KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Nusa Tenggara mendapatkan perpanjangan rekomendasi ekspor konsentrat sebanyak 336.000 ton untuk periode Februari 2019 hingga Februari 2020. Izin ekspor mereka sebelumnya akan berakhir pada 21 Februari 2019 mendatang.
Pada periode sebelumnya, Amman Mineral mendapatkan rekomendasi ekspor konsentrat sebesar 450.826 ton. Namun tidak semua mereka manfaatkan karena menyesuaikan dengan operasional tambang. Maklumlah, perusahaan yang sebelumnya bernama Newmont Nusa Tenggara itu juga perlu mempertimbangkan efisiensi biaya setiap kali menambang.
Tahun ini, efisiensi biaya tetap menjadi pegangan Amman Mineral dalam menjalankan bisnisnya. "Pada tahun ini kami mendapatkan pasar atau penyerapan dalam negeri dan melakukan penyesuaian strategi operasi yang baru untuk memastikan semua inisiatif yang dilakukan dapat meningkatkan operasional," ujar Rachmat Makkasau, Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara kepada KONTAN, Jumat (15/2).
Fokus penambangan Amman Mineral tahun ini pada Fase 7. Mereka akan melakukan pengupasan lapisan tanah dan batuan alias overburden removal dan melanjutkan kegiatan eksplorasi.
Sambil jalan, Amman Mineral melanjutkan rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat alias smelter tembaga berkapasitas 1,3 juta ton. Mereka menargetkan proyek di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu masuk tahap commissioning atau uji coba operasional pada tahun 2022 nanti.
Sejauh ini, proyek smelter tembaga sampai tahap front end engineering design (FEED)atau penyusunan desain teknis dan rekayasa awal. "Kami melakukan bersama Outotec, sebuah perusahaan teknologi pemurnian mineral logam yang berbasis di Finlandia," terang Rachmat.
Amman Mineral sudah menyediakan lahan seluas 100 hektare (ha) untuk lokasi smelter tembaga. Hanya, manajemen perusahaan ini belum bersedia mengungkapkan total biaya investasi yang disediakan. Yang pasti, anggarannya sudah tersedia.
Sepanjang 2018, Amman Mineral memproduksi 57.089 dry metric ton (dmt) tembaga. Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh PT Medco Energi Internasional Tbk melalui PT Amman Mineral Internasional tersebut juga menghasilkan 1.935 kilogram (kg) emas.