KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seperti namanya, Dewan Perwakilan Rakyat itu adalah sebuah lembaga yang semestinya menjadi wakil dari rakyat. Makanya, orang-orang yang duduk di lembaga ini mendapat sebutan wakil rakyat.
Tapi, kalau melihat gaya para anggota DPR yang menjabat saat ini, ketimbang merasa mendapat panggilan negara, sepertinya banyak anggota DPR yang merasa sukses keterima kerja.
Jadi fokusnya adalah mengerjakan pekerjaan. Kalau pekerjaan sudah selesai, ya sudah, pulang ke rumah atau nongkrong cantik di kafe. Kalau perlu, pekerjaannya dikerjakan pas banderol saja, yang penting selesai. Bahkan, sidang pun belum tentu datang, cuma titip absen.
Karena menjadi anggota DPR dianggap sebagai profesi biasa, sama seperti diterima bekerja di KONTAN barangkali, wajar, sih, kalau kemudian ada anggota joget-joget saat tahu bakal dapat tunjangan gede. Saya juga mungkin bakal breakdance kalau dikasih tunjangan gede.
Mungkin saat itu, si anggota DPR khilaf dan lupa, sejatinya mereka tengah mengemban tugas menjadi wakil dari rakyat. Lha wong rakyat sedang mengencangkan ikat pinggang, orang yang jadi wakilnya malah joget-joget dapat uang banyak.
Karena itu, tidak aneh juga kalau rakyat jadi marah. Orang yang diminta mewakili, kok, berani-beraninya memperkaya diri sendiri saat rakyat susah. Sudah begitu, yang jadi wakil malah balik ngegas ke rakyat yang protes.
Entah apa si wakil rakyat tadi sedang khilaf dan lupa, bahwa ia adalah wakil dari orang yang ia cela? Atau mungkin, si wakil rakyat sebenarnya belum siap atau belum layak diangkat jadi wakil rakyat.
Sekarang, beberapa wakil rakyat yang dianggap tidak mendengar rakyat memang telah ditarik kembali oleh partainya. Tapi harga yang dibayar sangat mahal. Ada banyak nyawa melayang. Kerusakan yang terjadi juga tak terbayang.
Padahal, momentum Indonesia saat ini sedang bagus, lo. Kemarin, S&P mengumumkan PMI sektor manufaktur Indonesia kembali ke level ekspansi, yakni di 51,5. Neraca dagang juga masih surplus US$ 4,17 miliar, naik tipis dari realisasi di bulan sebelumnya.
Kalau kericuhan yang muncul akibat ketidakpuasan rakyat terhadap kinerja para pejabat dan wakil rakyat yang diberi mandat berlanjut, momentum positif tersebut bakal lewat begitu saja. Para pejabat negara dan wakil rakyat, mulailah benar-benar bekerja untuk rakyat. Dan ke depan, rakyat juga sebaiknya lebih cermat memilih wakilnya.