Anggap Terlalu Murah, Nielsen Tolak Tawaran Pembelian dari Konsorsium Private Equity

Senin, 21 Maret 2022 | 13:23 WIB
Anggap Terlalu Murah, Nielsen Tolak Tawaran Pembelian dari Konsorsium Private Equity
[ILUSTRASI. Deretan banner iklan program televisi saat peluncuran paket berlangganan Indovision . di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/09/08/03]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Nielsen Holdings pada Minggu (20/3) mengatakan telah menolak proposal akuisisi dari sebuah konsorsium ekuitas swasta. Dalam proposal yang diajukan secara sepihak oleh penawar itu, Nielsen dihargai idak d yang menilai perusahaan peringkat TV sebesar US$ 9,13 miliar, atau setara Rp 130,9 triliun lebih.

Konsorsium mengajukan usulan akuisisi Nielsen seharga US$ 25,40 per saham. Dengan suara bulat, dewan perusahaan menilai penawaran itu akan secara signifikan menurunkan nilai perusahaan, demikian pernyataan Nielsen.

Wall Street Journal awal bulan ini memberitakan bahwa suatu konsorsium private equity, yang termasuk Elliott Management, sedang membahas kemungkinan mengakuisisi perusahaan tersebut dengan nilai sekitar $15 miliar, termasuk utang. 

Baca Juga: Cadangan Emas Rusia Terbesar di Dunia: Ditolak Internasional, Diborong Warga Domestik

Elliott yang tergolong activist investor telah mendorong gagasan penjualan Nielsen pada 2018. Usulan itu memaksa perusahaan riset pasar tersebut  mempertimbangkan pemisahannya menjadi dua perusahaan publik setahun kemudian.

Tetapi rencana itu dibatalkan pada tahun 2020, ketika Nielsen memutuskan untuk menjual unit data barang konsumennya seharga US$ 2,7 miliar untuk mempertajam fokus pada bisnis medianya.

Elliott memiliki 4,6% dari Nielsen dan termasuk di antara 10 pemegang saham teratas, menurut data Refinitiv. Elliott tidak segera menanggapi permintaan komentar atas penolakan Nielsen.

Baca Juga: Shanghai's Disney Resort Shut Amid Record Daily Local COVID Infections

WindAcre Partnership LLC, salah satu pemegang saham terbesar Nielsen, menyambut baik keputusan perusahaan untuk menolak tawaran tersebut.

Nielsen dikenal dengan peringkatnya yang digunakan untuk menentukan tarif iklan untuk iklan TV. Namun kehadiran layanan streaming seperti Netflix dan Disney+ telah membatasi cara Nielsen mengukur peringkat.

Perusahaan juga mengatakan bermaksud untuk memulai pembelian kembali saham di bawah otorisasi pembelian kembali saham senilai US$ 1 miliar yang disetujui sebelumnya ketika jendela perdagangan perusahaan terbuka.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Komoditas Bikin Saham Emiten Emas Memanas
| Kamis, 27 November 2025 | 15:57 WIB

Harga Komoditas Bikin Saham Emiten Emas Memanas

Margin yang dibukukan para pemain di sektor emas jauh lebih tinggi dan konsisten, terutama karena peran emas sebagai aset lindung nilai.

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi
| Kamis, 27 November 2025 | 10:00 WIB

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi

PetroChina International Jabung Ltd. merupakan produsen migas terbesar ke-9 di Indonesia, dengan produksi 58 MBOEPD pada 2024.

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat
| Kamis, 27 November 2025 | 09:37 WIB

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat

Manajemen menargetkan pemulihan profitabilitas pada 2026 lewat efisiensi biaya, perluasan jaringan layanan, serta penguatan portofolio. 

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera
| Kamis, 27 November 2025 | 09:33 WIB

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera

Kontrak itu memperkuat langkah PPRE dalam menghadirkan operasional pertambangan yang efektif, aman, dan berkelanjutan. 

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP
| Kamis, 27 November 2025 | 09:24 WIB

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP

Perkembangan proses hukum ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional maupun layanan bisnis PTPP.  

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group
| Kamis, 27 November 2025 | 07:58 WIB

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group

Semestinya kalau informasi tersebut benar, ANZ maupun Panin Financial berkewajiban melaporkan perubahan itu kepada publik dan otoritas.

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan
| Kamis, 27 November 2025 | 07:53 WIB

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan

Amerika Serikat (AS) merupakan pasar ekspor ban terbesar bagi Indonesia, dengan porsi mencapai 40%-45%.

Kasus Pajak
| Kamis, 27 November 2025 | 07:05 WIB

Kasus Pajak

Jadi pekerjaan rumah pemerintah untuk terus meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat ditengah marak kasus korupsi pajak.

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP
| Kamis, 27 November 2025 | 07:00 WIB

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP

Kasus korupsi di ASDP yang melibatkan para mantan petinggi BUMN ini merupakan ujian integritas dan kualitas pengambilan keputusan.​

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal
| Kamis, 27 November 2025 | 06:57 WIB

Harga Saham DNAR Lompat Kodok, Begini Kata Direktur OK Bank Soal Upaya Mengerek Modal

Lonjakan harga saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) seiring rencana OJK mengubah aturan permodalan bank umum.

INDEKS BERITA

Terpopuler