Upaya Hermina (HEAL) Gelar Aksi Buyback, Ebitda di Bawah Rerata 5 Tahun Terakhir

Senin, 24 Maret 2025 | 21:44 WIB
Upaya Hermina (HEAL) Gelar Aksi Buyback, Ebitda di Bawah Rerata 5 Tahun Terakhir
[ILUSTRASI. Hermina Tower - RS Hermina PT Medikaloka Hermina Tbk HEAL]
Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola rumah sakit Hermina, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) berencana untuk melakukan pembelian kembali alias buyback saham dengan anggaran Rp 100 miliar.

Aksi korporasi yang bakal dilakukan sejak 21 Maret 2025 hingga 2 Mei 2025 mendatang ini, diharapkan menjadi upaya untuk membentengi harga saham HEAL dari tekanan jual. Pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (24/3), harga saham HEAL turun 3,79% ke level Rp 1.015. Sementara itu berdasarkan data dari RTI, harga saham HEAL telah menurun 37,31% sejak 14 hari terakhir dan telah menurun sedalam 30,95% dalam 3 bulan terakhir.

Padahal, pengendali saham perseroan tercatat rajin memborong saham perusahaan. Sebagai informasi, pada awal tahun 2025 atau Januari lalu, Wakil Direktur Utama HEAL Yulisar Kiat telah melaksanakan pembelian 600.000 saham pada harga Rp1.580. Dia merogoh kocek sebesar Rp 948.000.000 untuk transaksi tersebut.

Lalu pada Maret 2025 ini, Direktur Utama HEAL Hasmoro turut memborong saham Perusahaan yang dipimpinnya senilai Rp100 miliar. Berdasarkan keterbukaan informasi Senin (24/3) disebutkan HEAL akan melakukan buyback dengan jumlah saham 95 juta saham dengan harga pembelian maksimum sebesar Rp 1.680 per saham.

Baca Juga: Medikaloka Hermina (HEAL) Ekspansi Rumah Sakit Baru

"Aksi korporasi ini dapat menstabilkan harga pasar yang fluktuatif dan memberikan fleksibilitas bagi HEAL untuk mengelola modal jangka panjang," jelas Hasmoro dalam keterangan keterbukaan, Senin (24/3). Lebih lanjut, Hasmoro juga menegaskan bahwa HEAL memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai untuk melaksanakan buyback saham.

Abdul Azis Setyo Wibowo Equity Research Kiwoom Analyst menuturkan bahwa penurunan harga saham yang terjadi pada HEL merupakan imbas dari capital outflow asing. Hal ini masih dipengaruhi oleh ketidakpastian global yang turut melemahkan rupiah dan memicu kenaikan cost pada HEAL. "Sebagaimana yang kita tahu, cost terbesar HEAL adalah obat dan perlengkapan medis," paparnya kepada KONTAN.

Pada laporan keuangan tahunan 2024, biaya obat dan perlengkapan medis HEAL tercatat adalah sebesar Rp4,28 triliun, meningkat 15,67% dari periode yang sama tahun 2023 di angka Rp3,70 triliun.

Melihat hal tersebut Abdul Azis menuturkan bahwa aksi buyback bisa menjadi cerminan bahwa emiten rumah sakit ini memang sedang ingin menjaga pergerakan sahamnya walau aksinya belum melahirkan aksi sell agresif dari asing. Di sisi lain, dia juga melihat bahwa secara valuasi, saham HEAL masih terbilang menarik. "Secara valuasi, saham HEAL masih terbilang menarik bahkan EV atau ebitda-nya masih di bawah rata-rata 5 tahun dimana saat ini  EV atau ebitda berada di 8.9x dan AVG 5 tahun berada di 12.2x," ucapnya.

Head of Online Trading BCA Sekuritas Achmad Yaki menambahkan bahwa aksi buyback saham ini bisa mengerek harga saham HEAL atau minimal dapat menurunkan harga sahamnya. Dia merekomendasikan beli saham HEAL dengan target harga Rp 2.000 per saham.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Volume Produksi dan Penguatan Harga CPO Memoles Kinerja AALI
| Minggu, 02 November 2025 | 06:33 WIB

Volume Produksi dan Penguatan Harga CPO Memoles Kinerja AALI

AALI membukukan pendapatan bersih Rp 22,11 triliun per kuartal III-2025, naik 35,8% secara tahunan atau year on year (yoy).

Pendapatan Menyusut, Laba Bersih TLKM Turun Menjadi Rp 15,78 Triliun
| Minggu, 02 November 2025 | 06:31 WIB

Pendapatan Menyusut, Laba Bersih TLKM Turun Menjadi Rp 15,78 Triliun

Laba bersih TLKM per 30 September 2025 sebesar Rp 15,78 triliun. Angka ini menurun 10,69% dari periode sama setahun sebelumnya Rp 17,67 triliun.

Bank Digital Kian Serius Menyisiri Segmen Unbanked
| Minggu, 02 November 2025 | 06:30 WIB

Bank Digital Kian Serius Menyisiri Segmen Unbanked

Masih banyak masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan modern. Bank digital melihatnya sebagai peluang emas untuk tumbuh.

Kinerja Emiten Emas Mind Id Moncer, Batubara Merana
| Minggu, 02 November 2025 | 06:28 WIB

Kinerja Emiten Emas Mind Id Moncer, Batubara Merana

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meraih pertumbuhan pendapatan dari penjualan emas, nikel dan bauksit sebesar 66,7% yoy menjadi Rp 72,03 triliun

Walau Belum Besar, Saham Teknologi Indonesia Punya Prospek Menjanjikan
| Minggu, 02 November 2025 | 06:21 WIB

Walau Belum Besar, Saham Teknologi Indonesia Punya Prospek Menjanjikan

Saham-saham teknologi Indonesia punya potensi menjanjikan. Sepanjang tahun ini pun, IDX Technology sudah tumbuh 143,64%.

Aspadin: Sangat Umum Industri AMDK Menggunakan Sumur Bor
| Minggu, 02 November 2025 | 06:15 WIB

Aspadin: Sangat Umum Industri AMDK Menggunakan Sumur Bor

Memang, seberapa umum praktik pengambilan air lewat sumur bor oleh perusahaan AMDK ya? Mengapa opsi ini yang merek ambil? 

Efek Fed Cut
| Minggu, 02 November 2025 | 06:05 WIB

Efek Fed Cut

​Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), kembali memotong suku bunga acuan sebesar 0,25% pada hari Rabu (29/10/2025).

Jurus Bikin Bursa Karbon Lebih Hidup
| Minggu, 02 November 2025 | 06:00 WIB

Jurus Bikin Bursa Karbon Lebih Hidup

Pemerintah merilis aturan baru penyelenggaraan instrumen nilai ekonomi karbon. Salah satu tujuannya, membuat bursa karbon nasional lebih hidup.​

Proyek Sampah Listrik Bagus tapi Risikonya Banyak
| Minggu, 02 November 2025 | 05:45 WIB

Proyek Sampah Listrik Bagus tapi Risikonya Banyak

Pemerintah menuju transformasi pengelolaan sampah berbasis energi. Harapannya, pemda benar-benar menyediakan lahan dan memasok sampah.

Mengejar Ambisi Produksi Amonia Hijau di Serambi Mekkah
| Minggu, 02 November 2025 | 05:15 WIB

Mengejar Ambisi Produksi Amonia Hijau di Serambi Mekkah

PT Pupuk Indonesia (Persero) menggabungkan green hydrogen dengan grey hydrogen guna menghasilkan green ammonia. Apa tantangannya?

INDEKS BERITA

Terpopuler