Acset Indonusa Pasang Target Fantastis

Kamis, 11 April 2019 | 08:28 WIB
Acset Indonusa Pasang Target Fantastis
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) membidik nilai kontrak fantastis sepanjang tahun 2019 ini. Anak usaha Grup Astra tersebut memburu kontrak baru senilai Rp 15 triliun.

Padahal, jika menurut pemberitaan KONTAN, realisasi kontrak baru tahun 2018 hanya sebesar Rp 1,6 triliun. Padahal, Acset Indonusa sempat mencetuskan target kontrak baru Rp 10 triliun tahun lalu.

Tak mau target tahun ini kembali meleset, manajemen Acset Indonusa pun memasang strategi. Mereka bakal lebih rajin memburu proyek-proyek sektor infrastruktur. "Untuk porsi paling besar ada pengerjaan tol elevated di Jakarta," kata Jeffrey Gunadi Chandrawijaya, Direktur Utama PT Acset Indonusa Tbk usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Rabu (10/4).

Karena masih menunggu hasil tender, Acset Indonusa tidak bersedia mengungkapkan nilai proyek yang dibidik. Namun kembali mengintip catatan KONTAN, ada lima tender proyek yang tengah mereka ikuti. Salah satunya yakni konstruksi Tol Jakarta-Cikampek Selatan dan Tol Serpong-Balaraja.

Selain sektor infrastruktur, mulai tahun ini Acset Indonusa merambah sektor kelistrikan. Pada kuartal I 2019, perusahaan itu sudah mengantongi kontrak pembangunan pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa 1 senilai Rp 200 miliar. Konstruksi proyeknya sudah mulai berjalan.

Lebih selektif

Setelah PLTGU Jawa 1, Acset Indonusa menunggu hasil tender proyek setrum yang lain. Lagi-lagi tanpa menyebutkan nilai tender yang diincar, mereka mengaku konstruksi kelistrikan sangat menjanjikan. "Kami ingin menjadi kontraktor power plant karena di Indonesia masih banyak yang sedang dibangun," tutur Jeffrey.

Untuk memuluskan agenda bisnis tahun ini, Acset Indonusa menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar. Sumbernya dari kas internal dan pinjaman. Alokasi capex tahun ini lebih kecil ketimbang serapan capex tahun lalu yang mencapai Rp 270 miliar.

Meskipun memburu kontrak baru dengan nilai jumbo, Acset Indonusa mengaku akan tetap selektif memilih proyek. Belajar dari tahun lalu, laba bersih turun karena ada perubahan pada proyek berjalan. Akibatnya, ada pengakuan kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan terkait penyelesaian proyek berjalan tersebut.

Asal tahu, laba setelah pajak yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih Acset Indonusa tahun lalu, terpangkas hampir 8,5 kali lipat menjadi Rp 18,29 miliar. Padahal pendapatan bersih naik 23,10% year on year (yoy) menjadi Rp 3,73 triliun.

Bagi  dividen

ACST berencana membagikan dividen sebesar Rp 5 per saham atau total Rp 3,50 miliar dari laba tahun buku 2018. Jadwal pembayarannya pada 29 April 2019 dan akan dibagikan secara tunai.

Pemegang saham yang berhak atas dividen adalah mereka yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perusahaan pada 23 April 2019. "Pembayaran dividen akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan pajak, ketentuan Bursa Efek Indonesia dan ketentuan pasar modal lainnya yang berlaku," tutur Maria Cesilia, Sekretaris PT Acset Indonusa Tbk, Rabu (10/4).

Setelah dikurangi alokasi dividen, sisa laba bersih Rp 14,79 miliar akan dicatatkan sebagai laba ditahan. Acset Indonusa berencana memanfaatkannya untuk membiayai sejumlah proyek di masa yang akan datang.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler