Akibat Perang Dagang, Penjualan SULI Ikut Tertekan

Selasa, 18 Juni 2019 | 08:30 WIB
Akibat Perang Dagang, Penjualan SULI Ikut Tertekan
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT SLJ Global Tbk (SULI) tidak berani mematok target kinerja muluk-muluk selama semester pertama tahun ini. Maklum, kondisi pasar global yang kurang mendukung mempengaruhi laju bisnis mereka.

Tengok saja, belakangan ini permintaan kayu lapis di pasar mancanegara menurun. Akibatnya, harga jual kayu lapis yang pada pertengahan tahun lalu masih berada di level US$ 800 per meter kubik (m), kini tersungkur menjadi US$ 500 per m.

Wakil Presiden Direktur PT SLJ Global Tbk, David, menilai bahwa penurunan harga jual kayu lapis adalah efek dari perang dagang antara China kontra Amerika Serikat (AS). Kondisi tersebut menyebabkan ketidakpastian ekonomi di sejumlah negara.

Nah, tatkala permintaan kayu lapis di pasar global melemah, persaingan bisnis semakin ketat. Pasalnya, beberapa negara seperti Rusia ternyata sedang menambah ekspor kayu lapis.

Yang bikin tambah repot, selama ini pasar ekspor merupakan tulang punggung utama bisnis SLJ Global. Sebagai gambaran, hingga 31 Maret 2019 emiten tersebut membukukan pendapatan US$ 19,50 juta. Sebanyak US$ 17,42 juta atau 89,33% total pendapatan berasal dari pasar ekspor.

Tujuan ekspor terbesar ke kawasan Asia Timur yakni US$ 9,43 juta. Sisanya meliputi AS senilai US$ 5,30 juta, eropa US$ 1,73 juta dan asia tenggara US$ 1,23 juta.

Total pendapatan usaha SLJ Global pada kuartal I-2019 terhitung menyusut 8,84% ketimbang catatan di periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 2,39 juta. Walhasil, perusahaan itu juga menanggung rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa rugi bersih senilai US$ 2,35 juta. Padahal pada kuartal pertama tahun lalu masih bisa meraup untung US$ 2,03 juta.

Tren penurunan kinerja kuartal I 2019 SLJ Global adalah kelanjutan dari tahun lalu. "Masuk kuartal III-2018 mulai anjlok dan terbawa sampai kuartal I-2019," tutur David saat paparan publik, Senin (17/6).

SLJ Global berharap pasar kayu lapis ekspor bisa kembali bergairah pada semester II- 2019. Sambil menunggu datangnya dewi fortuna, perusahaan ini berikhtiar mengejar efisiensi biaya pada berbagai lini.

Private placement

Selain itu, SULI terus mengawal rencana Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement dalam rangka Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Karyawan (Management and Employee Stock Ownership Program/MESOP). Mereka akan mengeluarkan saham yang masih dalam simpanan (portepel) maksimal 5% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh.

MESOP bertujuan memberikan apresiasi kepada manajemen dan karyawan atas kinerja perusahaan. Selain itu, SLJ Global berniat memanfaatkan perolehan dana MESOP untuk memperkuat struktur permodalan. Namun agenda korporasi SLJ Global itu belum mendapatkan restu para pemegang saham. Pasalnya, rapat umum pemegang saham yang digelar kemarin tidak mencapai kuorum.

Dampaknya, hingga kini SLJ Global belum dapat mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) 2019. Padahal perusahaan tersebut mengaku membutuhkan dana belanja untuk ekspansi bisnis.

Bagikan

Berita Terbaru

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler