Telkom (TLKM) Buka Suara Terkait Kasus Dugaan Korupsi & TPPU MDI Ventures di Tanihub

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akhirnya buka suara terkait penyidikan dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam pengelolaan dana investasi PT Metra Digital Investama Ventures (MDI Ventures) dan PT BRI Ventura Investama (BVI/BRI Ventures) pada PT Tani Group Indonesia tahun 2019-2023 yang sedang ditangani Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. MDI Ventures yang telah menyalurkan dana investasi US$ 25 juta atau sekitar Rp 400 miliar itu ke TaniHub, merupakan cucu usaha TLKM lewat PT Multimedia Nusantara (Metra).
Dalam keterangan tertulis kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Octavius Oky Prakarsa VP Investor Relation PT Telkom Indonesia Tbk menegaskan, sampai saat ini MDI menghormati proses hukum yang tengah berjalan dan berkomitmen untuk selalu kooperatif dengan pihak-pihak terkait. "Saat ini, proses hukum yang berjalan di Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pada tahap penyidikan. Kami masih terus mengikuti dan memantau perkembangan proses hukum secara seksama sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta mengedepankan asas praduga tak bersalah," terang Octavius, Senin (4/8).
Sayang, Octavius tidak memberikan keterangan detail mengenai latar belakang kasus tersebut, termasuk perkembangan kasusnya. "Kami masih terus mengikuti dan memantau perkembangan proses hukum secara seksama sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku," imbuh Octavius.
Sekadar mengingatkan, Donald Wihardja Direktur Utama MDI Ventures telah ditetapkan sebagai salah satu tersangka dalam kasus tersebut. Donald telah ditahan Bersama dua tersangka lainnya, yakni Ivan Arie Sustiawan dan Edison Tobing, masing-masing adalah mantan Direktur Utama dan mantan Direktur PT Tani Group Indonesia (TGI), perusahaan yang menaungi startup pertanian TaniHub serta afiliasinya.
Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pada Senin, 28 Juli 2025. Penyidik Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pun menahan ketiganya sejak tanggal tersebut sampai dengan 16 Agustus 2025.
Dalam kasus ini, Donald diduga berperan untuk menyetujui investasi secara melawan hukum. Sementara Ivan dan Edison diduga memanipulasi data perusahaan dalam rangka mendapatkan investasi dari MDI dan BRI Venture serta menggunakan dana investasi untuk kepentingan pribadi.
VP of Corporate Communications & Strategy MDI Ventures Alvin Evander saat dihubungi KONTAN mengatakan, sebagai salah satu investor di TaniHub, MDI Ventures menghormati proses hukum yang sedang berjalan. MDI Ventures pun menyatakan komitmennya untuk bersikap kooperatif terhadap seluruh pihak berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sejak awal, MDI Ventures secara konsisten menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) dalam setiap proses investasi, termasuk melakukan langkah-langkah mitigasi risiko sesuai kebijakan internal perusahaan dan standar industri.
“Selanjutnya, kami memastikan bahwa operasional perusahaan tetap berjalan normal dan seluruh fungsi bisnis tetap berlangsung sebagaimana mestinya,” tutur Alvin kepada KONTAN, Rabu (30/7).
MDI Ventures tak sendirian
Perlu diketahui, pada Mei 2021, MDI Ventures memimpin pendanaan seri B senilai US$ 65,5 juta atau Rp 942 miliar untuk TaniHub Group. Pendanaan tersebut menjaring partisipasi dari investor baru maupun investor yang sudah berpartisipasi sebelumnya, yaitu Add Ventures, BRI Ventures, Flourish Ventures, Intudo Ventures, Openspace Ventures, Tenaya Capital, UOB Venture Management, dan Vertex Ventures.
Salah satu investor lainnya adalah BRI Ventures (PT BRI Ventura Investama). Namun hingga kini, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan belum memberikan informasi mengenai ada tidaknya pihak dari BRI Ventures yang dijadikan tersangka. Sebagai catatan, merujuk laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) per 30 Juni 2025, total aset BRI Ventures di akhir enam bulan pertama 2025 berjumlah Rp 2,43 triliun, dari akhir tahun 2024 yang sebesar Rp 2,47 triliun.
BRI Ventures sebelumnya bernama PT Sarana Nusa Tenggara Timur Ventura (Sarana NTT Ventura), sebelum akhirnya pada 20 Desember 2018 diakuisisi oleh BRI dari PT Bahana Artha Ventura (BAV) dengan porsi kepemilikan sebesar 97,61%. Saat ini, BRI Ventures dinakhodai oleh Nicko Widjaja sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Profil para tersangka
Donald menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) MDI Ventures sejak Mei 2020 sampai dengan sekarang. Sebelum bergabung dengan MDI Ventures, Donald adalah partner di Convergence Ventures (sekarang AC Ventures) sejak tahun 2014.
Ia juga pernah menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) di Principia Management Group. Donald meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dan Ilmu Komputer dari University of California dan gelar Magister Ilmu Komputer dari Cornell University.
Di sisi lain, Ivan Arie Sustiawan telah mundur dari jabatannya sebagai CEO TaniHub dan TaniFund sejak awal kuartal kedua tahun 2021. Ivan yang merupakan co-founder TaniHub menjabat sebagai CEO TaniHub sejak tahun 2016 dan menambah perannya sebagai CEO TaniFund pada tahun 2017.
Melansir laman Linkedin-nya, sebelum bergabung di TaniHub, ia pernah menjabat sebagai Group Finance Happy Fresh dan cukup lama berperan sebagai Internal Control Development Managemet di Carrefour Indonesia. Setelah mundur dari TaniHub, ia kerap kali berganti-ganti jabatan.
Kebanyakannya adalah sebagai strategic advisor di perusahaan yang berbeda-beda, mulai dari Eratani, Agri Sparta Indonesia, Eresto, dan BroilerX dalam periode November 2021-Desember 2022. Terakhir, ia menjabat sebagai Chief Commercial Officer (CCO) di FarmByte mulai November 2024 sampai dengan Mei 2025.
Sementara itu, Edison Tobing pada awalnya menjabat sebagai VP of Finance TaniHub pada Desember 2018-Desember 2019. Kemudian, pada Januari 2020, ia diangkat menjadi Director of Finance and Accounting TaniHub serta Direktur TaniFund.
Namun, jabatannya sebagai Direktur TaniFund berakhir pada Februari 2021 dan sebagai Director of Finance and Accounting TaniHub pada April 2021. Setelahnya, terhitung sejak Juni 2021 sampai dengan saat ini, ia tercatat berperan sebagai Chairman & Co-Founder Jaring Pangan Nusantara yang merupakan platform B2B untuk menghubungkan rantai pangan nasional.