Ada Insentif Pajak, Saham Properti Menanjak

Kamis, 20 Juni 2019 | 08:09 WIB
Ada Insentif Pajak, Saham Properti Menanjak
[]
Reporter: Sanny Cicilia, Sinar Putri S.Utami | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham sektor properti tengah bersinar. Kemarin, Indeks Properti dan Real Estate naik 1,77% setelah sehari sebelumnya naik 3,38%. Peningkatan ini mendorong sektor tersebut melejit 18,97% sejak akhir tahun lalu hingga kemarin.

Harga saham properti melesat tinggi. APLN mencetak kenaikan 25,13%. Sementara DUTI naik 22,63%, ARMY naik 13,64%, dan DILD sebesar 13,07%.

Harga saham-saham properti melejit lantaran sentimen insentif pajak properti. Ditjen Pajak menetapkan hunian di bawah Rp 30 miliar tidak lagi kena pajak barang mewah alias PPnBM. "Kemunculan regulasi tersebut menguntungkan developer dengan portofolio properti mid-high," kata Muhammad Rudy Setiawan, Analis MNC Sekuritas, Rabu (19/6).

Selama ini, permintaan sektor properti untuk segmen menengah ke atas cenderung melambat. Kondisi sebaliknya terjadi pada segmen menengah ke bawah. Karena itu, pengembang ramai-ramai ikut menambah portofolio proyek untuk kelas menengah ke bawah.

Memang, ada sentimen lain yang mendorong kenaikan harga tiap saham properti. APLN misalnya, harganya naik lantaran sentimen reklamasi Jakarta. Sekadar informasi, pengadilan memutuskan, APLN bisa melanjutkan proyek reklamasi yang dilakukan di Pulau G, karena tidak ada pelanggaran prosedur selama proses pembangunan.

Kebijakan bunga

Selain dari sentimen regulasi, sektor properti juga diuntungkan spekulasi mengenai penurunan bunga. Dengan konsensus proyeksi pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve berpeluang menurunkan bunga pada Juli, suku bunga Bank Indonesia (BI) juga berpotensi ikut dipangkas.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar N Taulat sebelumnya mengatakan, sikap dovish BI menyikapi arah suku bunga ke depan bisa meningkatkan daya beli masyarakat. Terutama untuk membeli dan mencicil properti.

Untuk koleksi saham, Rudy mengatakan investor bisa memilih beberapa developer yang memang secara kinerja masih cukup stabil dan tidak memiliki leverage dalam bentuk dollar AS. "Sehingga cukup aman jika memiliki rencana hold beberapa saham properti," kata dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Kinerja BBCA Oktober: Pertumbuhan Laba Melambat Tapi Masih Sesuai Proyeksi Analis
| Senin, 17 November 2025 | 13:17 WIB

Kinerja BBCA Oktober: Pertumbuhan Laba Melambat Tapi Masih Sesuai Proyeksi Analis

BCA catat laba Rp 48,26 triliun di Oktober 2025, naik 4,39% secara tahunan dan sesuai proyeksi analis

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian
| Senin, 17 November 2025 | 10:33 WIB

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian

Situasi ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi keberhasilan redenominasi. Ada beberapa aspek yang membuat kebijakan ini gagal.

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi
| Senin, 17 November 2025 | 09:57 WIB

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi

Survei harga properti BI menunjukkan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer melambat, hanya naik 0,84% YoY hingga kuartal III-2025

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy
| Senin, 17 November 2025 | 08:30 WIB

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy

Laba bersih PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melompat didorong bisnis logistik dan penjualan kendaraan bekas.

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?
| Senin, 17 November 2025 | 08:09 WIB

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?

Menjelang momen musiman Nataru, kinerja emiten ritel modern seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diprediksi menguat.

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan
| Senin, 17 November 2025 | 08:00 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan

Tujuh tahun mentok di sekitar Rp 500-an triliun, akhirnya dana kelolaan industri reksadana tembus level Rp 600 triliun.  

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun
| Senin, 17 November 2025 | 06:45 WIB

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun

Berdasarkan catatan salah satu mitra distribusi, Bibit, ST015 tenor dua tahun ST015T2 mencatatkan penjualan lebih banyak

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri
| Senin, 17 November 2025 | 06:30 WIB

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri

Harga logam industri terangkat oleh kombinasi sentimen makro yang membaik serta tekanan pasokan global yang belum mereda.

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi
| Senin, 17 November 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi

Rupiah menguat 0,13% secara harian ke level Rp 16.707 per dolar AS pada Jumat (14/11). Namun, dalam sepekan lalu, rupiah melemah 0,10%. 

Jalan Tengah UMP 2026
| Senin, 17 November 2025 | 06:14 WIB

Jalan Tengah UMP 2026

Negara ini butuh upah yang layak dan iklim usaha yang sehat. Keduanya bisa berjalan jika semua pihak bersedia mendekat ke tengah.

INDEKS BERITA

Terpopuler