Anggap Terlalu Murah, Nielsen Tolak Tawaran Pembelian dari Konsorsium Private Equity
KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Nielsen Holdings pada Minggu (20/3) mengatakan telah menolak proposal akuisisi dari sebuah konsorsium ekuitas swasta. Dalam proposal yang diajukan secara sepihak oleh penawar itu, Nielsen dihargai idak d yang menilai perusahaan peringkat TV sebesar US$ 9,13 miliar, atau setara Rp 130,9 triliun lebih.
Konsorsium mengajukan usulan akuisisi Nielsen seharga US$ 25,40 per saham. Dengan suara bulat, dewan perusahaan menilai penawaran itu akan secara signifikan menurunkan nilai perusahaan, demikian pernyataan Nielsen.
Wall Street Journal awal bulan ini memberitakan bahwa suatu konsorsium private equity, yang termasuk Elliott Management, sedang membahas kemungkinan mengakuisisi perusahaan tersebut dengan nilai sekitar $15 miliar, termasuk utang.
Baca Juga: Cadangan Emas Rusia Terbesar di Dunia: Ditolak Internasional, Diborong Warga Domestik
Elliott yang tergolong activist investor telah mendorong gagasan penjualan Nielsen pada 2018. Usulan itu memaksa perusahaan riset pasar tersebut mempertimbangkan pemisahannya menjadi dua perusahaan publik setahun kemudian.
Tetapi rencana itu dibatalkan pada tahun 2020, ketika Nielsen memutuskan untuk menjual unit data barang konsumennya seharga US$ 2,7 miliar untuk mempertajam fokus pada bisnis medianya.
Elliott memiliki 4,6% dari Nielsen dan termasuk di antara 10 pemegang saham teratas, menurut data Refinitiv. Elliott tidak segera menanggapi permintaan komentar atas penolakan Nielsen.
Baca Juga: Shanghai's Disney Resort Shut Amid Record Daily Local COVID Infections
WindAcre Partnership LLC, salah satu pemegang saham terbesar Nielsen, menyambut baik keputusan perusahaan untuk menolak tawaran tersebut.
Nielsen dikenal dengan peringkatnya yang digunakan untuk menentukan tarif iklan untuk iklan TV. Namun kehadiran layanan streaming seperti Netflix dan Disney+ telah membatasi cara Nielsen mengukur peringkat.
Perusahaan juga mengatakan bermaksud untuk memulai pembelian kembali saham di bawah otorisasi pembelian kembali saham senilai US$ 1 miliar yang disetujui sebelumnya ketika jendela perdagangan perusahaan terbuka.