Umbi Sente, Salah Satu Sumber Pangan yang Sudah Terlupakan

Minggu, 23 Mei 2021 | 07:15 WIB
 Umbi Sente, Salah Satu Sumber Pangan yang Sudah Terlupakan
[ILUSTRASI. ]
Reporter: Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Hendrika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di Filipina, ada kue tradisional kebanggaan nasional bernama binagol. Kue ini terbuat dari umbi sente, Alocasia macrorrhizos; dengan susu, santan dan gula; dikemas dalam wadah tempurung kelapa, dibungkus daun pisang.

Binagol bukan hanya kue kebanggaan nasional; melainkan juga kebanggaan wisatawan asing. Sama dengan balut (telur itik menjelang menetas); dan macapuno (kelapa kopyor khas Filipina).

“Jangan mengaku pernah ke Filipina kalau belum mencoba makan balut, minum macapuno dan mencicipi binagol”. Itulah yang sering disampaikan kepada mereka yang akan berangkat ke Filipina. Dibanding balut, binagol relatif lebih disukai wisatawan asing.

“Kalau balut itu ngeri-ngeri sedaplah. Beberapa kali saya ke Filipina belum juga berani mencoba balut. Kalau macapuno dan binagol okelah. Memang enak kue binagol itu!”


Secara tradisional, binagol dibuat dari umbi sente yang dikukus, kemudian dihancurkan. Hancuran umbi sente kukus ini ditaruh dalam tempurung kelapa, lalu di bagian tengah dimasukkan adonan susu, santan dan gula. Di atas adonan itu kembali ditaruh umbi sente, dibungkus daun pisang, diikat lalu dikukus.

Hingga susu, santan dan gula di bagian tengah itu terpisah dari umbi sentenya. Mirip dengan kue klepon kita. Karena ukuran binagol sekitar sepertiga tempurung kelapa, jarang satu orang bisa menghabiskan satu bungkus binagol sekaligus. Biasanya satu bungkus disantap ramai-ramai, atau untuk satu orang tetapi dikonsumsi selama beberapa kali.

Dalam industri binagol modern, umbi sente bukan dikukus baru dihancurkan, tapi langsung digiling saat masih mentah. Selanjutnya diproses sama dengan cara tradisional. Jadi dalam industri binagol modern, kue ini hanya dikukus satu kali. Sedangkan cara tradisional, binagol dikukus dua kali.

Orang-orang Indonesia yang pernah mencicipi kelezatan kue binagol, jarang yang tahu bahwa makanan ini terbuat dari umbi sente. Mereka tahunya binagol terbuat dari talas. Ini wajar sebab dalam Bahasa Inggris, talas disebut taro, dan sente giant taro. Jadi talas dan sente dianggap sebagai spesies yang sama.

Di Indonesia, masyarakat juga dibingungkan antara keladi, kimpul, bothe, enthik (genus Xanthosoma); talas (genus Colocasia); dan sente (genus Alocasia). Semua pukul rata disebut talas. Sebelum dekade 1970, umbi sente masih biasa dikonsumsi di Indonesia. Sama dengan keladi dan talas. Setelah dekade 1970, sente hanya dikenal sebagai penghasil daun untuk pakan gurami. Meskipun sudah bisa dipijahkan secara buatan dan diberi pakan pelet; gurami tetap perlu dibesarkan dengan pakan daun sente. “Dagingnya akan lebih padat ketika dibesarkan dengan pakan daun sente. Kalau hanya pelet, dagingnya lembek”. 

 

Di Bangladesh dan Pasifik Selatan

Sente yang dibudidayakan di Indonesia untuk dipanen daunnya sebagai pakan gurami, sama dengan bahan binagol di Filipina, Alocasia macrorrhizos. Bedanya, pelepah daun sente Filipina coklat keunguan. Sente kita berpelepah daun hijau.

Genus Alocasia terdiri dari 80 spesies. Sebagian berupa tanaman hias dan berukuran kecil. Kosakata sente dalam Bahasa Indonesia yang diadopsi dari Bahasa Jawa, mengacu ke spesies Alocasia berukuran besar, yang dalam Bahasa Inggris disebut giant taro. Alocasia macrorrhizos paling banyak sebarannya, mulai dari Asia Selatan, Asia Tenggara, sampai ke kepulauan Pasifik, dengan berbagai kultivar.  

Kultivar Alocasia macrorrhizos yang dibudidayakan di Filipina, juga terdapat di Indonesia. Di Jawa, kultivar Alocasia macrorrhizos ini disebut “sente urang” dengan ukuran umbi lebih besar, dan rasa umbi lebih enak. Urang dalam Bahasa Jawa berarti udang. Warna coklat keunguan pelepah sente urang, tidak sehitam sente hitam Alocasia sarawakensis. Di Pulau Jawa, sente urang sering dijumpai di alam liar, atau tumbuh sebagai elemen taman di perumahan dan perkantoran.

