Wahana Interfood Punya Pengendali Baru, Wajib Gelar Tender Offer Saham COCO

Senin, 27 Desember 2021 | 10:09 WIB
Wahana Interfood Punya Pengendali Baru, Wajib Gelar Tender Offer Saham COCO
[Aktivitas di Pabrik PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO). COCO, emiten produsen cokelat kini punya pengendali baru seiring tuntasnya hajatan rights issue. KONTAN/Amalia Fitri]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tuntas sudah perpindahan tampuk pengendali PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO). Lewat rights issue, investor Singapura, Mahogany Global Investment Pte. Ltd., menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali COCO.

Mahogany Global Investment (MGI), perusahaan investasi yang baru berdiri 14 September 2021, kini menguasai 273.041.348 saham, setara 30,68 persen saham COCO. Jumlahnya berpotensi menggemuk seiring tender offer yang wajib digelar.

Mahogany Global Investment masuk sebagai investor COCO setelah mengambil seluruh Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dari PT Inter Jaya Corpora dan dari investor lain yang tidak mengeksekusi haknya.

Dengan harga pelaksanaan di Rp 304 per saham, Mahogany Global Investment menebus 273.041.348 saham COCO dengan kocek sekitar Rp 83 miliar. 

Sumber dana yang digunakan oleh Mahogany Global Investment berasal dari kas internal perusahaan tersebut.

"MGI berkewajiban untuk melakukan penawaran tender wajib sebagaimana diatur dalam POJK 9/2018," tulis manajemen Mahogany Global Investment Pte. Ltd., dalam informasi resmi (24/12).

Baca Juga: Harga Batubara Bakal Meredup Tahun Depan, Begini Rekomendasi Sahamnya

Merujuk prospektus rights issue, manajemen COCO menyebut Mahogany Global Investment tidak memiliki hubungan afiliasi dengan emiten produsen cokelat dengan merek Schoko itu.

Mahogany Global Investment 100 persen sahamnya dimiliki oleh Meranti Global Investment Pte Ltd. Sementara penerima manfaatnya adalah Lee Ee Ling.

Oh ya, nama Lee Ee Ling juga tercatat sebagai pemegang 100 persen saham Rejuve Global Investment Pte Ltd, perusahaan yang kini menjadi pengendali PT Pyridam Farma Tbk (PFYA).

Rejuve mengakuisisi 254,74 juta saham, setara 47,61 persen saham PFYA dari tangan PT Pyridam Internasional pada Juli 2020. Dengan harga Rp 771 per saham, Rejuve menggelontorkan dana mencapai Rp 196,40 miliar.

Peralihan kepemilikan dan pengendalian PYFA membuat Rejuve saat itu menggelar tender offer wajib sebanyak-banyaknya 86,67 juta saham atau 16,19%. Tender offer ini akan dilakukan di harga Rp 771 per saham.

Baca Juga: SPAC Milik Perusahaan yang Didukung Temasek, Dapat Lampu Hijau Listing di Singapura

Namun, dalam perjalanannya Rejuve Global Investment beberapa kali mengurangi kepemilikannya di PYFA. 

Per 30 November 2021, perusahaan yang didirikan 27 Mei 2020 dan saat itu hanya punya modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor penuh hanya S$ 1, masih mengempit 216.582.206 saham, setara 40,48 persen saham PFYA.

Bagikan

Berita Terbaru

Langkah RI Menciptakan Mini World Bank, Pembiayaan Khusus Untuk Infrastruktur Daerah
| Kamis, 12 Desember 2024 | 09:50 WIB

Langkah RI Menciptakan Mini World Bank, Pembiayaan Khusus Untuk Infrastruktur Daerah

SMI sedang bertransformasi menjadi Development Finance Institution (DFI) alias lembaga keuangan pembangunan.

Melihat Merger Jumbo EXCL dan Duet Sinar Mas
| Kamis, 12 Desember 2024 | 08:36 WIB

Melihat Merger Jumbo EXCL dan Duet Sinar Mas

Nilai merger  PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT Smart Telecom mencapai Rp 104 triliun

Saham EMTK & SCMA Melejit, Berkat Kinerja Vidio Atau Sentimen Akumulasi Induk Usaha?
| Kamis, 12 Desember 2024 | 08:30 WIB

Saham EMTK & SCMA Melejit, Berkat Kinerja Vidio Atau Sentimen Akumulasi Induk Usaha?

Pada pekan pertama Desember saja, Grup Emtek memborong 87 juta saham operator televisi free to air SCTV dan Indosiar.

Tahun Depan BUMI Mengincar Pendapatan Sebesar US$ 6 Miliar
| Kamis, 12 Desember 2024 | 08:18 WIB

Tahun Depan BUMI Mengincar Pendapatan Sebesar US$ 6 Miliar

Terget pendapatan BUMI sebesar US$ 5,5 miliar hingga US$ 6 miliar sepanjang tahun 2025 disokong kenaikan volume produksi batubara.

Menanti Data AS, IHSG Masih Rawan Melemah
| Kamis, 12 Desember 2024 | 08:14 WIB

Menanti Data AS, IHSG Masih Rawan Melemah

Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi di tengah penantian rilis data inflasi AS meningkatkan ketidakpastian di pasar.

Melihat Peluang Kenaikan Saham Kompas100
| Kamis, 12 Desember 2024 | 07:53 WIB

Melihat Peluang Kenaikan Saham Kompas100

 Ekspektasi pelonggaran suku bunga di bulan Desember dan momentum window dressing berpeluang memoles saham-saham di Indeks Kompas100. 

Buat Investor, Mau Main Saham Atau Berinvestasi di Saham?
| Kamis, 12 Desember 2024 | 07:51 WIB

Buat Investor, Mau Main Saham Atau Berinvestasi di Saham?

Salah satu peran penting pasar saham bagi perusahaan go public adalah meningkatkan reputasi perusahaan tersebut. 

Persaingan Kian Ketat di Industri Telekomunikasi
| Kamis, 12 Desember 2024 | 07:51 WIB

Persaingan Kian Ketat di Industri Telekomunikasi

Merger XL Axiata dan Smarfren mengubah lanskap industri telekomunikasi, dan dinilai berdampak positif

Proyek Meikarta Berlanjut, Lippo Cikarang (LPCK) Siapkan Rights Issue Rp 1,48 Triliun
| Kamis, 12 Desember 2024 | 07:39 WIB

Proyek Meikarta Berlanjut, Lippo Cikarang (LPCK) Siapkan Rights Issue Rp 1,48 Triliun

Kepercayaan pasar terhadap Lippo Cikarang masih harus dilihat lagi, mengingat proyek Meikarta cukup lama mangkrak. 

Program Rumah Rakyat Diusulkan Masuk PSN
| Kamis, 12 Desember 2024 | 07:15 WIB

Program Rumah Rakyat Diusulkan Masuk PSN

Rencana memasukkan program 3 juta rumah ke dalam proyek strategis nasional untuk mempercepat realisasinya. 

INDEKS BERITA

Terpopuler