KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (21/1) menguat 0,15% ke 7.181,82. IHSG menghijau lima hari beruntun.
Penguatan IHSG anomali. Dua hari terakhir, asing mencatatkan aksi jual alias net sell sebesar Rp 659 miliar. Jika ditarik waktu lebih panjang sejak awal 025 alias year to date (ytd), di pasar saham net sell sebesar Rp 3,05 triliun.
Anomali lain, penguatan bursa saham terjadi sebelum dan pada saat pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI), Irvan Susandy optimistis kinerja bursa tetap oke usai pelantikan Trump. Optimisme itu di tengah investor yang cabut dari saham ke aset investasi lain, termasuk kripto. Trump dikenal pro kripto.
Belum lagi rupiah betah di atas Rp 16.300 per dolar AS. "Bom waktu" tingginya utang saat Joko Widodo (Jokowi) berkuasa siap meledak. Bahana Sekuritas mencatat utang luar negeri jatuh tempo Januari 2025 senilai US$ 6,8 miliar. Ini menyulut permintaan dolar AS bulanan tertinggi.
Kita sudah terbiasa di kondisi yang penuh manipulasi. Saat Jokowi berkuasa, ia terbiasa memakai buzzer, sehingga masyarakat tidak mendapat informasi dengan benar.
Kelakuan Gibran Rakabuming Raka, putera Jokowi, yang memberi bantuan dengan namanya dianggap wajar. "Di negara lain tidak ada bantuan dalam negeri pakai cap," ujar treasury bank Eropa di Singapura.
Pemerintah baru juga gemar menggunakan buzzer dan media sosial. Makan bergizi gratis misalnya, pengkritik dibungkam. Pembungkam bukan pemerintah, tapi buzzer. Beberapa waktu lalu ada anak SMA yang meminta maaf, karena mengkiritisi program tersebut.
Lalu Deddy Corbuzier marah-marah terhadap pelajar SD yang menyebut rasa makan bergizi kurang enak. Ia membandingkan anaknya saat ikut ia syuting makan dengan makanan boks. Tapi apakah harganya juga Rp 10.000, Om Ded?
Saya mengkonfirmasi ke produser eksekutif -Filmnya meledak dan terlaris nomor satu, sehingga dibikin sekuel. Berapa harga makanan syuting? "Tiga kali makan Rp 75.000 - Rp 80.000," terang produser tersebut kepada saya. Jadi rata-rata lebih dari Rp 25.000. Beda jauh dengan makan bergizi pemerintah.
Puncak anomali pemerintah, mengangkat buzzer Jokowi, Rudi Sutanto alias Rudi Valinka sebagai staf khusus. Dan sang menteri mengaku tidak tahu latar belakang sang staf khusus.