Apindo Siapkan Roadmap Ekonomi Versi Pebisnis untuk Pemerintahan Baru

Kamis, 11 April 2019 | 07:40 WIB
Apindo Siapkan Roadmap Ekonomi Versi Pebisnis untuk Pemerintahan Baru
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tengah menyusun peta jalan perekonomian Indonesia untuk periode 2019-2024. Roadmap itu mencerminkan pemikiran dan harapan dunia usaha terhadap perekonomian, khususnya upaya meningkatkan daya saing nasional.

Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani mengatakan, peta jalan perekonomian Indonesia dari sudut pelaku usaha ini secara khusus disiapkan sebagai rekomendasi bagi pemerintahan pemenang Pemilu 2019. Penyusunan peta jalan ini berasal dari hasil rekomendasi, survei, hingga forum diskusi kelompok atau focus group discussion (FGD) yang telah dilakukan oleh pengusaha dari berbagai sektor, baik pengusaha anggota Apindo maupun asosiasi pengusaha lainnya. "Nantinya fokus roadmap terbagi menjadi dua, yaitu isu sektoral dan isu lintas sektoral," kata Shinta, Rabu (10/4).

Isu sektoral akan ditujukan untuk memberi gambaran, rekomendasi, dan harapan pelaku usaha untuk sektor tertentu. Misalnya, sektor industri pengolahan, industri pariwisata, pangan dan pertanian, energi, infrastruktur, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Adapun, isu lintas sektoral yang diangkat oleh Apindo dalam roadmap tersebut terutama terkait isu makroekonomi, ketenagakerjaan, perpajakan, perbankan dan pembiayaan, serta regulasi dan birokrasi dunia usaha. "Semuanya itu akan kami jelaskan spesifik dan konkret agar pemerintah dan dunia usaha bisa saling menganalisa apa yang selama ini sudah terjadi di sektor-sektor itu, dan perbaikan-perbaikan apa yang perlu dilakukan," terang Shinta.

Saat ini, roadmap tersebut masih dalam proses penyusunan. Shinta menyebut roadmap ditargetkan rampung pada Agustus 2019 mendatang dan siap diberikan kepada presiden terpilih untuk periode 2019-2024. Harapan pengusaha, peta jalan ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir stagnan di kisaran 5%.

Sementara, Pengamat Ekonomi Unika Atmajaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi meliputi beberapa faktor. Selain produktivitas tenaga kerja, perlu peranan dunia usaha agar bisa menjaga ekspansi.

Makanya, pemerintah perlu membenahi isu yang menghambat laju ekspansi bisnis dan industri di Indonesia, seperti isu soal upah buruh.

Bagikan

Berita Terbaru

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO
| Kamis, 21 November 2024 | 18:03 WIB

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup getol menggembok saham emiten beberapa waktu terakhir, meski di tengah kondisi pasar yang lesu.

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025
| Kamis, 21 November 2024 | 17:37 WIB

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025

Deloitte mengungkapkan terjadi penurunan yang signifikan perusahaan yang melaksanakan IPO di Indonesia, dibandingkan tahun sebelumnya.

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China
| Kamis, 21 November 2024 | 16:59 WIB

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China

Terpilihnya Donald Trump menimbulkan kekhawatiran terjadi perang dagang Amerika Serikat-China, seperti yang terjadi tahun 2018 silam. 

 Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya
| Kamis, 21 November 2024 | 09:12 WIB

Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya

PTBA menggadang hilirisasi batubara menjadi Artificial graphite dan anode sheet. Sementara ADRO berambisi menjadikannya bahan baku pupuk.

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan
| Kamis, 21 November 2024 | 08:54 WIB

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan

Pemerintah mengklaim bakal membantu pembangunan transmisi dan gardu induk lantaran tidak mudah untuk mencapai nilai keekonomian.. 

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit
| Kamis, 21 November 2024 | 08:45 WIB

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit

Mata uang Asia masih berpeluang melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) setidaknya sampai akhir tahun 2024 ini.

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:43 WIB

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi

Berinvestasi pada surat utang korporasi menjadi alternatif menarik bagi investor, Terlebih, di tengah kondisi pasar yang volatil 

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy
| Kamis, 21 November 2024 | 08:37 WIB

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy

Menakar prospek bisnis dan kinerja saham PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) di tengah tren laju harga amonia

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:05 WIB

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi

Net foreign buy terbesar dalam lima hari terakhir tercatat berlangsung di saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal
| Kamis, 21 November 2024 | 07:55 WIB

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal

Undang-Undang (UU) Migas memperbolehkan entitas koperasi untuk mengelola sumur minyak tua yang selama ini dibor secara ilegal oleh masyarakat.

INDEKS BERITA

Terpopuler