Yuan China Menguat, Kurs Rupiah Hari Ini Ikut Menguat 0,16% Jadi Rp 14.150

Kamis, 10 Oktober 2019 | 23:01 WIB
Yuan China Menguat, Kurs Rupiah Hari Ini Ikut Menguat 0,16% Jadi Rp 14.150
[ILUSTRASI. Petugas merapikan mata uang rupiah di sebuah bank di Jakarta, Rabu (4/7)]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah hari ini (10/10) menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Mengacu Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,16% ke level Rp 14.150 per dolar AS.

Sedang untuk JISDOR, kurs rupiah hari ini menguat 0,18% menjadi Rp 14.157 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan kemarin di posisi Rp 14.182 per dolar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, saat ini pelaku pasar masih optimistis terhadap pembicaraan dagang antara AS dan China, meski belum ada hasil dari negosiasi ini. “Ada optimisme dari Pemerintah China terhadap negosiasi ini yang bisa berujung ke kesepakatan bersama,” ujarnya kepada Kontan.co.id.

Selain itu, Josua menyebutkan, penguatan juga mata uang Asia lainnya alami terhadap dollar negeri uak Sam. Penyebabnya, ada trigger dari yuan China yang menguat atas dolar AS. “USD/CNY hari ini turun dan menyebar ke mata uang Asia lainnya,” kata dia.

Menurut Ekonom Bank BCA David Sumual, penguatan kurs rupiah hari ini cenderung masih karena sentimen teknikal. Tertutama, langkah AS memasukkan puluhan perusahaan China dalam daftar hitam perdagangan.

Di sisi lain, data pasar khususnya bursa regional dan domestik masih mencatatkan penguatan pada perdagangan hari ini.

Proyeksi rupiah besok

Untuk perdagangan besok (11/10), David memperkirakan, rupiah masih akan bergerak naik turun tipis dan belum memiliki sentimen penggerak signifikan. Sentimen utama masih datang dari kondisi global, khususnya pembicaraan dagang AS-China.

"Dari domestik belum ada sentimen berarti. Fokusnya ke pertemuan AS dan China, apakah akan ada hasil positif atau negatif, pasar pun tidak berharap banyak," kata David kepada Kontan.co.id, Kamis (10/10).

David memproyeksikan, rupiah bakal berada di kisaran Rp 14.130 hingga Rp 14.180 per dolar AS, dengan kecenderungan bakal menguat tipis pada perdagangan Jumat (11/10).

Sedang Josua menilai, akan ada rilis data yang perlu pasar waspadai untuk pergerakan dolar AS esok hari. Data tersebut ialah notulensi rapat FOMC September yang masih dovish dan data inflasi AS.

Menurut Josua, data inflasi AS September memiliki ekspetasi yang menurun sehingga bisa menekan pergerakan dolar AS. Ia pun menebak, mata uang garuda esok hari akan menguat terbatas di kisaran Rp 14.125-Rp 14.200 per dolar AS.

Bagikan

Berita Terbaru

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

DJP Memperketat Status Pajak WNI Diaspora
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:30 WIB

DJP Memperketat Status Pajak WNI Diaspora

DJP terapkan status pajak WNI diaspora lewat uji berjenjang untuk kondisi sebenarnya.                   

ELPI Kantongi Kontrak Rp 2,9 Triliun dari Genting Group
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:14 WIB

ELPI Kantongi Kontrak Rp 2,9 Triliun dari Genting Group

PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) mengantongi kontrak jangka panjang untuk proyek floating liquefied natural gas (FLNG) Genting 

INDEKS BERITA

Terpopuler