Untuk Kedua Kalinya, Anak Usaha Margahayuland Menunda Pelunasan MTN

Senin, 11 Maret 2019 | 14:15 WIB
Untuk Kedua Kalinya, Anak Usaha Margahayuland Menunda Pelunasan MTN
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha pengembang properti Margahayuland Development Group, PT Metro Permata Raya, gagal membayar pelunasan pokok dan bunga medium term notes (MTN) dengan tepat waktu.

Metro Permata Raya seharusnya berkewajiban untuk membayar pelunasan pokok dan bunga kedelapan atas MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahap II Tahun 2017 pada 11 Maret 2019.

Namun, berdasarkan surat Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kepada Direksi Pemegang Rekening KSEI per tanggal 8 Maret 2019, pembayaran pelunasan pokok senilai Rp 20,18 miliar dan bunga atas MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahap II ditunda.

Mengutip surat yang diteken Direktur KSEI Syafruddin dan Kepala Divisi Jasa Kustodian KSEI Hartati Handayani itu, penundaan pembayaran pelunasan pokok dan bunga itu berdasarkan surat dari Metro Permata Raya Nomor 004/MPR-JKT/III/2019 tertanggal 8 Maret 2019.

Atas keterlambatan tersebut, Metro Permata Raya selaku penerbit efek akan memberikan denda keterlambatan sesuai ketentuan.

Ini adalah kali kedua Metro Permata Raya mengajukan penundaan pelunasan pokok MTN. Semestinya, pembayaran bunga kedelapan dan pelunasan pokok atas MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahap II Tahun 2017 jatuh tempo pada 8 Maret 2019.

Begitu pula, MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahap I Tahun 2017 juga semestinya jatuh tempo pada 8 Maret 2019.

Namun, pada 5 Maret 2019, Metro Permata Raya berkirim surat kepada KSEI. Berdasarkan surat tersebut, pembayaran bunga kedelapan dan pelunasan pokok atas MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahap I Tahun 2017 yang seharusnya dilaksanakan pada 8 Maret 2019 ditunda menjadi 9 April 2019.

Sementara pembayaran bunga kedelapan dan pelunasan pokok atas MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahap II Tahun 2017 yang seharusnya dilaksanakan pada 8 Maret 2019 ditunda menjadi 11 Maret 2019.

Atas keterlambatan itu, Metro Permata Raya selaku penerbit efek memberikan denda keterlambatan.

Tahun lalu, Metro Permata Raya juga pernah gagal membayar bunga MTN tepat waktu. Pada 7 Juni 2018, Metro Permata Raya semestinya membayar bunga kelima atas kedua MTN yang telah diterbitkan.

Namun, pembayaran bunga kelima itu ditunda lantaran dana bunga MTN belum efektif berada di rekening KSEI sesuai waktu yang telah ditentukan.

KSEI baru menerima dana bunga dan denda 14 hari atas penundaan pembayaran bunga pada 20 Juni 2018. Dana tersebut kemudian KSEI distribusikan pada 21 Juni 2018.

MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahap I Tahun 2017 terbit pada 7 Maret 2017. Dengan jumlah pokok Rp 25 miliar, MTN bertenor dua tahun itu menawarkan bunga sebesar 14,5% yang dibayar setiap tiga bulan sekali.

Sementara MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahap II Tahun 2017 didistribusikan pada 13 April 2017. Dengan jumlah pokok Rp 20,18 miliar, MTN dengan tenor 685 hari itu juga menawarkan kupon 14,5%.

Bertindak sebagai agen pemantau MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya adalah PT Bank Bukopin Tbk (BBKP). Sementara PT Danareksa Sekuritas bertindak sebagai arranger.

Lisar Zukni,  Corporate Legal and External Affair Margahayuland Development,  mengatakan,  penundaan pelunasan pokok MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahun 2017 merupakan imbas dari kondisi ekonomi makro dan pasar properti yang tengah melambat.

Dana hasil penerbitan MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya, Lisar bilang,  digunakan untuk mendukung pembangunan proyek properti milik Metro Permata Raya.

Pasca mengantongi dana hasil penerbitan MTN, Metro Permata Raya meluncurkan dua proyek properti yang bertajuk East Garden dan Pakuan Mansion. Kedua proyek itu berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

Sayangnya, Lisar mengatakan,  penjualan properti di kedua proyek itu tidak berjalan mulus.  Kondisi ekonomi dan pasar properti yang tidak kondusif membuat penjualan unit properti tidak sesuai harapan. Karena itulah, Metro Permata Raya mengalami kesulitan dalam membayar pelunasan MTN. "Perlambatan sangat dirasakan perusahaan kami dalam  beberapa tahun ini," kata Lisar.

Meski begitu,  Margahayuland saat ini sedang berupaya untuk memulihkan keadaan.  Lisar bilang,  perusahaan juga sedang berupaya menyelesaikan kewajiban kepada investor MTN.

Salah satu strateginya adalah dengan melepas beberapa aset perusahaan kepada pihak lain.  Dengan strategi ini, Metro Permata Raya menargetkan akan membayar bunga dan pelunasan pokok MTN Berkelanjutan I Metro Permata Raya Tahap II Tahun 2017 pada 28 Maret 2019.

Berdasarkan penelusaran Kontan.co.id, anak usaha Margahayuland lainnya juga sempat bermasalah dalam menunaikan kewajiban pembayaran utang.

Tahun lalu, dua anak usaha Margahayuland, PT Bintang Mellenium Indonesia dan PT Menara Permata Properti, harus menghadapi permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Terhadap Menara Permata Properti, CIMB Niaga mengantongi tagihan sebesar Rp 172,46 miliar. Sementara kepada Bintang Millenium, CIMB Niaga memiliki piutang sebesar Rp 362 miliar. Namun, permohonan PKPU atas kedua perusahaan itu kemudian dicabut.

Lisar mengakui, anak usaha Margahayuland memang sempat menghadapi PKPU yang diajukan oleh CIMB Niaga. Namun, persoalan tersebut telah selesai melalui perjanjian perdamaian.

Berdiri sejak lebih dari 44 tahun lalu, Margahayuland merupakan salah satu pengembang besar di Jawa Barat. Selama kurun waktu tersebut, Margahayuland telah membangun lebih dari 50.000 unit properti residensial. Salah satu proyek residensial Margahayuland adalah De Marrakesh. Dikembangkan oleh Metro Permata Raya, proyek property itu dibangun di atas lahan seluas 12,5 hektare.

Selain rumah tapak, Margahayuland juga mengembangkan proyek properti komersial seperti Newton The Hybrid Park dan Metro Penthouse yang berlokasi di Bandung. Di Jakarta, Margahayuland membangun 19 Avenue Apartment.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025
| Minggu, 14 Desember 2025 | 17:29 WIB

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025

Analis menyebut bahwa KLBF turut memiliki peluang rebound sebab sisi kinerja keuangan, pertumbuhan operating income dan net income masih positif.

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

INDEKS BERITA

Terpopuler