Di Indonesia sente memang lebih dikenal sebagai tanaman hias. Termasuk Alocasia macrorrhizos kultivar hijau, Alocasia sarawakensis, dan hibridanya.

Di India, Bangladesh dan Pasifik Selatan, sente Alocasia macrorrhizos; justru jadi bahan pangan cukup penting. Di India, suweg pun mereka budidayakan secara massal, dan dikonsumsi sebagai salah satu sumber karbohidrat. Demikian pula sente. Di Bangladesh sama. Selain talas air yang dipanen sulurnya sebagai sayuran, sente juga mereka konsumsi sebagai salah satu makanan pokok. Di India dan Bangladesh, sente bukan hanya dikukus atau digoreng sebagai cemilan, melainkan dimasak bersama ikan atau daging lalu dikonsumsi sebagai menu utama pengganti beras dan gandum.

Di Pasifik Selatan, Vanuatu, Fiji, Tuvalu dan Samoa; sente Alocasia macrorrhizos juga dikonsumsi sebagai salah satu makanan pokok. Di negara kepulauan itu; sumber makanan pokok mereka sukun, sagu dan talas. Sente dan talas rawa Cyrtosperma merkusii juga mereka konsumsi untuk deversifikasi sumber pangan.

Di negara-negara kepulauan itu budidaya padi, jagung dan gandum hampir tidak mungkin. Bahkan budidaya apa pun hampir tidak mungkin. Sebab sukun, sagu, talas, sente dan talas rawa juga tumbuh liar di kebun keluarga. Mereka tinggal memanennya apabila memerlukan.

Indonesia memang terlalu makmur, hingga sebagian besar umbi-umbian tersisih sebagai makanan pokok. Termasuk sente. Kita hanya bertumpu pada beras dengan deversifikasi kedua tepung gandum yang harus diimpor. Talas, Colocasia esculenta; dan kimpul plecet, Colocasia antiquorum; juga tersisih. Talas bogor dan bentul berkembang menjadi “makanan khas oleh-oleh” dengan harga cukup tinggi sebagai bahan pangan. Kimpul plecet hampir 100% terlupakan.

Produk pangan ini kembali diingat setelah datang lagi dari Jepang dengan nama satoimo. Sente hanya untuk tanaman hias, paling jauh sebagai pakan gurami.

Bagikan

Berita Terbaru

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?
| Selasa, 25 November 2025 | 11:25 WIB

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?

Investor mesti fokus pada emiten dengan narasi kuat lantaran saat berhasil keluar dari PPK peluang rebound muncul tetapi dibarengi risiko tinggi.

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan
| Selasa, 25 November 2025 | 09:10 WIB

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan

Prospek bisnis logistik darat didukung perkembangan ritel, e-commerce, dan infrastruktur. Namun, ada tantangan dari sisi pengelolaan biaya.

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental
| Selasa, 25 November 2025 | 08:41 WIB

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental

Kinerja keuangan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) diperkirakan akan tetap tumbuh positif sepanjang tahun 2025.

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?
| Selasa, 25 November 2025 | 08:13 WIB

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?

Tekanan yang dialami saham BBCA mereda setelah pada Selasa (24/11) bank swasta tersebut mengumumkan pembagian dividen interim.

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun
| Selasa, 25 November 2025 | 08:09 WIB

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun

Para bankir optimistis akan terjadi perbaikan pertumbuhan  kredit konsumer menjelang akhir tahun, ditopang momentum natal dan tahun baru 

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham
| Selasa, 25 November 2025 | 07:49 WIB

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) berencana untuk IPO dengan menawarkan maksimal 625 juta saham kepada publik. 

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat
| Selasa, 25 November 2025 | 07:41 WIB

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat

Prospek kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) masih menjanjikan. Segmen penjualan barang dan jasa distribusi serta logistik energi bakal jadi motor utama.

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca
| Selasa, 25 November 2025 | 07:40 WIB

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca

Seiring dengan pelemahan pasar, terjadi kenaikan biaya produksi AMFG yang dipicu oleh fluktuasi harga gas alam.

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka
| Selasa, 25 November 2025 | 07:33 WIB

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka

Suksesi kepemimpinan menambah kental aroma rencana merger GOTO dan Grab pasca Patrick Sugito Walujo resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO GOTO.

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut
| Selasa, 25 November 2025 | 07:25 WIB

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut

TCPI akan mengoptimalkan utilisasi armada yang ada serta melakukan peremajaan kapal secara bertahap.

INDEKS BERITA

Terpopuler