Ujian Awal Danantara

Kamis, 27 Februari 2025 | 06:11 WIB
Ujian Awal Danantara
[ILUSTRASI. Yuwono Triatmodjo]
Yuwono Triatmodjo | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan madu pelantikan manajemen Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) belum berakhir, namun skandal di tubuh Pertamina lantas membubarkan pesta. Selasa (25/2) atau sehari pasca pelantikan manajemen Danantara, Kejaksaan Agung (Kejagung) mengumumkan adanya dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina, Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2023.

Kejagung, dalam hal ini Tim Penyidik pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus), menetapkan tujuh orang tersangka. Dua diantaranya berinisial RS sebagai Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga; dan inisial YF selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping.

Harli Siregar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung menyatakan dalam siaran persnya, bahwa dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga, tersangka RS melakukan pembelian (pembayaran) untuk Ron 92, padahal sebenarnya hanya membeli Ron 90. "Kemudian dilakukan blending di storage/depo untuk menjadi Ron 92 dan hal tersebut tidak diperbolehkan," tulis Harli.

Akibat adanya beberapa perbuatan melawan hukum tersebut, menurut Kejagung, telah mengakibatkan adanya kerugian negara sekitar Rp 193,7 triliun.

Pihak Pertamina berupaya menjelaskan bahwa BBM yang terjual ke masyarakat, sudah sesuai dengan standar yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).

Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina menegaskan Pertamina memastikan bahwa kualitas BBM yang dijual ke masyarakat itu adalah sesuai dengan spesifikasi Dirjen Migas.

Danantara harus tanggap, menyikapi kasus tersebut. Sebab, Pertamina kini sudah di bawah kendali Danantara. Sesuai amanat UU No.1 tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga Atas UU Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Munculnya isu BBM pertamax oplosan, bisa menimbulkan gejolak, ketidakpercayaan publik. Publik yang merasa dirugikan, bisa mengajukan gugatan perwakilan kelompok (class action) yang dijamin oleh UU Perlindungan Konsumen, serta beralih ke produk kompetitor.

Danantara tak hanya mengelola aset, namun juga masalah yang mencuat di BUMN.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar SBN Ramai, Volume Transaksi Melonjak 58% di Tahun 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 13:50 WIB

Pasar SBN Ramai, Volume Transaksi Melonjak 58% di Tahun 2025

Menurut data DJPPR Kemenkeu, volume transaksi harian rata-rata SBN acuan sejak awal tahun 2025 hingga 15 April sebesar Rp 14,26 triliun.

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia
| Rabu, 16 April 2025 | 09:29 WIB

Tarif Trump Membalikkan Ekonomi Dunia

Negara kecil tidak akan mampu untuk memasok semua kebutuhan pokoknya dengan efisien. Mereka harus bermitra dengan negara yang jauh lebih besar.

FOMO Emas
| Rabu, 16 April 2025 | 09:16 WIB

FOMO Emas

Masyarakat harus kritis dan meningkatkan literasi agar terhindar dari aksi penipuan dan kerugian dalam berinvestasi emas.

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 08:52 WIB

Meski Naik di Maret, Cadangan Devisa Berpotensi Tergerus Memasuki Kuartal II 2025

Ekspor yang berpotensi tertekan, musim pembagian dividen, dan ongkos untuk mengintervensi rupiah jadi faktor penggerus cadangan devisa.

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)
| Rabu, 16 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 33,61% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Lagi (16 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (16 April 2025) 1 gram Rp 1.916.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,61% jika menjual hari ini.

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi
| Rabu, 16 April 2025 | 08:27 WIB

Di Tengah Proyeksi Kinerja Konservatif, MTEL Tetap Incar Peluang Merger dan Akuisisi

Dari total capex Rp 5,3 triliun yang dianggarkan MTEL di 2025, Rp 2 triliun di antaranya dialokasikan untuk merger dan akuisisi.​

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul
| Rabu, 16 April 2025 | 08:10 WIB

Peta Big Caps Berubah, Bank Masih Unggul

Nilai kapitalisasi pasar saham (market captalization) dalam negeri menguap sekitar 11% sepanjang tahun ini

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten
| Rabu, 16 April 2025 | 07:59 WIB

Direksi Ramai-Ramai Borong Saham Emiten

Di tengah volatilitas IHSG yang masih tinggi, sejumlah direksi emiten melakukan aksi pembelian saham dengan tujuan investasi.

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 07:54 WIB

Penurunan Penjualan Motor di Kuartal I bisa Berlanjut di Sepanjang 2025

Perusahaan pembiayaan lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit lantaran daya beli masyarakat yang melemah seiring risiko yang meningkat.

Rupiah Masih Rentan Terkoreksi pada Rabu 16 April 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 07:22 WIB

Rupiah Masih Rentan Terkoreksi pada Rabu 16 April 2025

 Melansir Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,23% secara harian ke Rp 16.827 per dolar AS pada Kamis (15/4)

INDEKS BERITA

Terpopuler