Aset Industri Multifinance Tumbuh Mini

Sabtu, 26 Januari 2019 | 04:40 WIB
Aset Industri Multifinance Tumbuh Mini
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance mencatatkan penurunan pertumbuhan aset pada tahun 2018 dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset industri multifinance cuma tumbuh 5,7% year on year (yoy) menjadi Rp 504,76 triliun pada 2018. Ini lebih rendah dibandingkan tahun 2017 di mana aset multifinance tumbuh 7,76% yoy menjadi Rp 477,16 triliun.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W. Budiawan mengatakan, pertumbuhan aset multifinance melambat karena sumber pendanaan dari perbankan juga menurun.

Akibatnya, multifinance yang kekurangan modal tidak bisa meningkatkan pembiayaan. Ujungnya, pertumbuhan pembiayaan pun rendah.
 
Pertumbuhan aset multifinance jugatergeruskarena ada tiga perusahaan multifinance berbasis syariah berhenti beroperasi. Hal ini diperparah oleh kondisi pasar otomotif yang sedang lesu.
 
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Soewandi Wiratno, mengatakan, perbankan semakin berhati -hati memberikan pinjaman akibat terkuaknya kasus multifinance nakal. Perbankan jadi hilang kepercayaan kepada industri multifinance. Padahal pendanaan dari bank merupakan bagian penting bagi bisnis pembiayaan, ungkap Soewandi.
 
Toh, Soewandi berharap bisnis pembiayaan tumbuh positif tahun ini. Dia memproyeksikan penyaluran kredit bisa tumbuh 6%-7%. Sementara aset industri pembiyaan diharapkan naik 8%-9% di 2019.
 
Salah satu multifinance yang mengalami penurunan aset adalah PT JTrust Olympindo Multi Finance (JTO Finance). Direktur JTO Finance Meilyana Bintoro mengaku, asetnya turun 30% yoy pada 2018 karena persediaan pendanaan menipis. Awal 2018 investor belum ada yang masuk, tapi di Oktober 2018 masuk pendanaan dari Bank JTrust Indonesia, ujarnya.
 
Pendanaan dari grup tersebut membuat JTO Finance berharap pembiayaannya tahun ini bisa mencapai Rp 1,8 triliun, naik 227,27% yoy dibandingkan realisasi tahun 2018 yang sebesar Rp 550 miliar.
 
Sebaliknya, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) justru mencatatkan pertumbuhan aset 17%-19% pada 2018. Sebanyak 90% berbentuk kredit yang mengalir kepada debitur.
 
Direktur Keuangan MTF Armendra mengungkapkan, MTF menorehkan pembiayaan Rp 25 triliunRp 27 triliun pada 2018. MTF yakin dapat meningkatkan nilai pembiayaan menjadi Rp 30 triliun pada 2019 dengan proyeksi aset sekitar Rp 18 triliun Rp 20 triliun pada tahun ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Korporasi Dibayangi Risiko Gagal Bayar, Imbas Perang Dagang
| Kamis, 10 April 2025 | 22:40 WIB

Korporasi Dibayangi Risiko Gagal Bayar, Imbas Perang Dagang

Moody's Ratings memprediksi tingkat gagal bayar korporasi global dapat melampaui 8% dalam skenario terburuk. 

Bak Senjata Makan Tuan, Perang Dagang bisa Bikin Hegemoni Ekonomi AS Terkikis
| Kamis, 10 April 2025 | 22:17 WIB

Bak Senjata Makan Tuan, Perang Dagang bisa Bikin Hegemoni Ekonomi AS Terkikis

Blok dagang seperti BRICS atau RCEP bisa menggantikan posisi dominan institusi multilateral seperti G7 dan WTO.

Bisnisnya Masih Menguntungkan, Ekspansi Gerai Alfamart dan Indomaret Terus Berlanjut
| Kamis, 10 April 2025 | 16:50 WIB

Bisnisnya Masih Menguntungkan, Ekspansi Gerai Alfamart dan Indomaret Terus Berlanjut

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menargetkan pembukaan 800 hingga 1.000 gerai baru pada tahun 2025.

Profit 29,86% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket ke Langit (10 April 2025)
| Kamis, 10 April 2025 | 09:56 WIB

Profit 29,86% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket ke Langit (10 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (10 April 2025) ukuran 1 gram Rp 1.846.000. Pembeli setahun lalu bisa untung 29,86% jika menjual hari ini.

Penyaluran Bansos Kuartal I-2025 Capai Rp 18,64 T
| Kamis, 10 April 2025 | 09:00 WIB

Penyaluran Bansos Kuartal I-2025 Capai Rp 18,64 T

Realisasi penyaluran bantuan sosial hingga kuartal I-2025 mencapai 24,95% dari pagu anggaran Rp 74,76 triliun.​

Pebisnis Menyoroti Pelonggaran TKDN
| Kamis, 10 April 2025 | 08:54 WIB

Pebisnis Menyoroti Pelonggaran TKDN

"Perusahaan lokal mungkin akan kurang termotivasi untuk berinvestasi dalam inovasi dan pengembangan produk mereka," kata Soegiharto.

Perusahaan Konstruksi Memitigasi Risiko Kurs
| Kamis, 10 April 2025 | 08:48 WIB

Perusahaan Konstruksi Memitigasi Risiko Kurs

Perusahaan konstruksi pun mulai melakukan mitigasi terhadap dampak gejolak ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Inalum Tidak Terpengaruh Efek Tarif Trump
| Kamis, 10 April 2025 | 08:38 WIB

Inalum Tidak Terpengaruh Efek Tarif Trump

Kinerja Inalum tak terlalu dipengaruhi tarif-tarif tersebut karena volume produksi aluminium masih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan lokal

Indonesia dan AS Bahas Proyek Mineral Kritis
| Kamis, 10 April 2025 | 08:35 WIB

Indonesia dan AS Bahas Proyek Mineral Kritis

Indonesia masih membutuhkan investasi dalam pengembangan mineral kritis. Hanya saja, kerja sama ini tidak terpaku hanya untuk Amerika.

Inpex Mulai Garap Proyek Abadi Masela
| Kamis, 10 April 2025 | 08:28 WIB

Inpex Mulai Garap Proyek Abadi Masela

Inpex Masela memegang 65% hak partisipasi, dan PHE Masela serta Petronas Masela masing-masing 20% dan 15%.

INDEKS BERITA

Terpopuler