April, Dana Kelolaan Industri Reksadana Menyusut

Selasa, 17 Mei 2022 | 04:05 WIB
April, Dana Kelolaan Industri Reksadana Menyusut
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana turun pada April 2022. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksadana pada April 2022 sebesar Rp 566,44 triliun. Angka tersebut turun 0,31% dari bulan sebelumnya.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, dana kelolaan reksadana berbasis saham naik paling tinggi. Pada April 2022, AUM reksadana indeks dan reksadana saham masing-masing naik 4,87% dan 3,87% menjadi Rp 9,48 triliun dan Rp 129,35 triliun. "Ini imbas kinerja saham sepanjang April yang tercermin dari IHSG berhasil all time high," jelas dia.

Sementara itu Wawan bilang, terlepas dari sudah hilangnya insentif pajak, ternyata minat reksadana proteksi masih ada. Hal ini tampak dari AUM reksadana terproteksi naik dari Rp 102,54 triliun menjadi Rp 105,2 triliun.

Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Berpotensi Tumbuh pada Bulan Mei 2022

Namun, dana kelolaan reksadana pasar uang 1,31% jadi Rp 109,22 triliun. Wawan menilai, ini karena antisipasi libur Lebaran membuat investor ritel membutuhkan dana tunai. Alhasil, banyak net redemption.

AUM reksadana pendapatan tetap juga turun 3,81% dari Rp 155,77 triliun menjadi Rp 149,84 triliun. Hal ini imbas kenaikan suku bunga yang menekan harga obligasi. Memasuki bulan Mei, Wawan memperkirakan, AUM reksadana pendapatan tetap berpotensi turun karena sentimen kenaikan suku bunga.

Di satu sisi, dana kelolaan reksadana pasar uang berpotensi naik karena kenaikan suku bunga bisa mengangkat kinerjanya dan mendorong aksi net subscription. "Kalau reksadana saham ada potensi turun karena saham terkoreksi. Tetapi dana kelolaan naik, subscription, karena terkadang tren koreksi IHSG justru dimanfaatkan untuk ambil posisi," ujar Wawan.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menjelaskan, pertumbuhan AUM pada reksadana saham dan indeks ditopang penguatan pasar. Memasuki bulan Mei, dia melihat, kondisi pasar bakal kurang stabil dan bisa membuat dana kelolaan reksadana kembali tertekan. Hal itu karena sentimen bunga,  kinerja reksadana berbasis saham maupun obligasi bisa tertekan.

Baca Juga: Dana Kelolaan Industri Reksadana Turun Rp 1,75 Triliun di April 2022

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler