Tunda Dulu PPN Baru

Kamis, 10 Maret 2022 | 09:00 WIB
Tunda Dulu PPN Baru
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suara dan desakan sejumlah kalangan agar pemerintah menunda kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), semakin kencang dan lantang. Kenaikan tarif PPN dari 10% menjadi 11% dinilai bakal memukul daya beli masyarakat, menambah beban rakyat, dan mengganjal laju pemulihan ekonomi.

Sedianya pemerintah menaikkan tarif PPN berbagai barang dan jasa mulai 1 April 2022.

Namun, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, misalnya, menyatakan, saat ini harga barang, khususnya pangan, sandang dan bahan bakar, sudah naik tinggi. Jika ditambah kenaikan PPN, bisnis perdagangan akan sepi ditinggal pembeli.

Sementara Ekonom Indef Eko Listiyanto melihat, kenaikan tarif PPN berpotensi memukul daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih. Ia menyarankan pemerintah menunda kenaikan tarif PPN sampai dengan ekonomi dalam negeri tumbuh stabil di atas 5% (Harian KONTAN, edisi 8 Maret 2022).

Sejauh ini pemerintah tampak bergeming dan masih pada pendiriannya. Meski begitu, sampai saat ini belum terbit  aturan pelaksana yang menjadi pegangan atas pungutan PPN baru tersebut.

Nah, sesungguhnya pungutan pajak merupakan keniscayaan. PPN untuk semua barang dan jasa, mulai dari sembako, pendidikan hingga layanan kesehatan, juga lazim berlaku di banyak negara.

Bahkan dalam konteks agenda reformasi perpajakan di Tanah Air, rencana penerapan PPN baru merupakan momentum untuk membenahi sistem pajak kita secara total.

Adapun dari sisi kepentingan jangka pendek pemerintah, kenaikan tarif PPN ini bisa menambah penerimaan negara sekitar Rp 26,31 triliun. Tambahan nilai tersebut jelas signifikan bagi pemerintah yang mulai berupaya menata kembali keuangannya yang jebol setelah habis-habisan membiayai penanganan pandemi Covid-19.

Persoalannya, saat ini bukan waktu tepat untuk menaikkan PPN. Secara umum, kita masih dihadapkan pada potensi lonjakan harga barang yang melambung tinggi.

Bahkan periode April-Mei 2022 diprediksikan menjadi puncak kenaikan harga barang akibat efek perang Rusia-Ukraina, lonjakan harga BBM dan Elpiji, serta faktor Ramadan dan Lebaran.

Oleh karena itu, berbagai antisipasi harus disiapkan untuk menahan lonjakan harga barang. Pilihan menunda kenaikan PPN di saat rakyat terimpit kenaikan harga barang merupakan langkah tepat dan bijaksana, agar  dampaknya tidak menjalar ke mana-mana.                 

Bagikan

Berita Terbaru

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena
| Minggu, 11 Mei 2025 | 04:50 WIB

Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena

Kelar garap sepeda motor listrik, Polytron merambah pasar mobil listrik dengan target penjualan yang aduhai.

INDEKS BERITA

Terpopuler