Aksi IPO Menjadi Sumber Penghasil Miliarder Baru di India

Sabtu, 04 Januari 2025 | 04:15 WIB
Aksi IPO Menjadi Sumber Penghasil Miliarder Baru di India
[ILUSTRASI. The Bombay Stock Exchange (BSE) logo is seen at the BSE building in Mumbai, India, January 25, 2017. REUTERS/Shailesh Andrade]
Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Tahun 2024 menjadi tahun yang luar biasa bagi pasar penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) di India. Tidak hanya menjadi negara penghasil aksi IPO terbanyak, IPO di India juga berhasil membawa pengusaha jadi miliarder. 

Mengutip Bloomberg, banyak dari miliarder baru tersebut merupakan pelopor di sektor energi terbarukan, yang tengah berkembang pesat di India. Salah satunya Chiranjiv Singh Saluja dari Premier Energies.  

Chiranjiv memimpin Premier Energies, yang didirikan ayahnya di 1995 silam. Perusahaan ini merupakan produsen modul surya dan sel surya terintegrasi terbesar kedua di India setelah Adani Group. Kini valuasi perusahaan Premier naik hampir tiga kali lipat sejak melantai di bursa pada September, dengan valuasi US$ 7 miliar.

Baca Juga: Kekayaan 500 Orang Terkaya Dunia Melonjak pada 2024, Lampaui US$ 10 Triliun

Pengusaha lain yang jadi miliarder setelah IPO adalah Hitech C. Doshi dari Waaree Group, produsen modul surya. Selain itu ada Bhavish Aggarwal, pemilik perusahaan pembuat kendaraan listrik Ola Electric Mobility Ltd, serta Manoj K. Upadhyaya, pemilik perusahaan pembangkit energi surya Acme Solar Holdings Ltd.

Menurut laporan oleh Frost & Sullivan, prospek bisnis pembangkit listrik tenaga surya di India cerah karena negara ini ingin menambah kapasitas listrik 100 GW dalam empat tahun ke depan. 

Kenaikan kekayaan juga ditopang tren pasar saham di India yang sedang naik daun di 2024. India mencetak rekor IPO, mencapai 1,66 triliun rupee dibandingkan 650 miliar rupee di 2023. 

Ini didorong kenaikan jumlah investor di bursa sebesar 27% menjadi 109 juta. Menurut data Prime Database, pada tahun ini, ada 85 perusahaan akan IPO dengan target emisi mencapai 1,53 triliun rupee.

Baca Juga: Harga Beras Ekspor India Terus Turun Karena Permintaan yang Lesu dan Pelemahan Rupee

Tren IPO diprediksi terus berlanjut pada paruh pertama 2025, tapi akan melambat di paruh kedua. "Perusahaan rintisan dan perusahaan teknologi akan merasa lebih sulit mencatatkan sahamnya  karena akan terjadi krisis likuiditas," kata Kunal Rambhia, Manajer Dana dan Kepala Strategi perdagangan The Streets. 

Himanshu Kohli, Pendiri Client Associates, menambahkan, pasar IPO India tidak lagi bergantung pada investor asing. Sebab, investor domestik dan lembaga domestik memiliki cukup uang.

Di Indonesia, pasar IPO justru loyo. Di 2024, tercatat hanya ada 41 emiten baru dengan emisi Rp 14,35 triliun. Angka ini turun dari tahun 2023 sebanyak 79 emiten baru, dengan emisi Rp 54,1 triliun.

Meski begitu ada juga pengendali yang kekayaannya melejit berkat IPO. Salah satunya adalah pemilik PT Daaz Bara Lestari Tbk Erwin Sutanto, yang kekayaannya menembus Rp 4 triliun.

Dari data Forbes, pengusaha Indonesia yang masuk jajaran miliarder dunia di 2024 bertambah delapan orang. Rata-rata, para miliarder ini berbisnis di bidang tambang, media dan manufaktur. Kendati begitu, kekayaan mereka naik bukan dari IPO. 

Baca Juga: Harga Beras Ekspor India Terus Turun Karena Permintaan yang Lesu dan Pelemahan Rupee

Bagikan

Berita Terbaru

ADB dan OECD Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5%, Jauh dari Target Pemerintah
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 05:10 WIB

ADB dan OECD Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5%, Jauh dari Target Pemerintah

Proyeksi pertumbuhan ekonomi dari OECD dan ADB memberikan pesan kinerja ekonomi nasional jauh dari ambisi pemerintah

Danantara Bersiap Lelang Proyek Listrik Sampah
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 05:00 WIB

Danantara Bersiap Lelang Proyek Listrik Sampah

Investor swasta masih menunggu aturan terkait beleid proyek listrik sampah  yang bakal dirilis pemerintah.

Rupiah Loyo, Reasuransi Atur Strategi
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 04:50 WIB

Rupiah Loyo, Reasuransi Atur Strategi

Karena kapasitas yang masih terbatas, masih banyak risiko yang harus dialihkan perusahaan reasuransi ke pemain asing.

Setelah Profit Taking, Simak Prediksi IHSG di Awal Kuartal IV Hari Ini, Rabu (1/10)
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 04:30 WIB

Setelah Profit Taking, Simak Prediksi IHSG di Awal Kuartal IV Hari Ini, Rabu (1/10)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi pelemahan 0,79% sepekan. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG masih menguat 13,86%.

Transcoal Pacific (TCPI) Menambah Kapal Anyar
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 04:20 WIB

Transcoal Pacific (TCPI) Menambah Kapal Anyar

TCPI akan menambah 27 unit kapal. Armada tersebut meliputi 11 unit tug boat, 11 unit barge, tiga unit pusher barge dan dua unit mother vessel. 

Kemampuan Bank Pelat Merah Mencetak Laba dari Operasional Merosot
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 04:20 WIB

Kemampuan Bank Pelat Merah Mencetak Laba dari Operasional Merosot

Bank milik Danantara yang masuk kategori KBMI 4 sama-sama mencatatkan penurunan laba operasional per Agustus 2025

Atur Strategi Agar Fitur Risk Sharing di Asuransi Kesehatan Tetap Kompetitif
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 04:15 WIB

Atur Strategi Agar Fitur Risk Sharing di Asuransi Kesehatan Tetap Kompetitif

Industri asuransi harus memutar otak agar produk dengan skema co-payment asuransi kesehatan bisa tetap dilirik pasar.

Belanja Subsidi dan Kompensasi Makin Melaju
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 04:15 WIB

Belanja Subsidi dan Kompensasi Makin Melaju

Per Agustus 2025, realisasi belanja subsidi dan kompensasi mencapai Rp 218 triliun atau 43,7% dari pagu. Angka ini tumbuh 4,5% secara tahunan.

Neraca Dagang RI Diproyeksi Masih Mencatatkan Kenaikan Surplus
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 04:10 WIB

Neraca Dagang RI Diproyeksi Masih Mencatatkan Kenaikan Surplus

Neraca perdagangan akan surplus sebesar US$ 5,3 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 4,17 miliar. 

Kebijakan Supercepat
| Rabu, 01 Oktober 2025 | 04:05 WIB

Kebijakan Supercepat

Sebagai pembayar pajak yang juga digunakan untuk membiayai pemerintahan, rakyat harus mendapat pemerintahan yang bijaksana dalam mengelola negara.

INDEKS BERITA

Terpopuler