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu menanggung kenaikan biaya bunga bank dan harga pokok perolehan bijih timah. Buntutnya, laba bersih tergerus.

Adapun rencana pengembangan smelter PT Timah tahun ini di Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat dengan kapasitas produksi 42.000 metrik ton per tahun. Satu lagi, smelter di Pulau Kundur, Kepulauan Riau berkapasitas 12.000 metrik ton.

Peningkatan smelter Muntok melalui tiga cara. Selain menambah jumlah operasional tanur, PT Timah menerapkan sistem fuming berkapasitas 8.500 ton per tahun demi memproses terak timah residu proses konvensional. Mereka juga berencana membangun smelter ausmelt yang berfungsi memproses bijih timah kadar rendah.
 
Peningkatan smelter
 
Sepanjang tahun ini, PT Timah mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,58 triliun. Sebanyak Rp 565 miliar untuk belanja modal anak-anak usahanya. Selebihnya untuk mendukung agenda bisnis mereka sendiri.

Jatah dana belanja modal PT Timah antara lain untuk peningkatan produksi logam sebesar Rp 635 miliar dan Rp 243 miliar untuk penunjang sarana produksi. Lantas senilai Rp 823 miliar untuk pengembangan teknologi.

Sembari memacu kapasitas produksi, tahun ini PT Timah berencana menambah cadangan timah di luar negeri. Saat ini, mereka tengah melakukan penelitian di beberapa negara yang dianggap potensial. "Negara di sekitar Nigeria dan Amerika Latin sebenarnya juga berpotensi menghasilkan timah, tapi hal ini belum kami putuskan," kata Emil.

PT Timah tercatat sudah merambah Nigeria dan Myanmar. Tambang timah di Nigeria kini, dalam tahap pembangunan smelter. Sementara tambang timah di Myanmar masih dalam tahap pendalaman dan penjajakan beberapa prospek kerjasama.

Tahun ini PT Timah mengincar produksi 38.600 ton bijih timah. Mereka berencana menambah pelanggan dan memperluas pasar ekspor di Asia, Eropa dan Amerika. Sebut saja Jepang, Korea, Taiwan, China, Singapura, Inggris, Belanda, Prancis, Spanyol, Amerika dan Kanada.

Terbaru