Atur Strategi Ekspansi, Go-Jek Optimis Bisa Segera Mengaspal di Filipina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana ekspansi Go-Jek di pasar regional membutuhkan tambahan waktu. Saat ini, Go-Jek harus memenuhi persyaratan yang diminta oleh pemerintah Filipina untuk memenuhi kriteria pemilikan di Filipina.
Kevin Aluwi, Co-Founder dan CFO Go-Jek menyebut pihaknya tengah menjalin komunikasi untuk memperbaiki dan memenuhi persyaratan yang diminta pemerintah Filipina. “Filipina merupakan salah satu pasar terpenting bagi Go-Jek, saat ini kami masih menjalin komunikasi dengan lembaga pemerintah lokal untuk memenuhi permintaan dari pemerintah lokal,” kata Kevin dalam Indonesia PE-VC Summit, Kamis (24/1).
Meski harus molor dari rencana ekspansi, Kevin menyebut Go-Jek tetap optimis ekspansi ini tetap terlaksana dalam waktu dekat. Sambil menjalin komunikasi, Go-Jek juga mengatur strategi untuk bisa merealisasikan rencana ekspansinya di pasar Asia Tenggara.
Strategi ekspansi
Go-Jek mengaku harus menyiapkan berbagai strategi berbeda untuk dapat diterima pasar lokal. Setelah ditolak pemerintah Filipina untuk layanan transportasinya, Go-Jek lantas mengakuisisi perusahaan financial technology (fintech) lokal, Coins.ph senilai US$ 72 juta.
“Saat ekspansi ke luar negeri, kami selalu menentukan strategi dan pendekatan yang paling relevan untuk pasar tersebut, seperti yang kami lakukakn di Thailand memisahkan brand kami dan menggunakan brand lokal,” ujar Kevin.
Sementara, di pasar Singapura Go-Jek tetap menggunakan brand dan identitasnya. Meski tak menyebut secara gamblang, dengan tetap menggunakan brand Go-Jek agaknya perusahaan yang berdiri tahun 2011 ini ingin bersaing menaklukkan pasar Singapura yang jadi markas Grab.
Sepanjang tahun 2018, Kevin mengatakan transaksi yang terjadi di dalam aplikasi Go-Jek senilai US$ 12,5 miliar. Dengan total download lebih dari 130 juta di pasar Asia, merchant Go Food juga tembus di angka 400 ribu. Saat ini, valuasi Go-Jek diprediksi mencapai US$ 9 miliar hingga US$ 10 miliar.
“Saat ini kami merupakan perusahaan dengan model transaksional terbesar di Asia Tenggara,” ujar Kevin.
Pangsa pasar layanan ride-hailing di Asia Tenggara diperkirakan akan melonjak hingga US$ 30 miliar pada 2025 dari tahun lalu sebesasr US$ 7,7 miliar. Walau mengincar kawasan Asia Tenggara, Go-Jek masih mempertimbangkan pasar Malaysia untuk ekspansi.