Agar Manfaatnya Maksimal, BPKH Perlu Menggenjot Investasi Dana Haji

Selasa, 02 April 2024 | 04:57 WIB
Agar Manfaatnya Maksimal, BPKH Perlu Menggenjot Investasi Dana Haji
[ILUSTRASI. Aktivitas ibadah haji di Masjidil Haram Mekkah, Arab Saudi 28 Juni 2023. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS ]
Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mencatat dana kelolaan haji hingga Februari 2024 telah mencapai Rp 161 triliun. Anggota Badan Pelaksana BPKH Amri Yusuf menjelaskan, dana kelolaan haji BPKH per 2023 mencapai Rp 166,74 triliun atau 100,45% dari target. Adapun  nilai manfaat yang berhasil didapat sebesar Rp 10,91 triliun atau sebesar 108,99% dari target.

BPKH menargetkan dana kelolaan haji di akhir 2024 dapat mencapai Rp 169,95 triliun dan nilai manfaat sebesar Rp 11,52 triliun. "Realisasi (dana kelolaan haji) sampai Februari 2024 sebesar Rp 161,94 triliun, ini masih dua bulan, masih on progress," ujar dia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VIII DPR, Senin (1/4).

Baca Juga: Dana Asing Hengkang dari Pasar Keuangan RI Akibat Kebijakan The Fed yang Tak Pasti

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Ini Penyebab Trafik  21 Jalan Tol Sepi
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:41 WIB

Ini Penyebab Trafik 21 Jalan Tol Sepi

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengumumkan  terdapat 21 ruas tol yang masih sepi dengan trafik di bawah 50% dari target dalam PPJT

 Ramai-Ramai Mengawal Program Makan Bergizi
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:38 WIB

Ramai-Ramai Mengawal Program Makan Bergizi

Pemerintah akan merilis aturan tata kelola makan bergizi gratis yang melibatkan sejumlah instansi agar serapan anggaran optimal

Freeport akan Beli Konsentrat Tembaga dari Tambang Lain
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:33 WIB

Freeport akan Beli Konsentrat Tembaga dari Tambang Lain

Saat ini produksi tambang Freeport sudah dihentikan sementara, kurang lebih satu bulan, sebagai imbas dari insiden longsor.

Sumber Global Energy (SGER) Menjajaki Bisnis Smelter Nikel
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:30 WIB

Sumber Global Energy (SGER) Menjajaki Bisnis Smelter Nikel

Saat ini, SGER terus melakukan diversifikasi bisnis dengan menjajaki peluang di sektor smelter nikel dengan salah satu smelter di Indonesia

PANR Catat Kenaikan Permintaan Pariwisata
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:30 WIB

PANR Catat Kenaikan Permintaan Pariwisata

Pertumbuhan ini merupakan hasil dari partisipasi Panorama dalam sejumlah pameran pariwisata seperti WITF dan ITB Asia 2025 di Singapura.

Proyek DME Terganjal Keekonomian
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:26 WIB

Proyek DME Terganjal Keekonomian

Hanya saja, proyek hilirisasi DME ini sepi peminat. Tak banyak investor yang melirik lantaran biaya mahal

 Pebisnis Minta Aturan DHE-SDA Dilonggarkan
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:22 WIB

Pebisnis Minta Aturan DHE-SDA Dilonggarkan

Selama delapan bulan aturan DHE-SDA berjalan tidak menambah cadangan devisa, sehingga pemerintah berencana dievaluasi

Cuan Aliran Bisnis AMDK di Cuaca Panas Ekstrem
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:10 WIB

Cuan Aliran Bisnis AMDK di Cuaca Panas Ekstrem

Cuaca panas ekstrem berpengaruh langsung terhadap peningkatan konsumsi dan permintaan Air Minum Dalam Kemasan.

PP Pajak Karbon Berpotensi Tingkatkan Likuiditas Bursa Karbon
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:00 WIB

PP Pajak Karbon Berpotensi Tingkatkan Likuiditas Bursa Karbon

Kebijakan tersebut akan memberikan dampak besar terhadap perkembangan perdagangan karbon di Indonesia

Refinancing Obligasi Jurus Korporasi Saat Bunga Layu
| Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Refinancing Obligasi Jurus Korporasi Saat Bunga Layu

Saat bunga acuan menurun, harga obligasi yang beredar cenderung naik. Alhasil, investor berpotensi memperoleh capital gain.

INDEKS BERITA

Terpopuler