KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asuransi Jiwa Generali Indonesia menambah bobot kepemilikannya di aset saham.
Saham yang jadi pilihan asuransi yang terafiliasi dengan Generali Group, perusahaan asuransi multinasional yang berbasis di eropa, itu adalah PT HK Metals Utama Tbk (HKMU).
HK Metals Utama sendiri merupakan produsen dan distributor produk bahan bangunan dan rumah tangga, seperti aluminium ekstrusi.
Nah, merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 29 Mei 2020, Generali memiliki 162.237.800 lembar saham, setara 5,04% modal disetor dan ditempatkan penuh pada HKMU.
Sebelumnya, nama Generali tidak terekam dalam daftar pemilik saham di atas 5% yang dirilis KSEI.
Sejauh ini, HKMU juga satu-satunya aset saham yang dimiliki Generali dengan kepemilikan di atas 5%.
Baca Juga: Jaga kinerja, HK Metals Utama jajal segmen pasar baru tahun ini
Di sisi lain, sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2018, performa harga saham HKMU jauh dari kata memuaskan.
Listing dengan harga perdana Rp 230 per saham, HKMU sempat menyentuh rekor tertinggi di Rp 376 pada 7 Desember 2018.
Namun hingga 29 November 2019 harga sahamnya hanya berkonsolidasi di kisaran Rp 300.
Berikutnya, saham HKMU terus terkoreksi ke bawah zona Rp 100, hingga mencapai level terendah di Rp 63 per saham pada 29 Mei 2020.
Pada penutupan perdagangan 4 Juni 2020 harga saham HKMU ada di Rp 67 per saham.
Tekanan terhadap harga saham HKMU berlangsung meski kinerja keuangan emiten tersebut sejatinya tumbuh positif.
HKMU merilis laporan keuangan tahun 2019 pada 28 Mei 2020, atau sehari sebelum harga sahamnya mencapai rekor terendah sepanjang sejarah.
Baca Juga: Emiten baja menyiapkan siasat hadapi sentimen corona
Nah, pada tahun lalu penjualan HKMU meloncat 47,04% year on year (yoy) menjadi Rp 1,27 triliun.
Produk alumunium masih menjadi kontributor utama bagi total penjualan yang dibubuhkan HKMU.
Nilainya mencapai Rp 574,4 miliar, yang merupakan akumulasi dari lini bisnis manufaktur dan perdagangan.
Sementara laba tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk juga naik 29,08% yoy menjadi sekitar Rp 86,37 miliar.