Anak Usaha IPTV Batal Listing di Nasdaq, Hary Tanoe Berencana tapi Pasar Bicara Lain

Senin, 20 September 2021 | 08:37 WIB
Anak Usaha IPTV Batal Listing di Nasdaq, Hary Tanoe Berencana tapi Pasar Bicara Lain
[ILUSTRASI. Direktur Utama PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) Hary Tanoesoedibjo. Ambisi Hary Tanoe membawa perusahaannya listing di Nasdaq gagal seiring batalnya merger AVN dan Mallaca Straits. DOK/IPTV]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Namanya juga baru rencana tentu saja bisa gagal. Inilah yang terjadi pada ambisi Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) menggiring perusahaannya listing di bursa bergengsi di Amerika Serikat (AS), Nasdaq.

Tadinya, Asia Vision Network (AVN), anak perusahaan PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) bakal merger dengan Malacca Straits Acquisition Company (MLAC). Namun belakangan, MNC memberi kabar: merger batal dan perusahaan Hary Tanoe itu gagal manggung di Nasdaq.

Transaksi merger itu sudah diproses sejak semester kedua 2020. AVN bahkan sudah menyerahkan draft laporan registrasi konfidensial Formulir F-4 ke otoritas pasar modal Amerika Serikat (AS), Securities and Exchange Commission (SEC). 

Perkawinan antara MLAC dan AVN tunduk pada syarat dan kondisi penutupan yang berlaku, termasuk persetujuan dari pemegang saham MLAC. Targetnya, merger akan rampung pada kuartal ketiga 2021.

Baca Juga: Mencermati Aksi Merger dan Akuisisi Emiten di Bursa

Transaksi ini membuat Grup MNC kebanjiran dana segar ratusan juta dollar AS. Kantong AVN akan dibanjiri dana sekitar US$ 135 juta. MNC Group akan melakukan roll-over 100% ekuitasnya di AVN dan akan menerima tambahan saham AVN sehubungan dengan merger ini. 

Jika digabungkan dengan saham eksisting, IPTV akan memiliki jumlah saham yang mencerminkan nilai perusahaan pre-money AVN sebesar US$ 530 juta. 

Namun, kali ini peruntungan tak berpihak ke Hary Tanoe. Tak seperti rencana bisnisnya yang lain, semisal pemberian status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido yang berjalan mulus, merger dengan MLAC yang akan berujung pada backdoor listing AVN di Nasdaq batal.

 

 

Muharzi Hasril, Corporate Secretary PT MNC Vision Networks Tbk berkilah, memasuki tahun 2021, terjadi banyak sekali transaksi SPAC di Nasdaq, sehingga berpengaruh terhadap valuasi karena SPAC menjadi overcrowded. Termasuk berakibat harga saham MLAC tetap berada dibawah nilai nominal US$ 10 per saham.

"Setelah melalui penjajakan berbagai roadshow, MLAC dan AVN akhirnya sepakat untuk tidak melanjutkan transaksi," kata Muharzi Hasril, dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia, Jumat malam (17/9).

Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Masih Akan Merugi tapi Analis Memasang Rekomendasi Beli

Jika melihat grafik pergerakan harga saham MLAC di Nasdaq, rencana merger yang dilanjutkan backdoor listing AVN itu tampaknya memang disambut dingin investor pemegang saham MLAC. Sejak 8 Maret 2021 hingga 16 September 2021 waktu setempat, harga saham MLAC adem ayem saja. Hanya sideways di sekitar US$ 9 per saham, tanpa sekalipun menembus US$ 10 per saham. 

Pergerakan saham induk AVN, yakni IPTV di BEI, meski lebih atraktif, tak bisa disebut menarik. Sejak awal 2021, hanya dua kali saham IPV berhasil ditutup di atas Rp 300, yakni pada 4 Januari 2021 dan 10 Juni 2021. Harga saham IPTV saat ini, tak jauh-jauh dari harga perdananya saat initial public offering (IPO) Juli 2019 lalu di Rp 240 per saham.

Selanjutnya: Sinyal Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemakaian Listrik Pelanggan Industri Menanjak

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler