KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Maret 2019, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) telah mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,4 triliun. Jumlah itu setara 16% dari target kontrak anyar yang dibidik sepanjang tahun ini sebesar Rp 9 triliun.
Direktur Utama PT Wijaya Karya Beton Tbk Hadian Pramudita mengatakan pada awal tahun tren perolehan kontrak baru selalu melandai. Tapi berdasarkan siklus tahunan, penerimaan kontrak baru bakal ramai di semester kedua. "Biasanya di semester I itu sekitar 35% Sisanya di semester II, jadi tidak khawatir," kata dia, Rabu (27/3).
Hadian memproyeksikan, perolehan pendapatan dan laba bersih WTON di kuartal I-2019 bakal tumbuh dua digit. Pada kuartal I-2018, WTON mencatat pendapatan Rp 1,19 triliun dan laba bersih sebesar Rp 57,63 miliar.
Tahun ini, komposisi kontrak yang berasal dari proyek infrastruktur diperkirakan bakal turun, dari sebelumnya 69% di tahun 2018 menjadi 66%. Sedang kontribusi terbesar kedua bakal berasal dari proyek energi antara 23%–25%, sisanya dari lain-lain.
Tahun ini pula, WTON sedang mengupayakan memperoleh kontrak di luar negeri untuk jalur kereta api sepanjang 150 kilometer di Filipina. Sejauh ini, Wika Beton masih dalam tahapan test track untuk proyek tersebut.
Sedangkan nilai kontrak asal luar negeri itu sekitar Rp 200 miliar hingga Rp 400 miliar. Tapi, nilainya bisa berubah lantaran kebutuhan pembangunan rel di negara itu mencapai 400 kilometer (km). Tahap pembangunannya paling cepat dimulai pada semester II-2019.
Selain proyek di Filipina, WTON juga mengincar untuk memenangkan lelang proyek transportasi yang menghubungkan Johor-Singapura.
Hadian menyebutkan, tidak seperti proyek di Filipina yang dikerjakan bersama PT Pindad dan PT INKA, pembangunan sarana transportasi Johor-Singapura bakal diajukan secara mandiri. Tak hanya itu, manajemen Wika Beton sedang berupaya memperoleh kontrak di negara timur tengah. Hanya, memang baru pada tahap penjajakan. Apabila berhasil mendapatkan kontrak itu, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk ini dapat mulai menggarap proyek tersebut pada tahun depan.
Mengenai kinerja, Wika Beton menargetkan pendapatan naik 16% menjadi Rp 8 triliun dan laba bersih bisa menembus Rp 560 miliar. Tahun ini, WTON menargetkan bisa meraih kontrak baru Rp 9 triliun atau tumbuh sekitar 18% dari tahun lalu.
Bagikan dividen
Sementara itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar kemarin, pemegang saham WTON menyetujui pembagian laba untuk dividen sebesar Rp 145,92 miliar atau sekitar 30% dari laba bersih.
Menurut Hadian, dividen per share saham yang dibagikan sebesar Rp 17,50. "Bila dibandingkan dengan dividen per share 2017 sebesar Rp 12,13, maka naik 44,27%," sebutnya.
Sepanjang 2018, WTON mencatat penjualan sebesar Rp 6,93 triliun meningkat 29,25% dari pencapaian 2017 sebesar Rp 5,36 triliun. Laba bersih WTON juga tumbuh 42,94% dari Rp. 340,46 miliar pada 2017 menjadi Rp 486,64 miliar pada 2018.
RUPST juga memutuskan pergantian komposisi dewan komisaris dan jajaran direksi WTON. Misalnya, pemegang saham memberhentikan dengan hormat Agustinus Boedioni sebagai Komisaris WTON. Untuk susunan direksi diputuskan memberhentikan dengan hormat Mohammad Syafii, Siddik Siregar dan Hari Respati, yang kemudian mengangkat Imam Sudiyono dan I Ketut Pasek Senjaya Putra.