Waspada, Harga Bitcoin Kembali Volatile

Kamis, 30 Mei 2019 | 15:05 WIB
Waspada, Harga Bitcoin Kembali Volatile
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga uang kripto bitcoin masih cenderung naik. Dari data coinmarketcap, harga bitcoin pada Kamis (30/5) pukul 14.30 masih naik tipis 2,09% ke level US$ 8.726,11. 

Beberapa hari sebelumnya, harga bitcoin sempat kembali terkoreksi dan menguji level US$ 8.425. Harga kembali rebound dan kini diperdagangkan di atas area resistance US$ 8.600. 

Mengutip newsbtc.com, ada break di atas bearish trend line dengan resistance di US$ 8.690. Masih ada kemungkinan harga bitcoin naik di atas US$ 8.800 dalam waktu dekat. 

Pada Senin (27/5) harga bitcoin sempat naik 10% dan hampir menembus US$ 9.000. Sepanjang bulan Mei, harga bitcoin telah reli hampir 70%. Namun, beberapa hari terakhir, harga bitcoin kembali volatile. Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, Rabu (29/5), hal ini menganggu reli kripto yang relatif tenang dan digemari pasar dalam sebulan belakangan. 

Volatilitas bitcoin yang tinggi ini terlihat dari perubahan harga harian di bulan Mei rata-rata 4,7%. Bandingkan dengan perubahan harga harian di bulan April yang sebesar 3,5% dan bulan Maret yang hanya 1,1%. Terakhir kali harga bitcoin bergerak liar yakni terjadi di bulan Desember, dengan perubahan rata-rata 4,2%.

Pada Selasa lalu, harga bitcoin turun 2,4%, jatuh untuk pertama kalinya dalam empat hari, lantaran banyak investor yang bersiap akan turbulensi. Sebenarnya, sudah biasa kalau mata uang kripto berluktuasi liar dari hari ke hari. Namun, investor mulai terbiasa dengan pasar yang relatif tenang belakangan ini. 

Minat tinggi dari perusahaan-perusahaan besar di Wall Street untuk menggunakan mata uang digital sempat membawa Bitcoin dalam jangkauan US$ 9.000. Misal, AT&T Inc. menyatakan pada minggu lalu akan mengizinkan pelanggan membayar tagihan dengan bitcoin atau uang tunai bitcoin. 

Kemudian,  Fidelity Investments juga dikabarkan sedang menyelesaikan rencana untuk membeli dan menjual aset digital bagi pelanggan institusi.

Peningkatan volatilitas juga dapat dilihat di Bloomberg Galaxy Crypto Index, di mana penyebaran antara tingkat kisaran harga atas dan bawah, telah melebar ke level yang terbesar di tahun ini. Indeks ini tidak memiliki banyak support levels jika terjadi penurunan yang signifikan.

Analis Bloomberg Intelligence Mike McGlone menilai, hal ini menunjukkan tingkat volatilitas 30 hari dekat dengan puncak Desember yang menandai penurunan pasar ke level bottom. "Volatilitas tinggi bisa menjadi indikasi harga mulai ekstrem," tandasnya. 

Bagikan

Berita Terbaru

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

Mengelola Bencana
| Jumat, 21 November 2025 | 07:45 WIB

Mengelola Bencana

Bencana alam kerap mengintai. Setidaknya tiga bencana alam terjadi dalam sepekan terakhir, salah satunya erupsi Gunung Semeru..

INDEKS BERITA

Terpopuler