Yuan China Menguat, Kurs Rupiah Hari Ini Ikut Menguat 0,16% Jadi Rp 14.150
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah hari ini (10/10) menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Mengacu Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,16% ke level Rp 14.150 per dolar AS.
Sedang untuk JISDOR, kurs rupiah hari ini menguat 0,18% menjadi Rp 14.157 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan kemarin di posisi Rp 14.182 per dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, saat ini pelaku pasar masih optimistis terhadap pembicaraan dagang antara AS dan China, meski belum ada hasil dari negosiasi ini. “Ada optimisme dari Pemerintah China terhadap negosiasi ini yang bisa berujung ke kesepakatan bersama,” ujarnya kepada Kontan.co.id.
Selain itu, Josua menyebutkan, penguatan juga mata uang Asia lainnya alami terhadap dollar negeri uak Sam. Penyebabnya, ada trigger dari yuan China yang menguat atas dolar AS. “USD/CNY hari ini turun dan menyebar ke mata uang Asia lainnya,” kata dia.
Menurut Ekonom Bank BCA David Sumual, penguatan kurs rupiah hari ini cenderung masih karena sentimen teknikal. Tertutama, langkah AS memasukkan puluhan perusahaan China dalam daftar hitam perdagangan.
Di sisi lain, data pasar khususnya bursa regional dan domestik masih mencatatkan penguatan pada perdagangan hari ini.
Proyeksi rupiah besok
Untuk perdagangan besok (11/10), David memperkirakan, rupiah masih akan bergerak naik turun tipis dan belum memiliki sentimen penggerak signifikan. Sentimen utama masih datang dari kondisi global, khususnya pembicaraan dagang AS-China.
"Dari domestik belum ada sentimen berarti. Fokusnya ke pertemuan AS dan China, apakah akan ada hasil positif atau negatif, pasar pun tidak berharap banyak," kata David kepada Kontan.co.id, Kamis (10/10).
David memproyeksikan, rupiah bakal berada di kisaran Rp 14.130 hingga Rp 14.180 per dolar AS, dengan kecenderungan bakal menguat tipis pada perdagangan Jumat (11/10).
Sedang Josua menilai, akan ada rilis data yang perlu pasar waspadai untuk pergerakan dolar AS esok hari. Data tersebut ialah notulensi rapat FOMC September yang masih dovish dan data inflasi AS.
Menurut Josua, data inflasi AS September memiliki ekspetasi yang menurun sehingga bisa menekan pergerakan dolar AS. Ia pun menebak, mata uang garuda esok hari akan menguat terbatas di kisaran Rp 14.125-Rp 14.200 per dolar AS.